Vano memberi pesan lewat intercom pada sekretaris staf di depan agar Bobby masuk ke dalam ruangannya. Sudah dihubungi lima kali lewat japri, tapi tidak kunjung diangkat. "Apa kamu telan ponselmu?"
Vano sedang mengkerut, pusing sekali rasanya. Baru saja dia mendapat email yang mengharuskan dirinya pergi ke Bandung weekend ini.
"Sorry, sorry hp aku di silent. Soalnya bini telpon terus bisa ganggu…" jawab Bobby merasa tidak enak saat sudah berada didepan Vano.
Vano menatap Bobby dengan wajah frustasi, seolah masalahnya berat sekali.
"Kan cuma sampai minggu pagi Van! Paling nyampe kesini juga malem kan?" Kata Bobby menjawab setelah Vano menjelaskan secara detail email yang masuk barusan.
"Emangnya harus aku ya? Iya kalau bisa rampung hari minggu. Kamu tahu sendiri kan acara peresmian itu buntut-buntutnya nggak cukup tiga hari. Apalagi saat weekend, yang ada malah mundur sampai hari senin."
Vano Emosi, masa nggak ketemu sama istrinya sampai tiga hari, mana tahan? Kan masih lagi anget-angetnya.
"Ya harus kamu dong, masa Bu Nuning. Emangnya gak tahan apa cuma ninggalin istri muda tiga hari? Aku paham deh rasanya manten baru. Lagian Bu Farida juga pasti ngerti kok."
"Jangan bawa-bawa perempuan!"
Padahal memang benar apa kata Bobby barusan, tapi laki-laki itu mengelak. Dia hanya takut wibawanya hilang kalau sampai ketahuan bucin, begitu kurang lebihnya...
Bobby menggelengkan kepala, kan nggak ada salahnya mengajak saja istrinya. Buku nikah juga ada, bisa antisipasi atau sedia payung sebelum terjadi penggerebekan. Kenapa malah dibuat pusing sendiri?
"Kalau gitu bawa aja kesana, gitu aja kok kamu repot si..." Ucap Bobby lagi.
"Diam kamu!" Bobby jadi merasa serba salah. "Aku sibuk disana nanti mereka kemana-mana sendiri." Sambung Vano.
"Lah kan Bu Farida bukan anak kecil lagi,"
"Masalahnya dia ceroboh." Dengus Vano yang membuat Bobby makin tidak mengerti. "Sudahlah sana kamu balik keruangan kamu aja."
"Kurang servis ya? Ngegas terus bawaannya."
"Pergi-pergi!" Usir Vano.
Lah, kan situ yang manggil, batin Bobby kesal.
Vano pikir Bobby memang tidak tahu. Vano masih punya musuh yang masih berkeliaran di sekitarnya. Penembaknya beberapa bulan lalu juga masih belum terungkap.
"Polisi bodoh," gumamnya pelan.
***
Membereskan berkas, Vano mengenakan jasnya lagi lalu bersiap untuk pulang. Jam menunjukkan pukul lima sore pas saat melihat jam di tangan kirinya. Sampai kerumah pasti menjelang maghrib kalau jalanan tidak macet.
Skip perjalanan.
"Setelah sampai dirumah, biasakan lepas sepatunya dan diletakkan ke tempat yang sudah disediakan! Wahai para suami-suami didunia ini, hanya meletakkan sepatu pada tempatnya saja sudah termasuk membantu istri meringankan pekerjaannya. Jangan membiasakan sepatu berserakan. Bisa saja orang lain tersandung atau terjatuh karena kemasa bodohan kita."
Vano menghela nafas berat, baru sampai di pintu sudah terdengar ceramah dari Farida. Mau tidak mau dia meletakkan sepatunya di rak sepatu dengan kesal. Sambutan ini jelas kurang baik terdengar di telinganya. Asemmm...asemmm…
"Sebelum masuk ucapin salam biar setan gak ikut masuk."
Lagi, apalagi, terus aja terus.
"Assalamualaikum."
"Waalaikum salam."
Wanita itu sudah berdiri menghalangi pintu. "Salim!" Farida menyodorkan tangannya. Vano dengan jahil mengangkatnya tinggi-tinggi tangan kanannya .
"Gimana aku salimnya kalau tinggi begitu Om? Om om om om om?"
"Terus saja panggil begitu!" Suara Vano terdengar berat, kenapa sih.. hari ini semua orang begitu menyebalkan baginya.
"Om Daddy Vano, hehehe. Ya udah sini turunin tangannya."
Akhirnya permintaan salim terkabulkan. "Aku kan pengen belajar jadi istri yang baik," ucapnya sambil menaik-naikkan alisnya.
"Kalau gitu minta maaf denganku karena tadi sudah panggil aku Om!"
"Yaelah, realistis aja kali Dad. Kamu emang udah om-om."
"Minta maaf!" Tukas Vano lebih tinggi satu oktaf. "Ayo minta maaf sekarang."
Farida dengan tidak tahu diri memeluk tubuh suaminya. Gak ada takut-takutnya sama sekali. "Sekarang udah gak jamannya minta maaf. Tapi… ampun bang jago!"
Hah? Apalagi ini… tobat, tobat.
....
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Siti Komariah
suka sama karakter farida😂😂
2022-05-26
0
Ida Sriwidodo
Ahahahah.. kocak banget sii.. 🤣🤣🤣
2021-11-09
1
Yani Basith
dialog mengalir .. enak bacanya ...
2021-07-25
0