Bagi para pengantin baru, minggu-minggu dan bulan-bulan awal pernikahan akan membuat mereka seperti dunia hanya milik berdua. Namun, apa yang akan terjadi setelah bulan manis berakhir? Pasalnya, pernikahan setelah melewati masa bulan-bulan pertamanya akan mulai dihadapkan dengan berbagai permasalahan.
Seperti apa yang Farida alami saat ini. Pertama adalah roller coaster emosi. Selama ini dia sudah mengalami berbagai macam emosi. Penyebabnya beragam, tapi yang pasti ini semua disebabkan oleh realitas yang berbeda dengan apa yang selama ini dibayangkan oleh dirinya sebelum menikah. Terutama bila sudah dihadapkan dengan karakter anak tiri dan suaminya yang sama-sama menyebalkan.
Pernikahan memang tidak sesempurna yang dibayangkan. Pernikahan di tahun pertama akan menunjukkan bagaimana realitas kehidupan rumah tangga yang sesungguhnya. Tapi beruntung bagi Farida, dia tidak pusing saat tagihan mulai bermunculan di akhir bulan. Dia juga tidak kesulitan dalam tahap adaptasi dirinya dengan keluarga Mama Nuning. Mama Nuning adalah Mertua terbaik yang pernah dia kenal dan dia miliki.
Farida akui dia bukan perempuan yang religius, seperti kakaknya misalnya. Tapi dia selalu belajar menempatkan posisinya di dalam keluarga, bagaimana caranya bersikap untuk lebih baik lagi.
"Mama kangen sama Misha nak, kenapa kamu jarang kesini?"
Terdengar Mama Nuning sedang menelpon Fitri sambil mondar-mandir memungut mainan milik James yang berserakan.
"Fitri mabuk Ma, beberapa hari ini banyak dirumah." Jawab Fitri terdengar lemas.
"Kamu kalau hamil mabuk banget ya Nak, sama kaya hamil Misha dulu. Pusing juga ya Nak?" Terlihat dari raut wajah Mama sangat khawatir. Vano hanya melirik sekilas, dia sibuk dengan layar ponselnya sambil tiduran di sofa. Sedang Farida berada di dapur membuatkan minum untuknya.
"Iya Ma, gak tau kenapa ini malah lebih parah dari sebelumnya..."
"Lah kenapa gak bilang sama Mama Nak, kamu pasti kerepotan. Reyhan bantuin kan? Dia ada dimana?"
Mama masuk ke kamar lalu kembali dengan sudah mengenakan hijab. "Mama kerumah Reyhan dulu ya Nak, kasihan menantu Mama... mabuk parah katanya." Pamit Mama pada Vano.
"Mau diantar gak Ma?"
"Gak usaaah... kan dekat nak," jawab Mama dengan jalan cepat dan mungkin tidak tahu diikuti tuyulnya Vano di belakangnya.
"Ma, itu si Jajam ngikut!" Teriak Vano dari dalam. "Tolong dulu Ma!"
"Iya bocahnya udah lari duluan didepan." Jawab Mama terdengar semakin jauh.
Farida dari dapur membawa secangkir kopi dan meletakkannya di meja. "Kemana Mama, sama Jajam? Kok pergi?"
"Ke rumahnya keluarga pencetak bayi."
"Hahahaha, jangan gitu tau Dad... Hahaha." Farida tertawa terpingkal-pingkal.
"Kenyataannya! Orang Misha baru tengkurep, udah dikasih lagi."
"Kan mereka bilang kebobolan." Jawab Farida duduk diatas paha suaminya. Kurang afdol rasanya kalau tidak membuat suaminya kesal.
"Tapi kan bisa dicegah, emangnya Reyhan gak safety. Gak kasihan apa anak sama istrinya. Emangnya dia nikah baru seminggu dua minggu. Kan harusnya paham masalah begituan. Payah."
Benar juga apa katanya. Rupanya bisa bijak juga yah.
"Tapi kenapa Mama buru-buru gak ada apa-apa kan?"
"Kedengarannya Fitri mabuk."
Farida hanya ber 'oh' ria saja.
"Tempat duduk banyak kenapa mesti duduk diatas pahaku. Kamu pikir badan kamu gak berat apa? Kalau sebentar gak papa, tapi kalau lama nyeri pahaku Da?"
Yang di protes malah semakin senang karena berhasil membuat suaminya agak kesal. Memang Farida itu bukan cewek yang langsing. Dia sedikit semok, tapi cantik. Ya, kalau jalan berdua tinggi besarnya hampir sama.
To be continued.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments
Ida Sriwidodo
Kocak.. 😆😆😆
2021-11-09
1
Febriyantari Dwi
ikutan gumushhh Da..
👍💗👍💗👍💗
2021-06-02
1
Mawar putih
waaww sifarida😉
2021-02-25
1