"Dean, sayang.. ayolah ikut aku ke apartemenku. Lagipula sudah larut malam dan aku tidak mau kembali kerumah sendirian." Rengek seorang wanita yang diketahui sebagai aktris terkenal yang telah membintangi film buatan Dean. Ia menghampiri pria itu sambil membawa anggur di tangannya. Pakaiannya begitu menggoda. Tatapannya terlihat sangat sensual. Ia menginginkan pria didepannya dengan cara apapun.
Dean menatap Cindy sambil berpangku tangan.
"Aku ingin berpesta menikmati kesuksesanku. Bukan untuk tidur denganmu! Jadi jangan salah sangka dengan kebaikanku!" Dean menjawab dengan angkuh.
Ia berjalan meninggalkan Cindy yang masih terkejut atas penolakan Dean. Selama ini Dean tidak pernah menolaknya. Apakah Dean telah memiliki kekasih baru? Cindy geram.
Dean berjalan tanpa menoleh kembali ke belakang. Ia benci dengan artis yang menggunakan berbagai cara untuk menjaga kesuksesannya. Ia berjalan menuju meja dimana beberapa pemain pendukung dan kru berada. Dan ada satu lagi. Aktor utamanya. Jika aktor utamanya tidak sepintar Mctyre, tidak ada yang bisa memerankan peran pria itu dengan pantas. Hanya saja, ia terganggu dengan Cindy yang terus mendekatinya sejak syuting berlangsung. Baginya profesional tetap nomor satu.
Suara musik terus menggema di ballroom hotel paling mewah di New York. Mereka saat ini tengah merayakan kesuksesan film Death. Film itu meraup keuntungan sebesar 300 miliar di minggu pertama pemutarannya di seluruh dunia. Film horror itu membuat Dean semakin dikenal. Banyak yang takjub pada karyanya. Terlebih lagi karena Dean adalah sutradara termuda. Ia baru saja menginjak usia ke 28 tahun. Banyak sekali majalah dan televisi mengundangnya tapi ia menolak. Ia lebih menyukai di interview lewat telepon. Promosi yang dilakukan oleh manajemennya sudah cukup untuknya diketahui oleh banyak orang.
Dean mulai terjun ke dunia film karena kecintaannya pada kamera video sejak kecil. Ia mulai membuat cerita-cerita melalui video itu. Kedua orangtuanya yang mengetahui bakat terpendam anaknya langsung menyekolahkannya di sekolah film saat itu.
"Selamat, Dean.." ujar salah satu pemain utamanya.
Dean tersenyum pada pria tua itu "Kau percaya padaku sekarang bukan? Aku pernah mengatakannya kalau filmku yang ini akan sukses besar."
"Ya, aku sekarang mengakuinya. Luar biasa, Dean. Aku yakin kedua orangtuamu akan bangga padamu."
"Pasti"
"Dimana mereka sekarang? Sudah lama sekali aku tidak bertemu mereka."
"Kau seperti tidak mengenal orangtuaku. Jangan tanyakan mereka dimana. Sudah pasti mereka sedang bersenang-senang keliling dunia.."
Pria itu tertawa. "Begitulah orangtuamu. Aku sudah mengenal mereka puluhan tahun. Tidak mungkin mereka akan diam diri ketika masih banyak waktu kosong."
Dean mengangkat kedua bahunya sambil tertawa.
Jam menunjukkan pukul 2 dini hari ketika ia baru saja pulang ke apartemennya. Ia langsung berjalan menuju kamarnya dan berbaring.
Ia memang sudah dapat memperkirakan kesuksesan film Death. Ketika sahabatnya memberikan ide cerita itu, Dean sudah tahu jika film ini akan sukses. Terlebih ketika ia membaca naskahnya. Keyakinannya bertambah besar. Ia bangga bisa bekerja sama dengan orang-orang hebat.
Dering telepon sedikit mengejutkannya. Dean langsung menyimpannya kembali ketika ia lihat siapa yang menelponnya.
"Jangan sebut kalian aktris jika kalian menjual tubuh kalian untuk mencapai kesuksesan!" Umpatnya kesal. Tidak ada yang mendengarkan kekesalannya selain lukisan dan televisi yang berada didepannya.
Dean kembali berbaring dan tertidur. Ia terlalu banyak meminum alkohol malam ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Maya AL Fadl
luar biasa dean
2021-08-01
0
mintil
gini donk jadi lakik. sudah sukses masih bisa jaga harga diri. kalo mau ena2 ya nunggu nikah dulu. suka karakter dean
2021-06-28
0
⛤Mursini Zahwa🆘
tegas👍👍
2021-06-21
0