Tidak lama setelah perdebatan Nina dan Mona , guru bahasa Indonesia kini sudah memasuki ke kelas, sehingga menghentikan perdebatan Nina dan Mona.
Selama jam pelajaran sedang berlangsung, Dinda hanya menghela nafas pendeknya merasa bosan berada di dalam kelas, guru yang sedang mengajar di kelas pun tidak ia pedulikan, ia melirik arloji yang berada ditangannya dan ia menghela nafas lagi, semoga saja bel istirahat cepat berbunyi, begitu pikir nya.
Sepertinya alam sedang berbaik hati kepada Dinda, tidak lama setelah Dinda berdoa supaya bel istirahat cepat berbunyi, tidak lama kemudian bel pertanda istirahat telah berbunyi, membuat Dinda bersorak kegirangan dalam hati.
"baik anak-anak pelajaran saya tutup sampai disini dan selamat berjumpa dipertemuan selanjutnya" ucap Bu isti guru bahasa Indonesia.
Bukan hanya Dinda yang menghela nafas bebas karena jam pelajaran Indonesia sudah berakhir. Murid-murid yang berada di kelas kini mulai berhamburan keluar dari kelas.
"Din kantin yuk" ucap Mona menengok kebelakang yang hanya diangguki oleh Dinda.
Dinda, Nina dan Mona kini keluar dari kelas dan melangkah menuju ke kantin. Seperti biasa jika most wanted SMA Natharan memunculkan dirinya sorak riuh dari siswa-siswi SMA Natharan kini terdengar, kantin yang semula sedikit ricuh kini bertambah ricuh atas kedatangannya most wanted.
Ada juga siswa-siswa yang secara terang-terangan menggoda, ada juga yang menatapnya dengan memuja dan ada pula yang menatap mereka dengan decakan kagum, bahkan tidak sedikit pula yang menatap mereka dengan tatapan iri dan benci.
Dinda, Nina dan Mona tidak memperdulikannya, mereka sudah terbiasa dengan keadaan sekarang. Selama mereka sekolah di SMA Natharan mereka hanya menulikan telinga nya dan tidak mau ambil pusing.
" lu mau pesen apa biar gua pesenin?" tanya Mona kepada Nina dan Dinda
" Gua jus jeruk sama bakso aja" ucap Nina yang diangguki oleh mona
"Lu Din mau pesen apa? " tanya Mona
"Samain sama punya lu ajha " jawab Dinda
"Okeh berarti samain ajha ya, bakso sama jus jeruk" ucap Mona yang diangguki oleh Dinda dan Nina.
Mona melenggang pergi untuk memesan makanan ke stand penjual bakso, setelah memesan Mona meminta tolong ke pelayanan untuk mengantarkan pesanan nya ke mejanya yang diangguki oleh pelayan.
Mona melangkah kembali menuju mejanya dimana ada Dinda dan Nina. ia mendaratkan bokongnya di sebelah Nina saat sudah sampai dimeja yang sudah diduduki oleh kedua sahabatnya.
" Mana pesenannya?" tanya Nina mewakili Dinda
" Ada, ntar diantar sama pelayannya" ucap Mona lalu merogoh saku rok sekolahnya meraih benda pipih dan memainkan nya
Dinda dan Nina hanya menganggukkan kepalanya sekilas, lalu mereka sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.
Tidak lama kemudian pesanan mereka kini sudah diantarkan oleh pelayan. Dinda, Nina dan Mona langsung saja melahap makanan mereka karena perut yang sudah sangat lapar.
Disaat sedang menikmati makanannya, Dinda Nina dan Mona dikagetkan oleh gebrakan meja oleh seseorang. Mereka menoleh ke asal Sumbar suara, bukan hanya mereka tapi banyak juga siswa-siswi yang berada di kantin pun ikut menoleh
Keadaan hening seketika disaat asal suara gebrakan meja yang cukup keras berasal dari meja most wanted SMA Natharan. Mereka menyumpah serapahi seseorang yang sudah beraninya mengusik ketenangan most wanted sekolah.
Disaat tau siapa pelaku penggebrakan meja, mereka terdiam dan menarik kembali sumpah serapahi yang mereka lontarkan, karena pelaku penggebrakan meja tersebut adalah ratunya bully SMA Natharan, sehingga siapa saja takut dengannya.
Sedangkan Dinda, Nina dan Mona memilih untuk tidak meladeninya, mereka melanjutkan aktivitasnya yang sempat terhenti dan tidak memperdulikan kehadiran Reni disekitarnya, yang juga pelaku yang sudah mengganggu ketenangan nya.
Reni geram sendiri karena kehadiran nya tidak dianggap oleh Nina, Dinda dan Mona.
" Kenapa Lo pada diem takut? " tanya Reni dengan nada yang mengejek.
Nina, Dinda dan Mona tidak ambil pusing dengan ejekan Reni, mereka masih memilih untuk tidak meladeni Reni.
" haha... takut kalian? pengecut" ucap sarkas Reni,
Dinda hanya mengeratkan genggamannya pada sendok yang dia pegang berusaha untuk mengendalikan emosi nya. Reni yang melihat itu menarik sedikit ujung bibirnya, ia merasa senang karena Dinda yang mulai terpancing.
" Dimana Dinda yang selalu ditakuti oleh semua orang, lihat sekarang Dinda hanya diam saja di mejanya, jadi kalian tidak usah takut dengannya " lanjut Reni dengan berteriak ke arena kantin yang hening dan menampilkan senyum mengejek nya terhadap Dinda.
Dinda masih sabar dan berusaha tenang. Sedangkan di seberang sana Mona sudah meronta-ronta di cekalan Nina , ia ingin sekali menampar keras Reni, tapi gerakannya sudah dibaca oleh Nina. Nina mengeratkan cekalanya terhadap Mona dan menyuruh Mona supaya bersikap tenang, ia yakin bahwa Dinda bisa mengatasinya.
Sedangkan mona tidak terima, ia melihat ke arah Nina yang dibalas pelototan, Nina mengisyaratkan Mona agar diam dan mengikuti alurnya saja, Mona yang sudah mulai mengerti pun hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar. Keadan di kantin kini sudah mulai ricuh.
"Pengecut, pecundang yang hanya bisa bersembunyi di belakang sahabatnya, ya itulah Lo adinda Putri Sima!!! " ujar Reni dengan masih menampilkan senyum mengejek nya
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Revisi
salam hangat
Kim slsh_🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments