"Kasihan?" ucap Jessy. Ia mendengar ucapan antara Dean dengan wanita yang ia tidak ketahui siapa. Ia mengangguk mengerti. "Oke, aku ikut semua keinginanmu. Aku akan bertunangan denganmu. Tapi lihatlah, aku tidak akan meminta dua ratus ribu dollar darimu. Aku akan mengambil semua yang kau punya."
Tiba-tiba kunci pintu terdengar dibuka. Jessy mundur dan duduk diatas tempat tidur. Ia menunggu siapapun yang membukakan pintu untuknya.
Ketika terbuka, ia mengangkat wajahnya. Bukan Dean yang datang. Tapi seorang wanita dengan wajah keibuan tengah menatapnya sambil tersenyum. Ia masuk ke kamar dan menghampirinya.
"Halo.. apa kabar?" tanya wanita itu ramah.
Jessy tersenyum tipis.
"Kau pasti terkejut." jawabnya sambil tersenyum. Ia kemudian melihat sekelilingnya. "Dasar anak itu. Kedatangan tamu penting, tapi diberikan kamar yang kecil seperti ini. Dean keterlaluan. Oh ya, perkenalkan. Aku Anastasia. Ibunya Dean. Begitulah kira-kira, walaupun Dean tidak lahir dariku, tapi aku begitu menyayanginya."
Jessy masih terdiam tanpa menjawab ucapan wanita itu. Siapapun wanita didepannya, jika ia berhubungan dengan Dean, ia tidak peduli.
"Sebenarnya Dean anak yang baik. Hanya saja terkadang ia selalu bertindak tanpa dipikirkan terlebih dahulu. Sejak kecil ia kehilangan ibunya. Ayahnya seorang sutradara juga. Hanya saja ia sudah berhenti. Kau sudah lihat film yang dibuat Dean?"
Jessy menggelengkan kepalanya.
"Bisa dikatakan film ini membuat Dean semakin dikenal luas. Aku minta maaf karena kau ikut terlibat. Tapi siapapun akan bahagia jika mendapatkan Dean. Bukan saja pintar dan tampan, tapi dia juga kaya raya."
Untuk itulah aku akan menghabisi semua uangnya, ucap Jessy dalam hati.
...***...
Lee tengah menonton televisi di ruang keluarga yang berada terpisah dari gedung utamanya. Ia bernostalgia dengan menonton semua film yang telah ia buat di masa lalu. Botol wine selalu tersedia di meja kanannya. Akhir-akhir ini ia sering menyendiri di ruang keluarga sambil menonton film-film itu. Sejak mendengar kesuksesan Dean dari teman-temannya, ia bangga. Ia tidak mendidik Dean untuk menjadi sutradara seperti dirinya. Namun karena kehidupan Dean terus bersama dengannya di lokasi syuting, hal itu telah menumbuhkan rasa penasaran Dean. Pria muda itu tidak pernah meminta pelajaran padanya. Ia hanga melihat semua film yang telah ia buat.
"Dad.." panggil Dean ketika ia melihat di balik pintu.
Lee menoleh ke belakang. Ia melihat anaknya sedang berdiri tak jauh darinya. "Hei.. kiddo!"
"Aku sudah dewasa, dad. Aku akan bertunangan." ucap Dean sambil melangkahkan kakinya kedalam.
"Bagiku kau masih tetap anak-anak." jawab Lee tenang.
Dean melihat layar besar yang tengah memutarkan film buatan ayahnya. "Kau sedang menonton rupanya.. Aku mengganggumu?"
"Mana mungkin kau menggangguku. Oh ya, selamat untuk award itu. Aku bangga padamu." ucap Lee sambil memukul bahu Dean.
Dean tersenyum. "Semua karena kerja keras, disiplin dan fokus. Aku masih harus membuat film yang lebih bagus. Aku tetap harus mengalahkanmu, dad.." ucapnya sambil menatap penghargaan yang disimpan di lemari kaca di ruang itu.
Lee tertawa. Ia berdiri dan mengambil gelas lain untuk Dean. "Kalau kau sudah dewasa, mari kita minum.." ucapnya.
Dean menerima gelas berisi wine itu dan meminumnya sedikit. "Aku akan bertunangan, dad.." ucapnya serius.
"Kau sudah mengatakannya tadi. Kau serius?" tanya Lee.
"Kau melihat berita tentang Jessy? Menurut Harris beritanya setiap hari selalu muncul. Aku memikirkan masa depan gadis itu."
"Kenapa kau tidak menikahinya saja. Siapa tahu kau akan mencintainya. Untuk seorang pria dengan kesuksesan sepertimu, aku yakin banyak wanita dengan alasan lain ingin menjadi kekasihmu ataupun ingin menjadi istrimu. Aku dengar gadis yang kau bawa kesini hanya seorang petugas laundry."
"Menikah? Aku tidak ingin menikah." ucap Dean cepat.
Lee menatap matanya keatas. Ia membayangkan sesuatu. "Aku ingat ketika aku menikahi ibumu dulu. Ibumu bukan siapa-siapa. Hanyalah pegawai toko roti yang sering aku datangi. Kejadiannya hampir sama seperti saat ini. Lebih baik jika kau langsung menikahinya. Tidak ada salahnya membangun sebuah keluarga di usia muda."
Dean terdiam. Tiba-tiba ia mendapatkan sebuah pesan. Harris mengirimkan sebuah link berita. Ia membukanya. KENCAN ROMANTIS ANTARA SUTRADARA MUDA DENGAN SEORANG GADIS MISTERIUS. Kemudian ia melihat link berikutnya. HUBUNGAN SERIUS, SUTRADARA MUDA AKAN SEGERA MENIKAH.
"Dad.. lihatlah" ucap Dean.
Lee menerima handphone Dean dan tersenyum. "Paparazzi sangat cepat sekali membuat berita. Foto-foto kalian hari ini cepat sekali di upload. Kalian serasi." goda Lee.
"Menurutmu apakah akan baik-baik saja kalau aku menikahinya?" tanya Dean
"Tergantung kau akan membawanya kearah mana." jawab Lee.
Dean berdiri dan menyimpan gelas yang berisi wine di meja ayahnya. "Aku akan menemui Jessy terlebih dahulu. Sampai jumpa nanti ketika makan malam, dad.." ucapnya sambil berjalan keluar dari ruangan itu. Lee hanya mengangguk.
Berbincang dengan ayahnya tidak akan pernah habis. Apalagi ia dan ayahnya tidak pernah bertemu. Semuanya menyenangkan. Pembicaraan antara laki-laki begitu bermakna. Untung saja Anastasia ada disampingnya. Ia ingat ketika ia remaja, ayahnya meminta ijin padanya dan Joan untuk menikah lagi. Awalnya Joan yang menolak namun akhirnya ia setuju karena pilihan ayahnya sangat baik. Anastasia telah menjadi ibu pengganti baginya dan Joan yang telah lama kehilangan sosok ibu. Apalagi dirinya tidak mengenal sama sekali sosok ibunya.
Langkahnya ke kamar Jessy diganggu oleh Dorothi yang menghalangi langkahnya.
"Nanti malam kau ingin makan apa?"
"Apapun yang dibuat olehmu, semuanya enak." ucap Dean sambil melewatinya.
Ketika ia mendekati kamar yang ditempati Jessy, ia mendengar suara tawa dari dalam kamar. Ia mengerutkan keningnya. Tidak mungkin Jessy sedang tertawa, ketika ia dan gadis itu baru saja bertengkar. Ia terpaku didepan kamar. Anastasia terlihat sedang memainkan rambut Jessy. Apakah ini nyata? pikirnya.
Anastasia melihat kedatangan Dean. "Dean, masuklah.. Rambut Jessy sangat indah. Aku menyukainya. Lihatlah, aku ikat seperti ini tidak merubah wajahnya. Malah terlihat semakin cantik." ucapnya.
Dean masuk sambil tersenyum kaku. "Aku harus berbicara dengan Jessy. Maafkan aku mom, bisa keluar sebentar?"
"Oke, aku lihat sepertinya penting." ucap Anastasia.
Dean duduk di kursi yang berada tak jauh dari tempat Jessy berada. "Berita hari ini telah keluar. Foto-foto kita ketika berada didepan tempat kerjamu sudah di upload paparazzi."
"Tidak aneh. Aku harus mulai terbiasa dengan itu." jawab Jessy sambil melepaskan ikatannya.
"Mulai terbiasa? Kau akan tinggal denganku? Kau tidak akan kabur?" tanya Dean.
"Kabur tidak kabur sama saja. Mereka akan menulis cerita bohong di media."
"Tapi kali ini aku tidak akan bertunangan denganmu, Jessy. Aku berubah pikiran." ucap Dean.
Jessy terkejut. Ternyata semudah ini. Ia tersenyum. "Benarkah? Kalau begitu aku akan pulang dan melanjutkan hidupku. Mandi di bath tub terbaikku, dan tidur di ranjang paling nyaman." ucapnya sambil berdiri. Ia melewati Dean dengan mudahnya. Namun lengan Jessy ditarik. "Apalagi?" tanya Jessy.
"Aku memang tidak akan bertunangan denganmu. Aku akan menikah denganmu.." ucap Dean.
"Apa??"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 168 Episodes
Comments
mintil
😂😂😂😂 bengek. ngajak nikah kayak ngajak nonton bioskop
2021-06-28
1
Ran_kudo
😱😱😱
2021-05-16
0
Nasya Lau
wow.... langsung cus nikah 🤭
2021-05-15
5