Bolehkah aku menangis dalam pelukan menantuku?

H A P P Y R E A D I N G

Sebuah ruangan yang sebelumnya tidak terpikirkan oleh Arabella. Padahal ia mengira jika dirinya sedang berjalan kedalam jalan maut karena sangking gelapnya namun, siapa sangka justru keindahan yang tercipta.

Ruang rahasia lengkap dengan ranjang tidur.

“Wow amazing! Kita baru saja melewati kegelapan seperti ingin mati lalu sekarang ini menakjubkan tapi, untuk apa ruangan indah ini di sini? Bukankah luas rumah ini besar? Pasti tidak perlu menyediakan kamar tidur di tempat ini," tanya Arabella tiada hentinya.

“Karena itulah aku ingin menunjukkannya padamu besok malam tapi, ternyata kamu menginginkan malam ini. Bella, semua ini untukmu,” sahut Aland sembari tersenyum.

“Untukku?” tanya Arabella kebingungan.

“Ya. Kamu bebas berteriak atau apapun karena ruangan ini tidak akan mendengarkan apapun yang kita ucapkan. Ah ya, pasti kamu penasaran kenapa aku melakukan ini semuanya padamu. Mari kita duduk sambil kamu mendengar dongeng pengantar tidur,” ungkap Aland yang langsung menarik tangan Arabella.

Arabella memutarkan matanya sambil memperlihatkan senyuman di wajah cantiknya. “Ya-ya baik tapi, setelah itu kita harus langsung pergi. Kau tahu, aku bahkan membawa kunci kamar kesini. Entahlah pasti Benny sudah kesal menungguku membuat pintu.

“Lupakan dia, itu lebih bagus untuk kita jadi besok kita bisa kembali pagi-pagi. Oh ya, apa kamu akan mendengarkan semua pertanyaanmu ini ku ceritakan atau kita harus membahas Benny?” tanya Aland dengan raut wajah kesal.

“Em! Baiklah ceritakan tapi, jangan begitu lama bisa-bisa aku tertidur di sini apalagi ini sudah masuk pergantian hari.”

‘Memang itu yang kuinginkan, Bella,’ batin Aland.

Aland menarik nafasnya kemudian merebahkan tubuhnya sambil menatap wajah gadis cantik di depannya.

“Bella, apa kamu tidak lagi mengenaliku?” tanya Aland dengan begitu serius.

“Apa maksudmu? Tentu saja aku mengenalmu. Kau adalah Ayah dari suamiku, lalu apalagi? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?” Arabella terlihat kebingungan.

”Mungkin kamu memang melupakanku. Saat umurmu empat tahun yang lalu, kita tinggal bersama di sebuah panti asuhan tapi, naasnya semuanya berubah setelah terjadi kebakaran hebat. Setelah itu kita berpisah karena aku di adopsi oleh keluarga Han, sebab mereka yang ikut serta membiayai bantuan untuk pembangunan panti. Namun, pada akhirnya keluarga baruku mengirim untuk aku ikut pendidikan di Kanada. Tapi, waktu itu aku menyadari bahwa ada seseorang yang ku rindukan. Aku meminta keluargaku untuk membelikan sebuah kalung yang saat ini sedang kau pakai. Sampai akhirnya aku kembali tapi, aku sudah tidak lagi dapat menemukan dirimu. Pemilik panti bilang jika kamu juga sudah di adopsi. Hingga aku berjanji untuk bisa menemukanmu lagi lewat kalung ini. Bagaimana apa kau sudah jelas tahu siapa diriku?”

Arabella terdiam sejenak sambil berpikir hingga akhirnya ia memeluk Aland dengan cepat tanpa meminta persetujuan.

“Kakak! Apa benar kakak adalah kakak Daylan? Orang yang waktu itu selalu menemaniku bahkan di saat aku di bully oleh teman-teman yang lain,” tanya Arabella sambil terus memeluk erat Aland.

“Ya, ini aku, Bella. Daylan tapi, keluarga Han memberiku nama yang lebih keren. Bukankah nama Aland itu cocok untuk wajahku yang tampan? Ha-ha-ha. Lalu setelah menikah aku menambah nama menjadi Dayton, yang artinya Day adalah namaku dulu dan Ton adalah marga dari keluarga ini. Kau tahu, aku bahagia bisa bertemu lagi denganmu, Bella,” sahut Aland dengan semangat.

“Iss dasar! Kakak kepedean! Ha-ha-ha, tapi aku bahagia bisa melihatmu di sini. Eh! Kak, bagaimana dengan Benny? Jika dia tahu apa dia akan marah?” tanya Arabella yang langsung berubah raut wajahnya cemas.

“Panggil aku dengan Aland jangan kakak. Nanti kamu kebiasaan panggil kakak 'kan enggak seru kalau ada panggilan sayang,” ucap Aland sembari menyentuh pipi Arabella.

“Ihh apasih! Tapi, benarkan kak gimana kalau sampai Benny tahu kalau ayahnya adalah kenal denganku?”

“Bella, tenanglah. Benny tidak akan tahu meskipun dia tahu maka aku akan menikahi mu apalagi sampai detik ini aku masih perjaka,” ungkap Aland dengan fakta yang baru.

Mata Arabella melotot saat mendengar semua itu. “Masih perjaka?! Oh no! Kebohongan macam apa ini? Kau sudah menikahi Ibu mertuaku lalu sekarang di depanku kau bilang masih perjaka. Ayolah aku tidak sebodoh itu, Aland!” ketus Arabella yang tidak percaya.

“Aku serius, Bella. Mana mungkin aku mau melakukan semua itu dengan wanita tua lebih baik aku mati saja. Ihhh ngeri banget, udah keriput! Aduh ... Aku mau cepat-cepat drama ini berakhir lalu menikahi mu,' ucap Aland dengan tersenyum sembari menarik tubuh Arabella semakin mendekat.

“Iss dasar! Hehe. Em, jika memang kamu masih perjaka lalu kenapa mau menikah dengan mamanya Benny, dan apa dia tidak menginginkan nafkah batin darimu?” tanya Arabella dengan serius.

“Ya ampun ... Jadi setelah kita berpisah lama lalu sekarang kamu tiba-tiba menjadi seorang wartawan,” ledek Aland dengan sengaja.

“Ya udah! Kalau enggak mau di jawab juga enggak apa-apa. Aku lebih baik kembali ke kamarku daripada di sini, heuh!” ketus Arabella yang langsung bangkit dari ranjang itu.

Dengan angkuhnya Arabella berjalan sampai tiba-tiba langkahnya terhenti padahal baru beberapa langkah.

“Um, aku lupa kalau di jalan itu gelap banget, enggak jadi deh,” ucap Arabella sambil terkekeh.

“Ha-ha-ha, makanya jangan sok berani. Ya udah sini yuk, sayangku. Biar Aland cerita deh semuanya,” ucap Aland yang langsung melebarkan kedua tangannya.

“Ihh ngapain buat tangan gitu? Mau di peluk? Ogah!” ucap Arabella sambil menahan senyumnya.

Wajah Aland cemberut sambil menurunkan tangannya. Lalu dengan tiba-tiba Arabella berlari memeluk Aland dengan begitu erat.

‘Kakak, aku tidak menyangka setelah bertahun-tahun lamanya akhirnya kita di pertemukan kembali tapi, yang membuatku bingung posisiku di sini sebagai menantu mu,’ batin Arabella sambil memeluk Aland.

“Bella, apa kamu bahagia melihatku kembali di sini meskipun menjadi mertuamu?" tanya Aland.

“Tentu saja aku bahagia, Aland. Meskipun awalnya aku kecewa di nikahkan dengan orang yang tidak aku cintai,” sahut Arabella yang masih dalam pelukan Aland.

“Ya-ya aku pun sama bahagianya denganmu walaupun pertama kali aku menatapmu dengan tatapan tajam. Kau tahu, kenapa? Karena gadis yang Benny nikahi adalah kesayanganku. Itulah sebabnya aku tidak menyukainya.”

“Oh ya? Jadi aku ini kesayanganmu? Hemm! Begitu tapi, aku tidak menyayangi mu bahkan begitu muak melihat wajah ini,” sahut Arabella kemudian tertawa lepas saat melihat raut wajah Aland berubah kesal.

“Sepertinya aku ingin menangis. Bolehkah seorang pria tampan sepertiku menangis dalam pelukan menantunya?” tanya Aland sembari menahan tawanya.

Terpopuler

Comments

𝙦𝙞𝙡𝙡𝙖 𝙋𝙆𝙓𝘿 🗿

𝙦𝙞𝙡𝙡𝙖 𝙋𝙆𝙓𝘿 🗿

kok jadi kasihan Beny yaa di selingkuhin 🤪🤭

2021-10-27

0

Putri bayan

Putri bayan

msh bingung 🤔

2021-10-12

0

mamayot

mamayot

mamoir ke novel ku yok.

TETANGGA KU OM MAFIA TAMPAN

2021-09-04

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!