Farida juga bersiap saat James mandi, Farida akan pulang ke rumah Ayah Darsa dan Bu Sonya sekarang juga. Hari libur seperti ini mudah-mudahan adik-adiknya masih berada di rumah dan belum ngeluyur sehingga Jajam bisa bermain sama mereka.
"Nak," panggil Mama dari ambang pintu dan membuat Farida menoleh.
"Apa Ma?"
"Mama nitip oleh-oleh buat besan. Nanti tolong kasihkan beliau ya nak?"
Farida menerima bungkusan itu, ternyata isinya... pastel dan risoles. Tapi, Farida sempar melebarkan matanya takjub dengan merk di wadah bungkusnya. Emang apa-apa mesti beli yang mahal ya? Horang kayah.
"Makasih ya Ma?"
"Iya sama-sama Nak, kamu mau pergi sama siapa? Katanya kamu belum bisa nyetir." Mama tertawa mengingat dirinya juga bertahun-tahun belajar gak pernah bisa nyetir. "Kita samaan Nak. Kita memang diciptakan untuk menjadi nyonya suami kaya sepertinya. Tiap kali pergi kemana-mana pasti harus pakai driver. Padahal mobil ada tinggal pakai,"
"Kalau perlu jangan sampai bisa Ma, supaya kita bisa alasan. Lebih enak tinggal tidur di jok belakang hahaha.."
"Jenius!"
***
Sesampainya di rumah Ibu Sonya.
"Buuu Sonyaaaa!" Teriak Farida di depan pintu.
Mendengar kebisingan dari luar Rizki si gendut langsung keluar. "Hussh sama Ibu sendiri nyebutin nama Kak!"
"Aku merindukanmuuuu nduut!" Peluk Farida pada adik laki-lakinya yang masih duduk di bangku SMA. Farida sudah rindu sekali dengan keluarga dan rumah yang telah menaungi dan membesarkan dirinya selama dua puluh empat tahun lamanya.
James malah sudah lari mendahului masuk kedalam rumah.
"Lepasin ih, Kakak ini... aku gak bisa napas!" Rizki merasa jengah.
Farida melepas pelukan. "Kemana adik-adik?"
"Lagi main PS di tetangga sebelah."
"Dua-duanya?"
"Iya!"
"Kenapa kamu gak ikut?"
"Malas."
"Kamu selalu saja malas dalam hal apapun hahah. Pantas saja kamu gendut."
"Biar gendut asalkan hitam manis."
"Ya hitam manis kalau manisnya ilang tinggal hitamnya doang hahahaha.."
"Sana Kak, masuk aja ke dalam anak bandel kamu udah lari nanti gak ada yang ngawasin. Aku lagi main ML jangan kelamaan ngobrolnya." Rizki kembali memegang ponselnya lagi.
"Dih jorok kecil-kecil main ML."
"Mobile legend Kak! Mobile legend...... Kakaaaaaakk!" Rizki setengah berteriak saat mendengar ucapan Farida. Entah apa yang di pikirkannya.
Farida melengos dan memasang wajah sedih. "Emang yah, hp lebih penting daripada aku. Padahal kakak masih rindu."
"Diam ah bawel banget."
"Ibu mana?"
"Makanya Kakak cari kebelakang, jangan gangguin aku teruuuus!" Kesal Rizki sama kecerewetan Kakaknya.
"Iya-iyaaa..." jawab Farida malas.
Farida pun menuju ke belakang, terlihat Ibu Sonya sedang menciumi anak bule itu. Sedang Pak Darsa dan dua orang yang membantunya sedang memberi makan dan menjemur burung-burungnya. Ya, itu adalah usaha beliau yang mampu menghidupi dan menyekolahkan anak-anak mereka sampai sekarang ini. Biasanya jam segini sudah pergi toko burungnya di pasar, tapi begitu mengetahui Farida akan datang, beliau masih berada di rumah.
"Eh itu putri Ayah!"
Akhirnya Pak Darsa melihat Farida yang sudah berada di dekatnya. "Assalamualaikum..."
"Waalaikumsalam.." Sungkem Farida kepada Ayahnya dan dibalas cium olehnya dan sempat mengacak rambutnya. Ayah selalu merasa gemas. "Putri Ayah pulang ke rumah..."
"Jangan gitu atuh Ayah, Farida sudah besar dan sudah menikah..." ucap Farida, dia merasa selalu saja di anggap Ayahnya anak kecil.
"Biarpun kamu sudah menikah Ayah tetap sayang sama kamu. Ayah selalu kangen sama kamu, makanya Ayah belain kesana kemarin malam-malam. Kamu itu kenapa sampai berbulan-bulan gak pulang? Jangan dibiasakan kayak gitu Kakak..."
"Apaan baru juga dua bulan." Sela Farida. "Iya udah maafin Ida deh Yah, kan Ida sibuk."
"Sibuk melayani laki-laki gitu sampai lupa keluarga?"
"Apaan sih Ayah kok gitu, siapa yang lupa? Kan sering ngabarin lewat telepon."
Sempat tersentak di tengah-tengah obrolan mereka. Ibu berteriak memanggil nama James, ternyata anak itu masuk kedalam kolam ikan dengan semua baju yang sudah terlepas tanpa sisa.
"Eh ada apa Bu, kenapa?" Teriak Pak Darsa bersamaan dengan Farida yang tengah berjalan mendekat.
"Ayah, Ida.. Jajam masuk kolam ikaan gak mau naik lagi. Nanti bau amis badannya." Ucap Bu Sonya, belum ada sejam kedatangan Jajam sudah membuat kepalanya pusing. "Ternyata gak boleh meleng dikit sama bocah ini ya Da?" Sambung Bu Sonya.
"Iya Bu. Dia emang gak bisa liat kolam ikan." Farida teringat saat berada di Bogor, anak itu histeris tak mau pulang. Dia tidak akan lepas dari kolam ikan jika sudah melihatnya.
"Ikannya besar-besar Mi?" Ucap James dengan wajah polosnya.
Pak Darsa melihat James dan berucap sambil meringis. "Untung masih kecil, masih polos belum tau apa-apa. Itunya keliatan... dul gondal gandul, dul gondal gandul.."
Eh malah nyanyi....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Caramel Latte
ya ampun🙈
2023-02-13
0
Kus Tiah
😅😅😅😅😅
2021-05-26
0
༺👑💗Mïレα pthš tεαm💗👑༻
wkwkwkkwkw anak bule gondal gandulnya gede yak 🤣🤣🤣🤣🤣
2021-03-16
0