Dean berlari ke basement untuk mengeluarkan mobilnya dari dalam apartemen. Sedangkan Jessy menunggunya seperti orang tidak ada pekerjaan di sebrang jalan. Ia hanya melihat gedung apartemen itu dari sebrang. Seingatnya ketika tadi ia berada disana, tidak terlalu banyak orang seperti saat ini. Beberapa mobil bahkan terparkir didepan gedung itu.
"Itu paparazzi dan beberapa media yang masih banyak menunggu Justin di lobi dan diluar apartemen." seru seorang pejalan kaki.
"Kau lihat berita panas pagi ini?" tanya seseorang lagi.
Sesaat Jessy bingung dengan kerumunan orang sebanyak itu begitu pula dengan ucapan para pejalan kaki. Bukan saja paparazi, tapi banyak warga yang penasaran pula di sekitarnya.
Jessy diam saja sambil menekuk kakinya yang memakai sepatu sport. Ia menatap kebawah dan bermain-main dengan batu-batu kecil yang diinjaknya. Ia menengadahkan wajahnya saat melihat mobil besar berwarna hitam metalik berhenti didepannya. Kaca mobil terlihat gelap sehingga ia tidak bisa melihat siapa yang ada didalam. Tiba-tiba kaca mobil terbuka dan memperlihatkan pria itu tengah mengendarainya.
"Masuklah.."
Jessy membuka pintunya dan masuk kedalam. Sebagai seseorang yang baru saja menaiki mobil mewah itu, ia merasa takjub.
"Mobilku bagus kan? Kau gadis pertama yang menaikinya.." ucap Dean ketika ia melihat gadis disampingnya merasa takjub dengan mobil barunya.
Jessy hanya melirik pria disampingnya dengan sinis.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang. Sesekali Dean melihat jam tangannya. Dan beberapa kali pula ia menerima telepon. Ia hanya mengatakan akan mengatakan sesuatu di acara itu. Jessy sendiri masih belum jelas, acara apa yang akan didatanginya. Tetapi, jika memang ia harus disiapkan, itu berarti acara itu akan berkelas. Jessy memang bukan wanita kaya, tapi sesekali ia melihat majalah di tempat kerjanya dan melihat apa saja yang dilakukan oleh wanita kaya.
"Apa yang akan kau lakukan dengan uang seratus ribu dollar?" tanya Dean tiba-tiba
"Aku tidak tahu. Mungkin aku akan menggunakannya untuk membeli apartemen baru." jawab Jessy santai.
"Apartemen baru?"
"Entahlah. Itu hanya kemungkinan. Aku belum memikirkannya. Bisa saja aku akan pindah ke Nevada, tempat kelahiran ku."
"Aku pikir kau tidak bisa ke Nevada?"
"Kenapa?" tanya Jessy bingung
"Karena sepertinya aku pasti akan terus membutuhkan bantuan mu." Jawab Dean santai.
"Maksudmu, aku akan terus melakukan apa yang kau mau? Aku bukan karyawan mu, Dean.."
"Memang bukan. Tapi hanya kau yang bisa membantuku. Kau tidak mengenalku. Dan aku menyukainya."
Jessy terdiam. Ia menatap sebuah rumah super mewah didepannya ketika mobil Dean masuk ke halaman rumah itu. Tak lama seorang wanita cantik keluar dari rumahnya dan datang menyambut Dean. Tubuhnya sangat langsung dan wajahnya sangat cantik. Ketika Dean keluar terlebih dahulu, wanita itu langsung mengecupnya.
"Kau bisa membuat kekasihku cemburu, Lana.." bisik Dean. Lana langsung terkejut dan melihat mobil untuk mengetahui sosok yang ada didalamnya.
"Apakah aku sedang bermimpi? Sejak kapan? Apakah karena skandal antara dirimu dan Cindy? Aku sudah melihatnya. Kau begitu...” goda Lana.
Dean menjawab dengan cepat "Dia pegawai laundry yang biasanya mencuci pakaianku."
"Apaaa?" teriak Lana membuat Dean harus membungkam mulutnya.
Jessy melihat kedekatan antara wanita cantik itu dan Dean. Mereka tampak serasi. Untuk apa ia dibawa kesini? Untuk melihat mereka bermesraan?
Tak lama, Jessy turun setelah diberikan arahan Dean. Lana menatapnya dari atas kebawah.
"Aku yakin, gadis ini cantik. Lihatlah rambut emasnya begitu berkilau walaupun diikat. Aku dapat merasakannya. Rambutnya tidak sepanjang para gadis yang lain. Gadis ini seperti aktris terkenal. Tubuhnya, lihatlah Dean.. Dadanya cukup besar untuk ukuran wanita bertubuh langsing. Dan ia memiliki pantat yang sempurna. Aku menyukainya. Aku yakin, Cindy akan langsung patah hati ketika melihat pasanganmu." bisik Lana.
"Apa menurutmu gadis itu cantik?" tanya Dean ragu. Ia tidak melepaskan tatapannya dari Jessy. "Aku memang mengakui ia memiliki dada yang cukup sempurna"seringainya.
"Aku memang wanita sekarang, tapi naluri ku selalu benar. Kita lihat nanti. Sayang sekali kau tidak dapat melihat kecantikannya, Dean."
"Aku serahkan padamu." Ucap Dean sambil mengecup pipi Lana.
Lana pun menggiring Jessy kedalam. "Kau pilihlah gaun untuk gadis ini. Dan sesuaikan dengan jas mu. Tunggulah tiga jam, maka gadismu akan siap."
Dean hanya tersenyum dan memberikan acungan jempol. Setelah itu ia langsung masuk kedalam butik yang masih dimiliki oleh Lana. Lana adalah perancang busana yang sangat terkenal dari Italia. Sebenarnya ia masih keturunan Jepang. Ia adalah transgender pertama yang sukses sebagai perancang dari sekolah menengahnya yang sangat terkenal itu. Dean mengenalnya setelah mereka dikenalkan oleh salah satu sutradara. Setelah itu mereka dekat dan menjadi sahabat.
Jessy terdiam ketika rambutnya diuraikan. Keindahan rambut emasnya membuat Lana takjub. "Rambutmu indah sekali. Bagaimana bisa seseorang memiliki rambut seindah ini?"
"Rambutku seperti mama. Itulah yang mereka katakan. Mataku seperti papa."
Lana membungkuk untuk melihat mata Jessy. "Hazel? Wow? Aku tidak perlu memberimu lensa. Matamu sudah cantik."
"Hazel tapi sayang mataku minus. Aku harus memakai kacamata untuk bisa melihat dengan jelas."
"Aku memiliki kontak lensa berwarna bening. Sehingga matamu masih bisa terlihat hazel. Dan juga aku tidak akan membiarkan rambutmu yang indah ini tertutup."
Lana mulai mendandani Jessy dibantu oleh dua asistennya. Sering sekali Lana membanggakan Jessy. Ia mulai mengerjakan rambutnya yang indah setelah mendandani. Gaun yang dipilih oleh Dean diantar oleh salah satu asisten Lana. Ketika gaun itu diperlihatkan, Jessy menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau, Lana. Pakaian itu terlalu terbuka untukku."
"Tidak sama sekali, sayang. Gaunnya indah. Kau akan tampil sexy dan anggun bak dewi. Kau akan melihat nanti di acara itu. Banyak yang lebih sexy dan terbuka. Tapi aku yakin, kau yang akan menjadi bintangnya. Gaun ini sengaja Dean pilihkan untukmu."
Jessy hanya tersenyum kaku dan membawa gaun itu keruang ganti. Ia ganti dibantu oleh salah satu asisten Lana. Ketika keluar ruang ganti, Lana tampak takjub. "Amazing, Jessy.. Kau sempurna. Kau seperti dewi. Siapa yang menyangka kau adalah seorang pegawai ditempat laundry. Ayo kita lanjutkan, aku akan memberimu lensa bening. Sayang jika kau tidak bisa melihat dan menikmati acara nanti."
Dean langsung masuk tanpa diberitahu terlebih dahulu. "Sudah tiga jam dan aku ingin melihat pasanganku." Ucapnya yang sudah memakai jasnya. Ia tampak tampan dengan memakai pakaian seperti itu.
"Kau payah, Dean. Ini tidak akan menjadi kejutan jika kau langsung masuk seperti itu."Jawab Lana ketus. Ia lalu melanjutkan kembali memakaikan kontak lensa pada Jessy.
Dean mendekat dan terdiam melihat Jessy.
"Wow, Jessy.. aku tidak salah memilihmu. Kau cantik sekali." ucap Lana menggoda Dean. "Kau harus memberiku tambahan, Dean.." tambahnya.
"Tentu saja." Jawab Dean semangat tanpa melepaskan pandangannya dari Jessy. Ia benar-benar puas. Lana dapat melakukan pekerjaannya dengan sangat baik.
"Aku yakin, Jessy sekarang sudah siap untuk dibawa ke acara award denganmu."Ucap Lana senang
"Apa? Award? Award apa?" tanya Jessy panik.
"Kau hanya perlu berada disampingku dan tetaplah tersenyum." Ucap Dean sambil menggenggam tangan gadis itu dan menariknya kedalam mobil. "Ayo kita pergi."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
Maya AL Fadl
pesona si gadis laundry
2021-08-01
0
Naura Sabrina
fix aku suka critanya beda,membacanya aja serasa kita nonton filmnya 👍👍👍
2021-07-05
0
mintil
itu kalo aku jadi jessy langs setep di bawa ke acara award tapi g dikasih tau 😂
2021-06-28
0