Kedatangan Rere

H A P P Y R E A D I N G

Tiba di kamarnya, Benny melihat Arabella masih tertidur. Ia ingin membangunkan tapi, tidak tega hingga hasilnya ia memilih keluar.

Tiba waktunya sarapan pagi, semua pelayan sudah menyiapkan hidangan pagi meski hanya roti dan susu serta buah-buahan namun, yang terjaga hanya Benny bersama ibunya tapi, tidak dengan Arabella dan Aland.

Rossa curiga dengan sikap dari suaminya, sebab tidak pernah seperti itu apalagi jika setiap dia meminta sesuatu pasti Aland akan langsung mengiyakan namun, sehari setelah pernikahan anaknya maka hari itu Aland terlihat berubah seratus delapan puluh derajat di mata Rossa.

‘Papa aneh apalagi semalam tidur di luar, saya harus menyelidikinya nanti malam,’ batin Rossa.

“Ben, istri kamu belum bangun?” tanya Rossa.

“Belum, Bun. Pasti karena kecapean,” sahut Benny sambil memasukkan roti kedalam mulutnya.

“Kecapean? Emangnya semalam ngapain? Eh bentar, kamu ngapain malam pertama tidur diluar?” tanya Rossa begitu penasaran.

“Anu, Bun. Ara katanya lagi enggak enak badan karena masih datang bulan. Ihh Bunda, apa sih nanyanya begitu pula. Makan terus Bunda, jangan sambil ngomong.”

Rossa tidak lagi menjawab sahutan sang anak. Mereka memilih langsung menghabiskan sarapan. Saat sedang asyik-asyiknya melahap makanan tiba-tiba suara bel di depan membuat Ibu dan anak saling menatap satu sama lain.

“Siapa tuh pagi-pagi udah bertamu? Bunda, bukain dulu ya,” ucap Rossa yang langsung di jawab anggukan oleh Benny.

Rossa langsung pergi melihat tamu yang datang, saat pintu terbuka seorang wanita cantik dengan pakaian ketat cukup membuat pria hidung belang tergoda apabila ada yang melihatnya.

“Eh, Rere! Duh ... Kirain siapa. Ayo masuk.”

“Makasih, Tante. Maaf ngerepotin pagi-pagi udah bertemu hehe. Oh ya, Om, Benny, dan Arabella di mana, Tan?” tanya Rere yang sembari memberikan cipika-cipiki di depan pintu.

“Oh tentu enggak ngerepotin kok. Om sama Arabella masih tidur kalau Benny ada di dalam,” sahut Rossa.

“Oh ... gitu. Maaf ya, Tante. Hari pernikahannya Benny sama Arabella, Rere enggak sempat datang. Ini aja baru pulang langsung kesini.”

“Oh enggak masalah kok, lagian Tante udah tahu kalau kamu lagi di luar kota. Tuh lihat Benny lagi sarapan,” kata Rossa yang langsung di sahut anggukan oleh Rere.

Rere Elyzia, adalah saudara dari pihak Ara. Dia keponakan dari orang tua angkatnya Arabella. Orangnya centil meski enak di ajak ngomong tapi, dia lebih suka berbicara dengan Aland dan Benny. Kedekatannya dengan Benny hingga membuat Benny bisa menemukan Arabella. Meskipun telah menjadi saudara dari Arabella tapi, mereka tidak terlalu akrab hanya berbicara jika ada keperluan saja.

Tiba di meja makan, Rere langsung duduk di sampingnya Benny di sana sembari ikut sarapan.

“Tumben banget kesini? Oh ya, Arabella masih tidur tuh,” kata Benny basa-basi.

“Aku kesini abisnya kemarin pas nikahan kamu, aku enggak sempet datang. Oh baguslah kalau Arabella masih tidur, aku 'kan enggak nanyain dia. Lagian masih jadi istri kamu baru sehari loh kok sampai sekarang belum bangun padahal udah kesiangan. Dasar ya itu anak malu-maluin aja,” ketus Rere.

“Udah-udah, mungkin Arabella capek. Tuh lanjut aja habisi itu dulu baru nanti ngoceh lagi,” sahut Benny sembari tersenyum.

Saat mereka sedang menyantap sarapan tiba-tiba Aland keluar dari arah kamarnya, ia sudah rapi meskipun hanya memakai baju koas lengkap dengan celana pendek di tambah rambut yang sedikit acak-acakan mampu membuat wanita manapun terpesona melihatnya.

Aland langsung duduk dengan keluarga yang lain, meskipun ada Rere, Aland justru tidak menyapanya. Baginya tidak begitu penting.

“Hay, Om. Udah rapi aja nih pagi-pagi wangi lagi hehe,” puji Rere sambil tersenyum.

“Iya makasih," jawab Aland dengan seadanya bahkan tidak menatap lawannya berbicara.

“Om, masih ingatkan sama Rere, saudara dari Arabella,” ucap Rere memperkenalkan dirinya.

“Oh iya, ingat kok. Ya sudah mari makan,” sahut Aland yang langsung menyantap makanan tanpa peduli lagi dengan Rere.

‘Aduh ... Pakai sok cuek segala lagi. Harusnya yang jadi istrinya Om Aland itu aku bukannya mamanya Benny. Itu nenek-nenek udah keriput masih aja gatel sama berondong. Aland, kamu pantasnya jadi suamiku. Ah ... Kasian aku cuma bisa bayangin kamu ada di bawah tubuhku’ batin Rere sambil mencuri pandang kearah Aland.

Hampir sarapan semua orang selesai tiba-tiba Arabella keluar dari kamarnya, ia juga sudah rapi bahkan wangi. Berjalan kearah semua orang.

“Hay semua ... Eh! Ada Rere juga toh. Maaf ya semua, baru bangun,” sapa Arabella agar dirinya tidak terlalu kaku.

“Iya, Bella. Ya udah yuk sini gabung makan,” sahut Aland yang langsung menarik kursi untuk Arabella.

Arabella tersenyum melihat Aland begitu perhatian namun, tidak dengan Benny justru ia mengerutkan keningnya melihat tindakan ayahnya yang berlebihan.

‘Loh kok Papa bisa akrab begitu sama Ara? Bahkan dia memanggil Bella. Padahal tadi pas sama Rere kaya cuek begitu. Ara orang baru di rumah ini beda dengan Rere yang udah lama kami kenal tapi sikapnya Papa aneh. Apa cuma kebetulan aja ya?’ batin Benny curiga.

Acara sarapan selesai. Rere pun memilih untuk pulang karena bosan, dia sudah melihat Aland baginya sudah cukup meskipun rasa kesal setiap dia datang selalu sikap cuek yang Aland perlihatkan.

...----------------...

Malam tiba. Arabella berada di dalam kamarnya duduk dengan cemas, ia memang ketakutan jika hari sudah berganti malam. Benny memasuki kamarnya dengan tersenyum. Ia langsung duduk di samping istrinya sambil merangkulnya.

“Sayang, kok kaya kaku begitu?” tanya Benny sambil tersenyum.

“Anu, eh! Enggak kok,” sahut Arabella gelagapan.

“Oh ya, Ara. Masih datang bulan enggak?” tanya Benny.

“I-iya masih.”

“Yah ... Lama masih enggak? Padahal aku mau ajak honeymoon. Bisa sih kita honeymoon terus meskipun lagi datang bulan tapi, enggak seru hehe.”

Arabella membalas senyuman tanpa mau menjawab sahutan. ‘Enak aja mau honeymoon, aku enggak akan biarin siapapun orang itu bisa ambil perawan ku kecuali orang yang aku sayang,’ batin.

“Ara, tidur yuk! Aku ngantuk nih,” ajak Benny yang langsung menarik tubuhnya Arabella.

‘Aduh ... Kalaupun aku tidur bisa ajakan dia apa-apain aku meskipun aku datang bulan bukan berarti dia enggak bisa ambil yang lagi. Harus lakuin sesuatu tapi, apa ya?’ batin Arabella sambil berpikir terlalu keras.

Arabella tersenyum saat ide cemerlang terlintas dibenaknya. “Oh ya, Benny. Bentar dulu jangan bobok dulu.”

“Kenapa, Ara?” sahut Benny dengan rasa malas.

“Anu, aku mau nonton film tapi, bosen kalau cuma nonton bentar ya aku ambilkan cemilan sama minuman buat kita. Pokoknya kamu enggak boleh tidur awas kalau tidur!” ancam Arabella sembari tertawa.

Terpopuler

Comments

Dream

Dream

Rere jujur amat,,,,sayang dlm hati,,,😀

2021-11-11

1

Alpi Al

Alpi Al

waduh.. jgan terlalu cepat ketahuannya.

2021-08-15

0

Yuni Atari

Yuni Atari

hahaha....batin oh batin....ngakak aq ....🤣🤣🤣🤣🤭

2021-07-21

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!