Menuju ke ruangan rahasia

H A P P Y R E A D I N G

Arabella merasa tidak nyaman berada di dalam pelukan Benny meskipun suaminya sendiri. Dengan cepat ia berusaha melepaskan dengan sedikit beralasan.

“Ben, sebaiknya malam ini kita tidur saja. Aku minta maaf tapi, aku sedang datang bulan,” kata Arabella yang mengingat ucapan Aland.

“Yah ... Ara. Ya sudahlah enggak apa-apa aku bakalan tunggu kok, kalau gitu ayo kita tidur," ajak Benny yang langsung menggandeng tangan istrinya.

Tanpa banyak bertingkah Arabella langsung mengiyakan. Sepanjang perjalanan ia terus memikirkan ucapan Aland yang semakin membuat dirinya penasaran bahkan ciuman pertama yang seriusnya tidak terjadi. Saat hampir sampai ke depan pintu kamar pengantin, mereka justru berpapasan dengan Aland. Benny pun langsung menghentikan langkahnya.

“Loh? Papa belum tidur?” tanya Benny.

“Belum, Ben. Badan Papa pegal-pegal enaknya nonton. Temenin Papa nonton yuk!” ajak Aland dengan sengaja.

“Yah Benny mau tidur. Kasian Arabella tadi Benny ajak tidur, Pa.”

“Ayo dong, Ben. Lagian kamu udah lama enggak nonton sama Papa. Kalau ajak mamamu susah malahan ngomel karena ngantuk,” paksa Aland terus-menerus.

‘Yes! Aku enggak rela kalau Benny malam ini tidur dengan Bella,’ batin Aland.

Benny terdiam sejenak hingga akhirnya ia melirik kearah Arabella. “Aku pergi nonton sama Papa sebentar ya, bolehkan?”

“Iya boleh,” sahut Arabella yang langsung berpaling menatap wajah Aland.

“Makasih, sayang,” ucap Benny sambil memberikan kecupan di kening Arabella.

Tatapan Aland kesal melihat Arabella di kecup oleh Benny meskipun hanya ciuman biasa namun, nafasnya memburu tidak beraturan sampai akhirnya ia pergi mendahului Benny.

‘Aneh, siapa Aland sebenarnya? Kenapa dia seperti sengaja menjaga jarak antara aku dengan Benny?’ batin Arabella.

Arabella memilih pergi ke kamarnya, tidak lupa mengunci pintu. Ia begitu penasaran dengan orang yang menjadi Ayah mertuanya sampai akhirnya ia memutuskan untuk mencari data diri tentang Aland melalui internet. Lama ia mencari meskipun yang keluar begitu banyak keanehan sampai akhirnya sebuah situs yang menyediakan nama Aland Dayton.

“Aland Dayton? Seperti nama Benny yang memakai nama Ton. Apa mungkin dia orangnya? Jika waktu itu Aland bilang dia bukan ayahnya lalu siapa sebenarnya dia?” gumam Arabella dengan pikirannya sendiri yang begitu penasaran.

Arabella memutuskan untuk membuka situs internet tersebut hingga akhirnya ia menemukan begitu banyak potret milik Aland bahkan dari usia kecil.

“Dia tampan juga tapi, kenapa dia bisa menjadi keluarga ini?”

Saat sedang sibuk-sibuknya mencari identitas dari Aland, ia menemukan sebuah postingan. Arabella pun memutuskan untuk membaca satu persatu dari isi postingan itu.

“Aland Dayton, bernama asli Aland Han. Pria asli Kanada yang lahir tahun dan tanggal sekian-sekian. Anak yang di adopsi oleh keluarga Han. Di gosip 'kan menjalin hubungan dengan wanita pengusaha berusia 66 tahun sampai mereka menikah. Namun, pernikahan itu banyak yang bilang pernikahan settingan demi harta.” Arabella terus membaca setiap isi dari postingan.

Kemudian ia melihat postingan-postingan lain sampai pada akhirnya ia menemukan sebuah gambar yang mirip sekali dengan kalung yang ia pakai.

“Loh? Kok sama persis seperti kalungku? Apa jangan-jangan dia memang mengenaliku sebelumnya? Aku harus mencari tahu,” gumam Arabella sembari memegang kalungnya.

Kalung Arabella berliontin love.

Arabella yang penasaran memilih untuk berjalan keluar dengan cara diam-diam tanpa melupakan mengunci pintu kamarnya. Ia melihat jika Benny bersama dengan Aland sibuk menonton televisi namun, tiba-tiba ide cemerlang terlintas dalam pikirannya untuk memanggil Aland tanpa sepengetahuan Benny. Melambaikan tangan dengan menggunakan bahasa isyarat.

‘Arabella? Kenapa dia manggil aku yah? Harus cari cara nih supaya Benny enggak tahu,’ batin Aland.

“Em! Oh ya, Ben. Papa pergi sebentar ya kebelet nih. Kamu lanjut nonton terus ya,” ucap Aland.

“Iya, Pa tapi, kalau acaranya habis Benny langsung pergi tidur ya.”

Aland mengangguk mengiyakan. Ia langsung pergi ke belakang tepat di mana ia bertemu dengan Arabella.

“Bella, perasaan kita belum beberapa menit yang lalu ketemu di sini terus sekarang kamu diam-diam ajak aku buat ketemuan lagi. Kangen ya? Kalau kangen langsung jujur aja,” ucap Aland dengan penuh percaya diri.

“Jangan kepedean. Aku ingin tahu semuanya, sebenarnya kamu siapa?” tanya Arabella langsung to the point.

“Ayolah, Sayang. Aku sudah katakan besok malam untuk memberitahu semuanya denganmu tapi, jika malam ini kamu memaksanya maka aku juga akan memberitahukannya tapi, dengan satu syarat,” ungkap Aland sembari tersenyum dengan hanya salah satu sisi bibir yang terangkat.

“Syarat? Apa syaratnya?” tanya Arabella dengan cepat.

“Syaratnya ... Jadilah milikku,” jawab Aland dengan mendekati mulutnya kearah telinga Bella.

“Hey! Apa maksudmu?” tanya Arabella sambil melototkan matanya.

“Huus! Jangan keras-keras nanti Benny tahu. Bagaimana kalau begini kamu ikut denganku maka nanti aku akan memberitahukan semuanya, dan besok kita akan kembali kesini pagi-pagi sekali. Bagaimana apa kamu mau, Bella?”

“Apa harus kamu menceritakannya di tempat lain? Jika langsung di sini apa tidak bisa?” tanya Arabella kebingungan.

“Tidak bisa, Bella. Kita tidak punya banyak waktu banyak di sini. Apa kamu mau sampai Benny tahu? Lalu menceraikan mu sampai akhirnya nanti langsung menjadi trending topik perbincangan hangat, bahwa seorang Benny baru saja menikah lalu langsung menceraikan Bella dalam waktu dua jam. Tapi, menurutku itu gosip seperti itu menarik,” ledek Aland dengan sengaja.

“Ya ampun ... Pikiran macam apa itu? Tapi, sepertinya aku ingin kamu memberitahukannya langsung di sini,” paksa Arabella.

“Tidak, tidak! Itu mustahil. Ayo ikut denganku, jika kamu tidak mau maka akan aku memaksanya,” ungkap Aland yang langsung membopong tubuh Arabella ke dalam gendongannya.

“Hey, aku tidak-” ucapan Arabella terhenti saat ia menutupi mulut dengan tangannya.

Aland membawa paksa Arabella ikut dengannya namun, pada akhirnya Arabella terdiam tanpa mengatakan apapun sebab tidak ingin sampai seisi rumah tahu. Aland berjalan begitupun langsung di ikuti oleh Bella yang sudah turun dari gendongannya. Sebuah jalan rahasia yang harus masuk melalui lantai keramik yang memang sengaja di buat khusus sedemikian bagus. Mereka masuk kedalam terowongan bawah tanah yang ada di dalam rumah itu.

Arabella phobia dengan kegelapan sampai akhirnya ia memeluk tubuh Aland dengan cepat bahkan Langsung menyembunyikan wajahnya.

‘Ternyata dia masih takut dengan kegelapan,’ batin Aland.

“Bella, apa kamu membawa ponsel? Handphoneku ketinggalan di kamar,” ucap Aland yang langsung di angguk oleh Arabella.

Cahaya kembali menerangi jalan meskipun Arabella yang masih ketakutan. Sekitar dua puluh langkah berjalan sampai akhirnya tiba di sebuah ruangan yang begitu indah bahkan lebih indah dari kamar pengantin milik Arabella.

Terpopuler

Comments

Yuni Atari

Yuni Atari

aq suka kisahx..mudah dimngerti..💜

2021-07-21

1

HNF G

HNF G

🤭🤭🤭🤭lucu

2021-06-21

0

Ai Elis

Ai Elis

aku masih penisirin.🙄

2021-06-17

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!