"Apa yang harus aku lakukan?" Tanya Jessy gugup. Ia bahkan sempat tidak menyadari mobil yang mereka gunakan saat ini adalah sebuah limousine. Ketika disebuah gedung yang ia tidak tahu dimana tadi, mereka berdua pindah mobil dengan seorang supir memakai pakaian resmi. Dan ia kini yakin jika mereka akan pergi ke sebuah acara besar. Ia menatap setiap sudut dari mobil itu. Kedua tangannya saling bertautan. Ia benar-benar gugup.
"Cukup berada disamping ku." jawab Dean sambil mendekatinya. Ia pindah duduk tepat disamping Jessy.
Dengan cepat Jessy meloncat ke sebrang Dean sambil memalingkan wajahnya menatap keluar. Dean terkekeh dan menatap keluar. Matahari sudah hampir terbenam dan rintik air hujan mulai terlihat di jendela.
Jessy menggaruk pipinya. Ia tidak terbiasa dengan bedak tebal yang menempel di wajahnya.
"Apapun yang kau lakukan, kau tetap cantik sayangku." Ejek Dean. Ia mengambil gelas dan menyesap minuman yang ada di limousine itu.
"Jangan panggil sayang padaku! Kau tidak berhak" jawab Jessy ketus sambil menatapnya.
"Tentu saja aku berhak. Aku sudah membayar mu dengan sangat mahal. Sekarang kau tinggal lakukan peranmu sesuai arahan ku."
Ketika mobil berbelok, mereka menunggu antrian mobil lain untuk masuk ke red carpet, Dean kini duduk disamping Jessy. "Tolong, mainkan peranmu dengan baik” bisiknya sambil memegang punggung Jessy yang terbuka.
"Lepaskan tangan mu dari punggungku! Atau aku akan berteriak karena kau melakukan pelecehan pada gadis dibawah umur!" ancam Jessy.
Dean melihat tangannya yang menempel pada punggung Jessy yang terbuka. "Aku tidak menyadarinya. Aku pikir hanya pakaian depanmu saja yang terbuka. Tapi kulitmu halus. Aku suka.." goda Dean.
"Aku akan berteriak dan pergi dari sini!"
"Kau yang memulainya. Lagipula hanya tanganku yang menempel pada punggung mulus mu itu, apakah kau tidak terlalu keterlaluan? Aku membayar mu untuk menjadi pasanganku di acara ini. Jika ada yang aku lakukan tanpa sadar, kau harus mengerti. Lagipula aku tidak melecehkan mu.."
"Jika ini menjadi pertama dan terakhir kali kau berurusan denganku." jawab Jessy tajam.
Dean mendesah sambil mengangguk pasrah. "Baiklah..."
Tak lama, pintu pun terbuka. Seseorang yang memakai jas dan kacamata hitam membukakan pintu untuk mereka. Dean turun terlebih dahulu dan melambaikan tangannya pada para wartawan dan paparazi yang sedang menunggunya sejak tadi. Ialah bintang utamanya kali ini.
Skandal itu baru pagi tadi muncul dan sekarang ia menggandeng seorang gadis. Ketika tadi siang ia dan manajernya membuat rencana, hanya Jessy yang teringat olehnya. Tidak ada wanita lain.
Cindy pun terlihat tampak baru saja tiba. Ia tampil elegan. Tapi menurut Dean, Jessy jauh lebih cantik dan menarik dari wanita itu. Ia menundukkan kepalanya dan meminta Jessy untuk turun.
Ia mengulurkan tangannya dan Jessy membalas uluran tangan Dean. Ia mengikuti ucapan Lelaki itu untuk melakukan perannya dengan baik. Ketika turun, ia menundukkan kepalanya karena tidak percaya diri. Tidak ada yang pernah tau tentang dirinya. Mulai detik ini, walaupun ia tidak tahu siapa Dean sesungguhnya dan apa profesinya, ia yakin mulai saat ini orang akan banyak mengenalnya.
Terdengar suara ramai orang-orang menghampirinya. Ketika wajahnya menengadah dan Dean membetulkan letak gaunnya, ia terkejut ketika sorot kamera mengarah padanya. Kilauan blitz dan suara kamera sedikit mengganggunya. Ia menutup matanya dengan satu tangannya.
Tiba-tiba Dean menarik tangan Jessy dan menggenggamnya dengan erat.
"Perlihatkan dirimu ke seluruh wartawan dan tersenyum yang manis. Kali ini kau pasanganku, sayang."bisik Dean.
"Aku terkejut."bisik Jessy namun ia langsung tersenyum dan melambaikan tangannya pada kamera.
Ketika salah seorang wartawan menghampiri mereka, Dean langsung mengambil perannya.
"Siapakah wanita cantik ini yang kau bawa, Dean?" Tanya salah seorang wartawan.
"Seperti kalian lihat, wanita ini adalah pasanganku." Jawab Dean santai. Tangannya langsung menarik pinggang Jessy.
"Apakah kau membawanya karena skandal yang tadi pagi terjadi?"
Dean tertawa.. "Oh, aku tidak tertarik sama sekali dengan skandal itu. Seperti yang kau lihat, apakah pasanganku ini tidak lebih cantik dibandingkan pasanganku dalam video itu?"
Semua wartawan tertawa. Jessy hanya bingung. Video? Video apa?
Kemudian wartawan itu mengalihkan mic nya pada Jessy. Refleks ia langsung mengetatkan genggaman tangannya pada Dean. Dean menunduk seraya berbisik.
"Santai saja. Kau sangat cantik, nona. Apakah kau bahagia menjadi pasangan seorang sutradara muda yang sangat terkenal?
Sutradara? Jessy berfikir dalam hati. Ia tersenyum kaku pada semua wartawan. Seakan tahu kegelisahan Jessy, Dean tampil bak pahlawan.
"Aku mohon maaf, tunanganku ini bukan dari kalangan showbiz. Ia sedikit kaku.." jawab Dean santai.
Semua wartawan langsung ribut dan sorot kamera serta blitz mulai mengganggu Jessy.
Jessy menatap Dean tak percaya. Ia berfikir ini adalah terakhir kalinya ia bertemu dengan lelaki itu. Tapi dengan gampangnya lelaki itu mengatakan bahwa ia calon istrinya. Detik itulah ia menyadari hidupnya tidak akan sama seperti dulu lagi. Wajahnya sudah pasti menjadi headline sejumlah berita.
Salah seorang panitia menarik mereka berdua untuk masuk kedalam gedung acara.
"Apa yang kau katakan! Aku bukan tunangan mu!" Ucap Jessy marah
"Tenanglah, aku harus mengenyahkan para wartawan darimu. Untuk itulah aku mengatakan kalimat itu."
"Tapi tidak dengan berkata kalau aku ini calon istrimu!"
"Sudahlah.. Kau bisa membuat orang-orang melihatmu. Kau ini cantik, sayang. Kau sudah menjadi pusat perhatian sejak keluar dari mobil itu." jawab Dean sambil mencubit dagu Jessy.
Jessy terdiam dan berjalan bersama Dean menuju tempat yang telah disediakan. Mereka dengan mudahnya meninggalkan kerumunan wartawan yang masih terkejut dengan sesuatu yang dapat menjadi bahan berita panas esok hari.
Baru pertama kalinya menghadiri acara award, Jessy merasa sangat menikmatinya. Karena ia tidak mengenal para aktris dan aktor film hollywood, ia diam sambil menonton acara yang berlangsung. Beberapa penyanyi wanita terkenal telah menyanyikan lagu miliknya. Ketika penyanyi itu selesai, dua orang aktris berjalan menuju mic untuk pembacaan nominasi sutradara terbaik. Beberapa cuplikan film ditampilkan.
Kedua mata Jessy terbelalak. "Kau sutradara film Death?"
"Menurutmu?" tanya Dean sambil tersenyum.
"And the winner goes toooo..." ucap para aktris itu bersamaan.
Jessy menatap Dean yang masih nampak tersenyum. Ia dapat merasakan genggaman tangan Dean begitu erat. Jessy tahu pria disampingnya sedang gugup. Wajahnya terlihat ditelevisi yang berada dipanggung.
"DEAN JUSTIN LEE" teriak mereka bersamaan.
Jessy menatap Dean yang nampak tersenyum bahagia. Ia menatapnya dan menundukkan wajahnya. Dengan cepat Dean langsung mengecup bibir Jessy sebelum ia berdiri dan berjalan keatas panggung.
Apa itu? Apakah dia menciumku? Tidak!! Jessy berkata pada dirinya sendiri. Ia masih bingung pada kejadian sangat singkat itu. Ia bahkan tidak bisa mendengar kalimat yang diucapkan Dean dipanggung.
Saat ia menatap panggung, Dean sedang tersenyum sambil menatapnya. Ia terlihat seperti sedang melamarnya.
"Aku mencintaimu, sayang. Terimakasih untuk dukungan dan cintamu.." Ucap Dean dengan nada tulus.
Sorot kamera langsung menyorot kursi Jesst. Jessy bisa melihatnya dilayar yang berada dibelakang Dean.
Jessy membelalakkan matanya ketika riuhan tepuk tangan menggema diseluruh gedung. Semua mata tertuju padanya. Ia gugup dan tidak bisa duduk dengan tenang. Ia ingin pergi jika bisa. Tapi uang seratus ribu dollar itu? Jessy merasa frustasi.
Ketika acara itu dilanjutkan, Dean kembali duduk disamping Jessy.
"Apa yang kau lakukan..! Kau akan membuat hidup sempurnaku menjadi neraka!" Bisik Jessy dengan nada kesal.
"Tidak akan. Tadi hanya akting. Aku ingin memperingati Cindy dengan menggunakanmu. Tenanglah, aku akan membayarnya."
"Bukan hanya itu, kau juga telah mencuri ciuman pertamaku!!" protes Jessy.
Dean menoleh dan tersenyum. "Benarkah, itu artinya kau sudah aku genggam. Aku tidak akan pernah membuat kau lari. Kau hanya akan menerima dariku, bukan yang lain."
"Apa maksudmu?"
"Ciuman"bisik Dean sambil mengecup bibir Jessy untuk kedua kalinya.
"Kenapa kau lakukan ini, Dean!" teriak Jessy dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
~Viie
keren ceritamu Thor 👍👍
2021-09-23
1
🌺°•▪︎MaMia Elf °▪︎•°🌈💦🌟
Sampe disini masih menikmati
Smga bisa sampe selesai
2021-08-27
0
Maya AL Fadl
nyosor aj dean
2021-08-01
0