Periksa rumah

H A P P Y R E A D I N G

“ Oh ... Jadi kau sedang mencari kesempatan dalam kesempitan ya? Pintar sekali rencana mu. Baiklah, aku mengizinkanmu tinggal tapi, berikan bayaran perbulan dari hasil sewa kamarmu.”

“ Um, ayolah jangan seperti itu denganku. Aku bahkan sudah membantumu menikah dengan Arabella lalu sekarang aku hanya ingin tinggal denganmu kenapa harus pakai bayaran? Sungguh tidak adil,” kesal Rere.

“ Kau tahu? Arabella sekarang pergi bersama Aland. Ternyata mereka memiliki hubungan bahkan dengan sengaja ingin menyingkirkan keluargaku. Aku jadi berpikir apa mungkin kematian ibuku juga penyebab dari mereka? Rere, apa pikiranmu juga sama denganku?”

“ Sebentar! Biarkan aku berpikir. Jika memang kamu mengira mereka yang menghabisi ibumu maka sebaiknya kita harus melihat cctv. Bukankah kediaman besarmu itu begitu mewah? Jadi tidak mungkin jika tidak memiliki sebuah alat rekaman.” Ide Rere.

Benny menepuk jidatnya sendiri. “Astaga! Aku bisa-bisanya sampai lupa. Oh ya, apa sewaktu kamu pergi ke rumahku di sana masih ada Aland dan Arabella?”

“ Tidak ada, hanya ada pelayan-pelayan malang yang berdiri di luar sambil membawa bungkusan pakaian. Jika memang kamu sudah setuju, secepatnya kita kesana sambil menguak informasi lebih lanjut.”

Benny pun setuju. Mereka langsung langsung menancap gas dengan kecepatan tinggi untuk kembali ke rumahnya. Beberapa menit tiba di sana. Para pelayan memang masih berada di depan rumah. Bahkan berjumlah sekitar sepuluh orang lengkap bersama pelayan pria.

Saat Benny turun dari mobilnya, pelayan itu langsung mendekati Benny sambil menundukkan kepala. “Tuan, kami mohon maaf jika kami lancang. Tolong berikan pekerjaan lagi untuk kami. Jika harus pulang kampung kami belum memiliki banyak uang bahkan untuk naik angkutan umum juga tidak memiliki cukup uang.”

Benny melirik kearah Rere, namun saat itu juga Rere menganggukkan kepalanya sebagai isyarat jika Benny harus menyetujuinya.

“ Baiklah, jika memang itu keinginan kalian aku akan menyetujuinya tapi, apa kalian tahu di mana kunci rumah itu berada?" tanya Benny.

“ Saya tahu, Tuan. Tadi sewaktu Tuan besar menaruhnya di dekat pot bunga saya tidak sengaja melihatnya. Katanya rumah ini juga akan dijual,” sahut seorang pelayan penjaga kebun.

“ Baiklah kalau begitu, saya sudah tahu permasalahan itu. Oh ya, ini ambillah uang untuk kalian naik angkutan, dan juga ini alamat rumahku yang baru. Tunggu kami berdua di sana, aku akan masuk kedalam rumah untuk memeriksa sesuatu,” ucap Benny sambil menyerahkannya.

“ Baik, Tuan. Kami sangat berterimakasih.”

Benny bersama Rere pun menganggukkan kepalanya. Lalu mereka langsung menuju kedalam rumahnya. Tiba di dalam Benny langsung naik keatas untuk melihat rekaman cctv. Namun, saat ia melihatnya semuanya begitu membuatnya terkejut. Aland bersama Arabella berkali-kali terlihat sedang mencuri kesempatan untuk bertemu bahkan Aland berkali-kali memasukkan obat kedalam minuman bundanya. Hingga terakhir kalinya ia melihat bundanya mati terbunuh karena tahu dengan semua yang Aland perbuat. Namun, meski begitu hanya satu ruangan rahasia yang tidak memiliki cctv jadi Benny tidak mengetahuinya.

“ Sialan! Ternyata Aland juga penyebab kematian dari bundaku! Rere! Kau harus ikut denganku. Aku tidak akan membiarkan mereka hidup tenang. Jika bisa kita harus membunuh Aland. Karena nyawa harus dibayar dengan nyawa!” geram Benny.

“ Aku setuju denganmu tapi, bagaimana kita tahu di mana Aland berada?” Rere kebingungan.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***