"Jessy!! hati-hati dijalan, sayang.." Nenek Smith memanggilnya dengan begitu semangat di pagi hari. Wanita yang usianya sudah lebih dari setengah abad itu sedang menjemur pakaiannya. Ia sudah terbiasa memanggil Jessy yang akan berangkat kerja.
Jessy melambaikan tangannya pada nenek itu. "Ya, nek!" teriaknya.
Pagi yang cerah. Setelah tadi malam ia melakukan relaksasi, pagi hari ini ia merasa tubuhnya sangat baik. Dan ia sudah siap dengan pekerjaannya. Menjaga tempat laundry selama hampir 10 jam bukan hal yang mudah. Belum lagi para pengguna jasa laundry selalu menggodanya. Baik pria muda maupun pria yang usianya lebih tua, biasa menggodanya. Menurut pemilik laundry, itu karena dirinya terlalu polos. Jadi mudah dibohongi. Ia tidak peduli, selama ia mendapatkan uang. Yang terpenting pria itu tidak kurang ajar padanya.
Perjalanan menuju tempat kerjanya membutuhkan waktu hampir 45 menit. Berbeda dengan pulang kerja yang membutuhkan waktu lebih cepat 15 menit. Ia harus melewati beberapa blok dan melintasi beberapa gedung pencakar langit. Itu membutuhkan waktu yang cukup lama.
Seseorang menengok Jessy ketika ia sedang berganti pakaian. Pemilik laundry yang diketahui bernama Mrs. Patty itu, masuk sambil memberikan kertas padanya. Tubuhnya yang sedikit lebih besar membuatnya sedikit kesulitan untuk berjalan.
Jessy menghampirinya terlebih dahulu dan menatap kertas yang ada ditangannya.
"Apa ini?"
"Kau harus mengambil cucian dari salah satu pelanggan kita. Biasanya pelayan dari apartemen itu secara khusus datang ke tempat ini. Tapi hari ini ia tidak bisa datang. Apartemen itu hanya satu blok dari sini. Pemiliknya sedang menunggumu."
"Apakah aku yang harus ambil?" tanya Jessy.
"Siapa lagi yang harus aku suruh jika bukan kau." jawab Mrs Party sedikit sewot.
"Baiklah. Aku akan pergi sekarang." Ucap Jessy malas sambil melihat jam dinding. Ia mengambil tas gendongnya dan berlari keluar.
Dean sedang membuat sarapannya. Ia membuat beberapa slice roti dan satu gelas kopi. Dean adalah pria yang disiplin. Selarut apapun ia tidur, ia tidak akan bangun siang. Dean menatap jam dindingnya. Ia telah memanggil petugas laundry sejak satu jam yang lalu. Tapi masih belum tiba. Ia paling tidak suka melihat pakaian kotornya masih ada di kamarnya pagi ini.
Ia beranjak dari kursinya dan berjalan menuju beranda. Udara pagi ini terasa sejuk karena sejak ia pulang tadi malam, diluar turun hujan. Walaupun tidak sebesar biasanya. Beberapa pejalan kaki yang terlihat dari atas nampak terburu-buru. Jalanan kota New York pun terlihat sedikit lebih padat tidak seperti biasanya.
Dean mengangkat cangkir kopi dan membungkukkan tubuhnya ke depan untuk menyandarkan tangannya pada pagar pembatas jendela. Malam ini ia harus menghadiri acara penghargaan di Stapless Center. Ia yakin, pasti banyak sekali wartawan disana.
Suara dering telepon mengejutkannya. Iapun menghampiri meja dan mengangkat teleponnya.
Belum sempat menjawab, suara diseberang telah mengejutkannya. Itu adalah manajernya. Harris.
Dean mengambil remote tv dan menyalakan saluran showbiz. Salah seorang pembawa berita memberitakan hubungan dirinya dengan salah satu aktris dalam filmnya. Bukan sesuatu yang aneh.
Dean membalikkan tubuhnya kebelakang tanpa mematikan televisi. Tetapi ia membalikkan tubuhnya kembali saat pembawa berita itu membincangkan sex tape antara dirinya dan aktris yang diberitakan menjadi berita terpanas pagi ini.
Dean menggelengkan kepalanya. Cindy telah membuatnya sakit kepala. Membuat sebuah berita palsu untuk mencapai popularitas.
"Apakah kejadiannya seperti itu?" tanya Harris.
"Aku tidak ingat." jawab Dean cuek.
"Kau tidur dengan Cindy?" tanya Harris kembali.
"Aku tidak tahu! Aku tidak ingat." jawab Dean kesal. Ia langsung mematikan teleponnya dan duduk di sofa dengan cemas. Ia yakin sekali nanti malam wartawan akan mengelilinginya. Sebuah berita panas di hari yang sama ketika ia harus menghadiri sebuah acara penghargaan. Ia harus melakukan sesuatu.
Terdengar bel pintu berdering. Dean pun menghampiri pintu dan membukanya.
Seorang gadis manis dengan memakai seragam bertuliskan OneLaundry berdiri dihadapannya. Ia memiliki senyuman yang tidak dimiliki oleh orang lain.
"Kau pasti petugas dari laundry yang aku hubungi satu jam yang lalu?" tanya Dean.
"Betul. Kebetulan kami banyak laundry, jadi aku sedikit terlambat datang kesini. Dimanakah pakaian yang harus aku bawa?" Tanya Jessy ramah.
Dean tersenyum. Bahkan ketika melihatnya, wanita didepannya ini seperti tidak tertarik padanya.
"Ikuti aku" jawab Dean sambil berjalan kedalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Najwa Fajarina
pandangan pertama..
2021-11-09
0
Maya AL Fadl
parah banget cindy
2021-08-01
0
⛤Mursini Zahwa🆘
pertemuan pertama...
2021-06-21
2