"Yaudah-yaudah sekarang gua tanya, kenapa lu bisa nampar orang si Din? di lapangan lagi?" Tanya Mona kalem. sedangkan Dinda yang mendengar itu hanya acuh tak acuh saja tidak memperdulikan pertanyaan sahabatnya itu.
"Eh si kadal di tanya itu Jawab ege bukannya di diemin, lupa ya lu caranya ngejawab pertanyaan orang?!" ucap Mona kesal sambil melemparkan tisu yang ada di depannya.
Sedangkan Dinda hanya menatap malas kepada Mona lalu berdecak, sedangkan Mona malah balik menatap Dinda dengan menantang.
"Apa lu tatap-tatap" ucap Mona dengan intonasi songong dan jangan lupakan sebelah alisnya yang terangkat.
Dinda tidak menanggapi ocehan Mona, yang membuat Mona kesal sendiri. dengan santainya Dinda memakai eorphone dan memasangkan nya ke telinga, belum sempat memakainya Mona menarik paksa eorphone dari tangan Dinda lalu merebutnya.
"Apasih Mon, balikin ngga" ucap Dinda malas
" Ngga, lu jawab dulu pertanyaan gua, apa perlu gua ulangi lagi HM..? " tanya Mona
" Udah-udah diem lu berdua banyak bacot " ucap Nina melerai
"Gua ajha yang nanya Mon" lanjut Nina yang dibalas anggukan oleh Mona
" Din lu kenapa bisa sampe nampar orang? gua yakin kalo ada asap pasti ada apinya, lu kenapa? gua juga yakin lu ngga akan nampar orang sembarangan kalo orang itu tidak buat masalah sama lu? " tanya Nina sabar dengan lembut.
Memang disini Nina yang pikirannya paling dewasa dibandingkan kedua sahabatnya. Mona yang pecicilan dan petakilan, jangan lupakan juga jiwa bar-bar nya. sedangkan Dinda yang kalem dan cuek dengan lingkungan sekitar jangan lupakan juga pembuat onar, ya Dinda memang sering membuat onar hingga guru yang bersangkutan hanya memijat pelipisnya saat berurusan dengan Dinda
Bukan apa-apa, hanya saja para guru sudah angkat tangan dengan kelakuan Dinda yang suka membolos, tidak taat peraturan membuat ulah, susah diatur, sudahlah para guru sudah menyerah dengan kelakuannya. Jika pun dinasehati atau di beri tahu Dinda hanya diam saja, masuk kuping kanan keluar kuping kiri yh itulah Dinda.
Tapi beda dengan Dinda yang sedang berada di rumah, ia akan menjelma sebagai orang yang sangat manja terhadap keluarga nya. Tetapi Dinda bisa sewaktu-waktu menjelma seperti iblis jika ketenangannya terganggu. Dinda yang berada di luar dan didalam sungguh sangat bertolak belakang.
Dinda hanya menghela nafas berat disaat mendengar pertanyaan Nina , ia akui bahwa Nina lah orang yang dapat dengan mudahnya membuat ia angkat bicara. Dinda yang kalem tapi menakutkan, terlalu banyak misteri di dirinya dan Nina yang begitu dewasa menghadapinya, sungguh Dinda lebih nyaman kepada Nina jika bercerita, Nina juga akan memberi solusi terhadap masalah yang Dinda hadapi.
Mona yang selalu petakilan dan jangan lupakan jiwa bar-bar nya menjadi moodbooster nya, walaupun Mona susah diajak serius dan Yap kalian bisa simpulkan sendiri. Dinda begitu beruntung mendapatkan sahabat seperti Nina dan Mona.
"Lo pada Taukan gua paling benci kalau ada orang yang ngehina ortu gua apalagi mami, sungguh gua ngga akan memaafkan siapapun orang yang telah menghinanya, dan tamparan itu belum seberapa dengan mulut kotornya yang seenaknya menghina mami " Dinda memejamkan matanya dengan nafas yang memburu untuk merendamkan gejolak amarahnya yang tadi sempat reda kini mulai membara lagi.
Nina yang melihat dinda menahan amarah langsung duduk disampingnya dan mengelus lembut pundak sahabatnya itu. Nina tau jika Dinda sudah marah maka akan berakibat fatal, ia juga tau seberapa sayangnya dinda terhadap maminya dan Nina juga maklumi itu, Nina juga akan melakukan hal yang sama jika ada orang yang menghina ibunya.
Dinda yang mendapat elusan lembut oleh Nina berangsur-angsur membaik dan amarah yang tadi memuncak kini perlahan mulai menghilang, yah selain keluarga nya Nina lah orang yang dapat mengendalikan nya jika amarah nya sudah tidak bisa terbendung. Dinda merupakan orang yang sedikit susah mengatur emosinya disaat suasana hatinya kurang baik, tetapi ia akan berubah menjadi orang yang sangat tempramental jika itu sudah menyangkut keluarga dan kedua sahabatnya.
"Sekarang sudah baikan kan?" tanya Nina lembut yang dibalas anggukan oleh Dinda
"Wuit wuit... gua di lupain nih?" tanya Mona yang diacuhkan oleh Nina dan dinda
"Ck, sabar sabar sabar... derita anak tiri gini amat ya" ucap Mona sambil mengelus dadanya sabar yang dihadiahi tawa oleh Nina dan Dinda .
Dinda dan nina yang melihat kelakuan Mona hanya bisa memberikan cengirannya dan langsung saja memeluk Mona
"Kita itu bertiga, jadi jangan anggap lu tuh anak tiri" ucap nina sambil mengerucutkan bibirnya membuat Mona ngeri sendiri.
"Iya iya, sekarang lepasin ngga jijik tau nin sok imut" ucap Mona bergidik ngeri saat pelukannya sudah terlepas.
Nina yang mendengar ucapan Mona, menjitak kesal kepala Mona.
" Apasih ninn... sakit tau " ucap Mona geram yang tidak dipedulikan oleh Nina.
Dinda? Dinda hanya memperhatikan kedua sahabatnya itu dan menggeleng kepalanya sambil tersenyum tipis memang mereka berdua adalah moodbooster bagi Dinda.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Revisi
salam hangat
Kim slsh_🌼
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 139 Episodes
Comments
Elliz xavier
kok lamaaaa
2021-02-14
1