"Fitri, jangan lakukan itu! Fit!! Fit!! Jangan?!"
"Fit?!"
Farida yang baru saja mandi langsung tertegun. Ingin rasanya Farida membungkam mulut suaminya saat suaminya menyebut nama Fitri di dalam tidurnya barusan.
Kali pertama Farida benci dengan Kakaknya sendiri gara-gara sebutan nama itu. Ya, dia memang membenci sesaat, bagaimana tidak? Farida sendiri yang berstatus istrinya saja tidak pernah disebut oleh Vano di dalam tidurnya. Jangankan menyebut nama dirinya di dalam tidur Vano. Menyatakan cinta saja, Vano tidak pernah.
Padahal baru saja sesi percintaan berakhir beberapa puluh menit yang lalu....
Sekarang mendadak ragu dengan perasaan suaminya terhadapnya. Tidak bisa dipungkiri, memang dia tidak pernah mempermasalahkan masa lalu Vano. Biarpun kisah percintaan semalam diantara mereka berdua sudah tersimpan dengan rapat, tapi tidak berarti bisa terlupakan di dalam ingatannya.
Farida sejenak berpikir. Pada kenyataannya, dia akan kalah bersaing bahkan kalah sebelum berperang jika harus dibandingkan dengan Fitri jika menyangkut perilaku. Semua tau Fitri itu siapa. Farida langsung merasa berkecil hati. Dia akui, tidak ada yang bisa di banggakan dari dirinya. Dan mungkinkah suaminya lebih menyukai wanita yang alim?
Jelas itu berbanding terbalik dengan dirinya. Tapi itu tidak akan merubah kenyataan. Farida adalah Farida. Dia tidak akan pernah menjadi siapapun, dia tetap menjadi diri sendiri. Tidak perlu menjadi orang lain agar dirinya dicintai. Tidak perlu.
"Kok kamu sebut nama Kak Fitri sih Dad?" batinnya sedih. "Kapan aku bisa ada di hati kamu?"
"Ok, kalau kamu gak suka, gak cinta juga sama aku, silahkan pergi Dad? Pergi dengan tenang. Al Fatihah." Farida berbisik di telinga Vano mulutnya sambil komat-kamit, entah apa saja yang dia rapalkan.
Tiba-tiba Farida sedikit tersentak kala melihat Vano terbangun. Perasaan tadi terlihat nyenyak, tapi kenapa pada saat dia mengatakan yang jelek-jelek langsung terbangun?
"Apa kamu mendoakanku cepat mati?" Tanya Vano selidik.
"Oh jadi kamu dengar omongan aku barusan? Ya, baguslah." Dengan santainya Farida menjawab pertanyaan Vano.
Vano yang tidak mengerti lantas bertanya. "Apa maksud kamu bilang pergi-pergi tadi?"
"Apa perlu aku perjelas siapa wanita yang kamu sebut dalam tidurmu Dad? Sakit tau gak?" Jawab Farida melengos, perih rasanya. Ternyata benar kata orang-orang. Mencintai itu sakit.
"Aku nggak ngerti," jawabnya dengan alis bertaut. Vano kemudian terdiam lalu mengingat mimpinya barusan. "Oh iya, aku memang mimpi Fitri bunuh diri, jangan diartikan apapun jika aku mengigau barusan." Selorohnya sambil memakai kembali celana pendeknya.
"Bohong. Aku gak suka kamu kayak gitu Dad, aku gak suka kamu memasukkan wanita lain kedalam mimpimu." Farida berkata dengan nada ketus.
"Aku tidak pernah minta mimpi seperti itu. Seandainya mimpi itu boleh di minta, aku ingin selalu minta mimpi basah saja denganmu!"
Farida menengok cepat, dia malah bercanda mengesalkan. Entah kenapa saat ini suaminya terlihat menyebalkan sekali.
"Dad, kamu menyebalkan! Argh, aku benci sama kamu!" PLAK!
Tanpa aba-aba tamparan mendarat di pipi Vano yang dia rasakan kini sedikit memanas menandakan tamparan itu lumayan keras. Selama ini tidak pernah ada satu wanita pun yang berani bersuara keras di depannya atau menampar dirinya. Tapi wanita ini malah sudah terhitung dua kali menampar wajahnya.
Sebelum menikah dan sekarang, dengan perihal masalah yang sama. Yaitu kesalah pahaman.
Tapi untuk kali ini Vano benar-benar marah. Dia langsung beringsut dari tidurnya dan meraih Vas bunga kaca di samping kanan tempat tidur dan melemparkannya ke lantai.
PRANG!
Farida ikut bangun dia tidak mau kalah. Jika Vano membanting TV, dia juga akan membanting barang yang sama pikirnya.
"Jangan pikir aku takut denganmu Dad?" Farida pun mengambil vas bunga yang betuknya sama di nakas sisi kirinya lalu dilemparkannya ke lantai. PRANG!
"Farida!!"
"Vano!"
Mereka berdua merapat dan saling membusungkan badannya. "Aku gak takut sama kamu." Tukas Farida.
"Hukuman apa yang pantas buat kamu! Kamu itu-- Aaargh!!" Kesal Vano sambil mengusap rambutnya kasar.
Dia sempat berpikir, apa ini salah satu bentuk hukuman dari Tuhan karena masa mudanya yang nakal, suka menyepelekan wanita?
Sehingga sekarang ini dia dijodohkan dengan istri pemberani seperti Farida. Dan dia akui saat ini malah justru tidak bisa berbuat apa-apa. Ternyata tidak semua wanita itu lemah. Dia selalu kalah telak saat berhadapan dengan istrinya.
Tentu Tuhan baik dan Maha tahu, coba saja jika Vano mempunyai istri yang lemah. Apa jadinya? Pasti akan selalu tertindas.
"Kamu lebih Aaarghhh lagi" Farida memperagakan gerakan yang sama seperti Vano barusan. "Karena kamu menyebut nama wanita lain didalam tidurmu!"
Vano mendekati meja dan meraih gelas lalu melemparnya sembari berucap keras. "Harus aku jelaskan dengan apalagi. Sudah ku bilang itu hanya mimpiiiiii!!" PRANG!
Farida ikut melempar gelas juga, kebetulan ada dua disana, menguntungkan sekali. PRANG!
Dada Vano kembang kempis, amarahnya begitu membuncah. Dia lantas meraih remot untuk dia banting. Tapi, Farida meraih hal yang lebih gila lagi, yaitu ponsel Vano.
"Huh, kamu banting itu, aku banting ini nih?" Tunjuknya dengan bangga. Dia sudah pasti menang kan, ponsel bernilai tiga digit gambar apel tidak utuh itu bisa pecah kalau ia terbangkan kelantai.
Vano terbelalak. "Eh jangan-jangan. Jangan itu. Itu banyak data-data penting di dalamnya." Vano panik dan mendadak melunak saat diancam seperti itu. Ternyata tidak mudah berdebat bersama istri liciknya. Vano juga tahu Farida perempuan yang nekat. Bagaimana kalau dia benar-benar membantingnya? Hancur sudah...
"Oke, kamu bisa banting barang yang lain, apa saja asalkan jangan itu."
Duh nasib, nasib.... Benar apa kata Reyhan beberapa waktu lalu, hidupnya akan lebih menyedihkan setelah ini.
Dan itu sekarang jadi kenyataan~~
....
To be continued
Kalau gak sibuk nanti siang nyusul satu part lagi, eh kalau gak sibuk. ❤
Boleh koment tapi jangan bikin down ya!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Triani Ayundra
ngakak gw...hahahaa
2021-12-27
0
Mom Dee 🥰
gak sekalian bacain yasin td far 😂😂😂
2021-10-14
0
Febriyantari Dwi
"Kalau kamu ga suka, ga cinta juga sama aku Dad, silahkan pergi...pergi dengan tenang, Al-fatihah..🤣🤣🤣🤣 wadow ngakak parah
Btw, kl berantem serem jg ya....kasar dibalas kasar....hadeuwww.....pusing aku
👍💗👍💗👍💗
2021-06-02
0