Jessy menggeram marah didalam kamarnya. Ia begitu marah dan kesal pada Dean. Setelah semalam Dean menggodanya habis-habisan, tadi pagi ia sengaja melakukan hal bodoh didepan kedua orangtuanya. Dean terus-terusan bersikap seolah peduli padanya. Ia seakan-akan terlihat mencintainya. Begitulah yang ia sadari walaupun sebenarnya ia sendiri belum pernah mengalaminya. Jika Dean melakukan hal bodoh terus, bagaimana jika ia jatuh cinta padanya?
Pagi tadi..
Jessy tengah berada di meja makan bersama Lee dan Anastasia. Mereka sedang berbincang tentang kehidupan masa kecilnya di Nevada dulu.
"Yayasan yang aku tempati termasuk yayasan yang sedikit tidak terawat. Tapi, pemandangan disana indah sekali. Ketika kau keluar rumah, kau akan melihat pegunungan indah di sebelah barat. Tak jauh dari yayasan, kau bisa melihat Tahoe Lake yang terkenal itu." ucap Jessy bangga.
"Kau asli penduduk Nevada?" tanya Anastasia.
"Iya. Aku ditemukan oleh pemilik yayasan sembilan belas tahun yang lalu di kota Carson." jawab Jessy tanpa beban.
"Kau kehilangan kedua orangtuamu sejak kecil?" tanya Lee serius.
"Aku sempat menyelidikinya ketika aku beranjak dewasa. Tapi aku menyerah karena aku tidak tahu harus mencari kedua orangtuaku dimana." jawab Jessy. "Kemudian saat itu pula aku berfikir untuk waktu yang cukup lama. Kedua orangtuaku, aku putuskan sudah meninggal."
"Oh, sayang.. Tapi kau jangan sedih. Ada kami. Sebentar lagi kau akan menikah dengan Dean. Kau menjadi keluarga kami" Ucap Anastasia. Ia berdiri dan memeluk Jessy yang duduk disebrangnya.
Jessy terdiam. Sampai kapan?
"Selamat pagi.." ucap Dean. Ia terlihat lebih segar dibandingkan tadi malam. Ia menatap Jessy dan tersenyum. Ia kembali teringat kejadian tadi malam. Wajah Jessy terlihat memerah. Ia tidak tahan untuk menggodanya. Iapun menghampiri Jessy dan memeluknya dari belakang. "Apakah kau tidur nyenyak tadi malam? Sayangnya aku pergi dari kamarmu. Jika tidak..." ucapnya tertahan.
"Jika tidak, kau tidak akan bisa bangun pagi seperti sekarang." jawab Jessy gugup. Ia melepaskan tangan Dean dengan cepat.
Lee mengangkat salah satu alisnya. "Aku tidak menyangka kalian akan dekat secepat itu."
"Aku ingin cepat-cepat menikahinya, dad." ucap Dean. Kemudian ia menoleh pada Jessy. "Satu juta dollar." bisiknya.
Jessy langsung melotot. Tidak ada yang tahu tentang uang satu juta dollar itu diantara mereka.
"Satu juta dollar?" tanya Anastasia.
"Sepertinya aku harus cepat ke dalam. Ada yang harus aku lakukan." ucap Jessy cepat. Ia langsung berdiri dan berlari ke kamar.
Terdengar suara pintu diketuk. Jessy tidak berani membukanya. Ia menjauhi pintu. Ia melihat pintu perlahan terbuka. Sosok Dean masuk tanpa ia persilahkan.
"Kau seperti ketakutan ketika melihatku." ujarnya sambil menghampirinya.
"Aku benci dengan sikapmu dimeja makan tadi. Aku benci dengan drama ini. Semuanya terjadi seakan naskah yang telah kau buat." ucap Jessy marah.
"Kau sendiri yang mau. Aku hanya memberikan sedikit bantuan agar drama ini bisa diselesaikan dengan baik." ucap Dean sambil tersenyum. "Satu juta dollar itu yang kau minta bukan? Kenapa orangtuaku tidak boleh mengetahuinya? Kau ingin orangtuaku hanya melihat sikap manismu saja?"
"Lebih baik aku menyerah saja. Aku tidak mau mengikuti semua kemauanmu. Lebih baik aku pulang ke Nevada dan melanjutkan hidupku disana."
Dean duduk di pinggir tempat tidur. "Tidak bisa. Kau harus melakukan fitting dress untuk pernikahan kita dengan ibuku sore ini."
"Aku tidak mau."
Dean berdiri kembali. "Kau keras kepala sekali. Terserah. Aku sudah meminta pada ibuku untuk mengatur semuanya. Asal kau tahu, pernikahan kita akan dilakukan minggu depan. Sebelum pernikahan kita, kau masih harus menemaniku ke salah satu acara award. Kemudian melakukan pesta dengan kru dan aktris film ku untuk merayakan kesuksesan Death." Sampai bertemu di rumah perancang. Aku harus pergi menemui temanku di kantor. Aku harap tidak terlambat nanti sore" ucapnya sambil berjalan keluar.
...***...
"Apakah kita bermimpi akan melakukan pemotretan dengan sutradara muda itu lagi?" tanya Isabella.bersemangat. Minggu lalu ia dan suaminya diberi tahu secara mendadak tentang sorot bintang yang menjadi cover majalah ternama di New York. Padahal mereka baru saja menyelesaikan pekerjaan mereka di Dubai. Awalnya suaminya menolak karena ia takut dirinya lelah. Tapi karena Dean Justin Lee yang akan mereka datangi, Isabella bersemangat.
Isabella dan Jonas baru saja mendarat di bandara setelah melakukan penerbangan selama empat belas jam. Ia tidak merasa lelah sedikitpun. "Apakah kita harus mengucapkan selamat pada Dean? Apakah kita bisa bertemu calon istrinya? Sepertinya media saat ini menutup wajah calon istrinya. Sayang sekali, aku tidak bisa melihatnya." ucap Isabella kembali. Karena begitu antusias, ia terus berbicara. Selama sepuluh tahun ini mereka tidak pernah diam di satu tempat dengan tetap. Semuanya karena setiap hari, berita mengenai para aktris dunia telah mencuri perhatian masyarakat di dunia.
Jonas menggenggam tangan Isabella dengan erat. "Aku harap keputusan kita untuk mundur dari dunia hiburan ini tepat. Aku lelah. Begitu juga denganmu. Kita tidak pernah diam di satu tempat untuk waktu yang lama. Aku pikir pemotretan Dean menjadi yang terakhir adalah sesuatu yang harus kita banggakan. Siapa yang tidak mengenal seorang Dean?"
Isabella tersenyum. "Ya, mari kita melakukan yang terbaik."
"Yunani?"tanya Dean kembali.
"Ya, saat ini Yunani menjadi sorotan. Naskah yang aku buat sudah aku sesuaikan." jelas Jeremy.
Dean melihat handphonenya."Yunani.." ucapnya pelan. Ia kemudian melihat gambar dari negara itu. "Baiklah, kita coba. Oh ya, bisa kau sedikit ganti adegan romantis di naskah yang kau buat? Semalam aku membacanya dan ada yang sedikit menggangguku."
Jeremy tertawa sehingga seluruh pegawai menatapnya. "Kau mau menghapus adegan romantis di film itu? C'mon Dean, adegan itu hanya lima persen dari seluruh isi cerita. Kenapa kau selalu menolaknya?"
"Kau tahu sendiri jika aku tidak menyukainya." ucap Dean tegas.
"Hello, ini film action. Adegan romantis di film ini hanya lima persen. Kau terlalu mengada-ngada. Aku dengar kau akan menikah? Jangan-jangan kau memang tidak bisa berlaku romantis pada pasanganmu?" ejek Jeremy.
"Itu berbeda.." elak Dean.
Jeremy menghela nafas. "Dean, dengarkan aku. Adegan romantis aku buat untuk menarik penonton wanita. Kau tidak mungkin membuat film hanya untuk semua penonton pria bukan?"
"Aku setuju. Dean terlalu mengada-ngada." ucap Harris yang sudah berada di belakangnya.
Dean menoleh. "Jangan ikut campur.."
"Aku hanya ingin memberitahumu. Fotographer dan asistennya sudah menunggu di kantor. Kau ingin menemui mereka?" tanya Harris.
"Wawancara apa?"tanya Dean bingung.
"Aku sudah memberitahumu minggu lalu. Kau menjadi cover majalah New York bulan depan." ucap Harris.
"Aku tidak ingat." ucap Dean sambil berdiri. Ia menatap jam tangannya. Fitting baju pengantin masih ada waktu empat jam. Ia pikir cukup. Iapun berjalan keluar untuk melanjutkan pekerjaannya. Film Death telah menyita kesibukannya. Jika film yang akan datang sukses seperti ini kembali, ia harus siap. Ia hanya akan fokus pada film yang akan ia buat nanti. Untuk apa ia melakukannya? Tentu saja untuk mengalahkan kesuksesan ayahnya dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
4GDHGita
rahasia dibalik cerita otor,siapakah Isabella dan Jonas..!!??bisa diprediksi pasti mereka juga peran penting di novel ini,secara Cindy yg ga penting" amat udah ga kebagian scene..!!!🤗🤗🤗
2021-06-04
0
Ran_kudo
obsesi Dean.. mengalahkan kepopuleran ayah nya ..😌🤔
gak sabar pengen tau siapakah Isabella dan Jonas itu..
2021-05-16
2
Seriani Yap
Lanjut semangat nya
2021-01-31
0