Farida malam ini tidur dengan Salsabila dan James. Om jangkung tidur bersama om gendut. Kalau Pak Darsa pasti sepaket lah ya, sama istri tercinta.
"Gak ada hapeeeeeeeeeee!" Teriak Bila pukul empat pagi. Maklum, hpnya dalam sitaan Ayahnya sampai hari weekend selesai. Dia akan jadi anak tergalau sepanjang masa itu. Jaman sekarang lebih baik seseorang tidak memegang uang daripada telepon genggam.
Farida yang terkejut langsung bangun. "Berisik Bila, ini masih pagi banget nanti Jajam bangun." Berkata dengan menepuk lembut punggung James yang tidur menghadapnya. "Kamu tau kan kalau dia sudah bangun Kakak gak sempat ngapa-ngapain, mesti terus diawasi."
James tidak seperti anak delapan tahun pada umumnya. Dia seperti anak yang masih berusia lima tahun karena begitu polosnya. Mungkin karena sangat dimanja oleh Vano dan selalu dianggap anak kecil olehnya.
Salsabila meradang, bantal yang dia pakai dan gulingnya dia lemparkan. "Aku pinjam hp dong Kak please!"
"Mau hubungin siapa pagi-pagi begini?"
"Ya pacar aku lah, aku kangen sama dia."
"Kamu itu masih umur dua belas tahun, masa udah mikirin pacaran! Putusin nggak?"
"Aku sudah terlanjur sayang sama dia Kakak, ihh kayak gak pernah muda aja."
"Bila!"
Farida sempat meninggikan suaranya, alisnya bertaut, heran. Jaman dulu waktu Farida kecil suka liatin orang dewasa pacaran, tapi waktu dia sudah dewasa begini malah lihat anak kecil pada pacaran. Dan anak kecil itu di depan matanya. Salsabila, adiknya sendiri. Ya ampun Bila, lebay sekali... gumamnya. "Belajar dulu Bila, kalau Ayah tau nanti bisa marah!"
"Sayang kalau diputusin Kak, sudah terlanjur" rengek Bila yang sudah hampir menangis. "Kakak gak tau pacar Bila sih… dia itu baik, jujur, sopan, mandiri, pekerja keras, bertanggung jawab, disiplin, terus melakukan apapun itu bisa. Pokoknya idaman para wanita lah, dijamin."
Farida langsung merasa mual mendengarnya.
"Kok ciri-cirinya kayak pemain jejak si gundul?" Celetuk Farida.
"KAKAK!!" Hardik Bila, masa pacarnya di samain sama Om gundul, "pinjam hpnya ya Kak please! Nanti Bila bakal lakuin apa yang Kakak suruh. Pijitin juga bisa, plus-plus?" Tawaran cuma-cuma dengan memasang wajah memelas mungkin.
"Nggak mempan sama sogokan!"
"Pinjam!"
"Nggak!"
"Pinjaaaam huuuwaaa… aku bisa meriang nih kalau hari ini gak tau kabar dia." Meriang merindukan uang atau merindukan kasih sayang maksudnya?
"Jangan berisik nanti Jajam bangun!"
Farida meninggalkan Salsabila yang masih saja memohon, beruntung Farida me-lock ponselnya dengan pin. Membuat Bila susah untuk membukanya.
"Kak please, Ya Allah… pelit amat sih. Pakai pin segala." Dumel Salsabila sambil menjajal semua angka, menekannya di layar ponsel Farida.
Farida masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri. Dia tidak mungkin tidur lagi kan? Sudah jam segini nanti bisa bablas. Beruntung James masih nyenyak tidak terganggu teriakan mereka berdua.
***
Bila dan Farida sudah berada dibawah membantu Ibu menyiapkan makan, bukan sarapan. Karena menu pagi ini adalah lontong sayur. Mereka bukan orang kota sungguhan yang harus sarapan atau makan roti. Sudah kebiasaan dari dulu di keluarga ini. 'Belum bisa disebut makan kalau belum makan nasi, kata Pak Darsa.
Jajam sudah mandi, rambutnya masih sedikit basah dan disisir ke belakang dan tampak cool. Dia sudah siap duduk di meja makan sambil menonton tayo kartun kesukaannya. Sedang mulutnya berbunyi kriuk-kriuk menggigit kerupuk.
"Tolong panggilkan Doni, sama Rizki Bil!" Perintah Bu Sonya pada Bila.
"Gak bisa di bangunin Bu, pasti susah. Kalau gak di siram gak akan bangun."
"Ya udah siram aja!" Tukas Farida. "Daripada susah, ini sudah jam delapan. Belum mandi belum apa-apa."
"Tapi kan ini hari libur Kak? Gak mandi juga gak apa-apa kan?" Membela orang lain juga berlaku membela diri sendiri.
"Itu alasan karena Bila juga belum mandi." Sahut Bu Sonya.
"Pantes!"
Sepertinya anak yang menurut Bu Sonya paling waras hanya Farida saja. Itu sudah yang paling waras. Adik-adiknya lebih gila lagi.
Akhirnya setelah perjuangan panjang membangunkan dua laki-laki berumur tanggung itu sudah selesai. Semua bisa makan pagi bersama walaupun waktunya lumayan siang.
Satu jam berlalu~
"Biar Ayah yang anterin kamu sama Jajam pulang ya Kak?" Ucap Darsa sedang mencari-cari kunci mobil coaknya. "Kemanaaaa lagi ini kuncinya huufftt..."
"Lah kemarin Ayah taruh dimana?" Farida ikut mencari di kursi-kursi barangkali nyelip disana.
Ayah memanggil istrinya. "Bu, kunci Ayah kemana Bu?"
Ibu Sonya langsung menghampiri dan ikut mencari. "Sudah dicari-cari tapi gak ada.." ucapnya setelah beberapa menit kemudian.
"Eh Ya Allah Gusti, ini kuncinya dipegang dari tadi." Ucap Pak Darsa meringis malu karena dari tadi ternyata kuncinya sudah berada digenggamannya.
"Ayaaahhh!!" Geram Farida dan Bu Sonya. Sia-sia saja dari tadi mereka panik mencari kan? Maklumi saja, beliau sudah tua.
Akhirnya Farida dan James pulang di antar Pak Darsa sekalian beliau berangkat ke pasar.
....
To be continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Kus Tiah
ngakak sendirian thor
2021-05-26
0
Novia Via
pak darsa sini, biar di cubit dulu pipinya
gemezzzz
2021-03-11
0
Mba Rose
malem2 baca ini ngakak terus ooiii 😆😆
2021-01-07
0