Chapter 17~ Tanpa Alas Kaki

Napasnya memburu, peluh bertumpuk, bahkan jantung nyaris meledak. Ia kelelahan. Tenaganya sudah melewati batas maksimal. Sudah cukup!

Kala otak dan anggota tubuh kehilangan kontrol, dan melupakan takdir mereka untuk saling bekerja sama, bersiaplah untuk bencana!

Hal yang sama terjadi dengan Gendis, lebih tepatnya, ia kehilangan kekuatan untuk mengontrol anggota tubuhnya. Sepasang kaki itu menolak perintahnya untuk berhenti berlari. Mereka begitu ketakutan, amat sangat ketakutan. Tak peduli perintah sang pemilik, seakan tertutup oleh gelapnya rasa takut.

GUK, GUK, GUK!!!

Gendis,....berhenti! Mau sampai kapan kita berlari seperti dikejar hantu begini, Hah? Aku lelah. Aku tidak kuat lagi. Gendis,... BERHENTI KATAKUUUU!

Teriakan protes itu terdengar cukup keras, hanya saja suaranya timbul tengelam di telinga bocah perempuan tujuh tahun itu. Ia begitu diliputi ketakutan, dan ingin melarikan diri sejauh- jauhnya.

Kondisi bocah perempuan itu cukup menyedihkan. Seragam sekolahnya kotor oleh bercak- bercak kecoklatan, karena ia berkali- kali jatuh mencium tanah. Kedua lututnya lecet dan berwarna merah karena darah.Tas miliknya hilang, entah terjatuh di mana. Dan sepatunya,.. bocah perempuan itu hanya menggenakan sepatu sebelah saja sementara yang sebelah lagi tanpa alas kaki.

Ya, bocah tujuh tahun itu kehilangan tas dan juga kehilangan sebelah sepatunya...

Rasa sakit tiba- tiba mencengkram ****** kecilnya, membuat Gendis berteriak histeris,

Aaaaaaaaakkkkhhhhh!

BRUUUKKK!!

Bocah itu kembali terpelanting jatuh menghantam tanah untuk kesekian kalinya.

" PIEEEEE,...KAU MENGIGIT PANT*TKU?!"

Yup, benar sekali. Hewan berkaki empat itu melepaskan taringnya dari tubuh berdaging Gendis. Lidah merahnya menjulur keluar dan dengan tanpa rasa bersalah mendekati yang masih tengkurap di tanah.

Aku terpaksa melakukannya, karena kau tidak mau berhenti berlari. Mata coklat Pie menatap Gendis lekat- lekat, memberitahunya alasan ia menggigit bocah itu.

" Tapi, mereka akan membunuh kita kalo kita tidak berlari sekencang-kencangnya, Pie. Kita harus menyelamatkan diri."

Pie, anjing berbulu hitam dan coklat nan gagah perkasa mendengus keras- keras lalu menundukkan lehernya serendah mungkin. Rasanya ia mau bunuh diri saja saling malunya memiliki soulmate berhati tempe seperti Gendis.

' Mereka' yang dimaksud si bocah lembek itu adalah induk ayam beserta anak-anaknya yang penuh nafsu mengejarnya sebagai aksi balas dendam!

Si induk ayam mengira jika Gendis yang mengambil salah satu anaknya, tapi sebenarnya bukan dia. Gendis hanya dijebak temannya, dengan memasukan anak ayam itu ke dalam ransel miliknya!

Dan 'kita',... Lebih tepatnya 'mereka' mengejar Gendis, bukan dirinya. Dia hanya terpaksa ikut lari, karena bocah itu lari sekencang-kencangnya tanpa peduli apapun.

" Gendis, ...hei, bangun!"

Gendis mencengkram kedua kuping panjang Pie, mendekatkan wajah mereka hingga menempel, " Pie, harusnya kau mengigit ayam- ayam itu, bukan mengigit pan*tku!"

" Ya, ampun, Gendis, bangun! Woiiiiiiiii, Gendiiiiisssssss!"

Teriakan itu menjebol gendang telinga Gendis, menimbulkan suara ngggggggggg panjang di kepalanya. Gendis bergerak mundur seketika, menjauhkan pekikan tajam itu, dan tanpa sadar melepaskan tangannya dari kuping panjang Pie.

Kelopak mata Gendis berkedut sekali, mengerjap- ngerjap beberapa detik, hingga akhirnya terbuka lebar. Sesaat dia terpaku. Pemandangan di depannya untuk sekian detik nampak buram.

Setelah perlahan-lahan mulai jelas, kedua mata Gendis membesar,...

Di depannya, nyaris bersentuhan hidung, sepasang mata milik Sasa menatapnya garang. Wajahnya sudah merah, semerah- merahnya karena emosi. Dan penyebabnya adalah kedua tangan Gendis yang berada di samping kepalanya, atau lebih tepatnya telinga kiri dan kanan.

Tangan Gendis terlihat menarik kencang, bahkan mencengkram kuat kedua telinga Sasa.

" AKAN AKU BUNUH KAU, GENDIS! LEPAS TELINGAKU SEKARANG JUGA!"

***

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 01~ Salah Sasaran
3 Chapter 02~ Dendam si Paruh Tajam
4 Chapter 03~ Makan Malam Terakhir
5 Chapter 04~ Ulang Tahun si Kembar
6 Chapter 05~ Perjumpaan yang Menyakitkan (1)
7 Chapter 06~ Perjumpaan yang Menyakitkan (2)
8 Chapter 07~ Menawarkan Diri Menjadi Teman
9 Chapter 08~ Ini Adalah Takdir
10 Chapter 09~ Hukuman untuk Gendis
11 Chapter 10~Tugas Sang Ketua Kelas
12 Chapter 11~ Menyelidiki Kehidupan...
13 Chapter 12~ Menyambangi rumah Franda
14 Chapter 13~ Menerima Perbedaan, Itulah Teman
15 Chapter 14~ Sama- sama menyukai susu coklat (1)
16 Chapter 15~ Sama- sama menyukai susu coklat (2)
17 Chapter 16~ Bos mencarimu, Ken!
18 Chapter 17~ Tanpa Alas Kaki
19 Chapter 18~ Tim Pamela vc Tim Gendis
20 Chapter 19~ Pertumpahan Darah (1)
21 Chapter 20: Pertumpahan Darah (2)
22 Chapter 21~ Hujan air mata
23 Chapter 22~ Membawa Gendis ke rumah sakit
24 Chapter 23~ Sepuluh menit yang berharga
25 Chapter 24~ Kebersamaan yang membuat iri
26 Chapter 25~ Mengupas kulit bawang, selapis demi selapis
27 Chapter 26~ Nemenin mama reuni
28 Chapter 27~ Dua orang yang menyebalkan
29 Chapter 28~ Keputusan Bastian
30 Chapter 29 Warna yang identik
31 Chapter 30 Dunia,... begitu sempit
32 Chapter 31 Bahkan kami tidak saling mengenal, sampai,...
33 Chapter 32 Kami tidak pacaran!
34 Chapter 33 Bara yang kian menyala
35 Chapter 34 Berita terpanas!
36 Chapter 35 Membungkam mulut semua anak
37 Chapter 36 Karena kau sahabatku,...
38 Chapter 37 Menyelamatkan Morin
39 Chapter 38 Rival (1)
40 Chapter 39 Rival (2)
41 Chapter 40 Merah, Kuning, Hijau,...
42 Chapter 41 Menyelesaikan Masalah
43 Chapter 42 Satu di Antara Dua
44 Chapter 43 Dukungan untuk Morin
45 Chapter 44 Pemikiran Sederhana Gendis
46 Chapter 45 Sisi Paranoid Sasa
47 Chapter 46 Morin dan Kisah Hidupnya
48 Chapter 47 Meringkusnya
49 Chapter 48 Aku Menolongmu Karena,...
50 Chapter 49 Dia yang Bernama Gendis
51 Chapter 50 Penyelidikan Identitas Diri (1)
52 Chapter 51 Penyelidikan Identitas Diri (2)
53 Chapter 52 Penyelidikan Identitas Diri (3)
54 Chapter 53 Awal Persahabatan
55 Chapter 54 Berbagi Kebahagiaan Kecil
56 Chapter 55 Gigitan Terakhir
57 Chapter 56 Satu Rahasia Banyak Kisah (1)
58 Chapter 57 Satu Rahasia Banyak Kisah (2)
59 Chapter 58 Berjumpa Narayan
60 Chapter 59 Menangislah, bahu ini tersedia untukmu
61 Chapter 60 Pertengkaran Pertama Mereka
62 Chapter 61 Mimpi versus Realita
63 Chapter 62 Cuka di Wajah Gema
64 Chapter 63 Kesimpulan yang Keliru
65 Chapter 64 Meluruskan Simpul (1)
66 Chapter 65 Meluruskan Simpul (2)
67 Chapter 66 Mengambil Sikap
68 Chapter 67 Kegelisahan Gendis
69 Chapter 68 Si Kembar yang Menjengkelkan
70 Chapter 69 Mengumpulkan Sampel (1)
71 Chapter 70 Mengumpulkan Sampel (2)
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 01~ Salah Sasaran
3
Chapter 02~ Dendam si Paruh Tajam
4
Chapter 03~ Makan Malam Terakhir
5
Chapter 04~ Ulang Tahun si Kembar
6
Chapter 05~ Perjumpaan yang Menyakitkan (1)
7
Chapter 06~ Perjumpaan yang Menyakitkan (2)
8
Chapter 07~ Menawarkan Diri Menjadi Teman
9
Chapter 08~ Ini Adalah Takdir
10
Chapter 09~ Hukuman untuk Gendis
11
Chapter 10~Tugas Sang Ketua Kelas
12
Chapter 11~ Menyelidiki Kehidupan...
13
Chapter 12~ Menyambangi rumah Franda
14
Chapter 13~ Menerima Perbedaan, Itulah Teman
15
Chapter 14~ Sama- sama menyukai susu coklat (1)
16
Chapter 15~ Sama- sama menyukai susu coklat (2)
17
Chapter 16~ Bos mencarimu, Ken!
18
Chapter 17~ Tanpa Alas Kaki
19
Chapter 18~ Tim Pamela vc Tim Gendis
20
Chapter 19~ Pertumpahan Darah (1)
21
Chapter 20: Pertumpahan Darah (2)
22
Chapter 21~ Hujan air mata
23
Chapter 22~ Membawa Gendis ke rumah sakit
24
Chapter 23~ Sepuluh menit yang berharga
25
Chapter 24~ Kebersamaan yang membuat iri
26
Chapter 25~ Mengupas kulit bawang, selapis demi selapis
27
Chapter 26~ Nemenin mama reuni
28
Chapter 27~ Dua orang yang menyebalkan
29
Chapter 28~ Keputusan Bastian
30
Chapter 29 Warna yang identik
31
Chapter 30 Dunia,... begitu sempit
32
Chapter 31 Bahkan kami tidak saling mengenal, sampai,...
33
Chapter 32 Kami tidak pacaran!
34
Chapter 33 Bara yang kian menyala
35
Chapter 34 Berita terpanas!
36
Chapter 35 Membungkam mulut semua anak
37
Chapter 36 Karena kau sahabatku,...
38
Chapter 37 Menyelamatkan Morin
39
Chapter 38 Rival (1)
40
Chapter 39 Rival (2)
41
Chapter 40 Merah, Kuning, Hijau,...
42
Chapter 41 Menyelesaikan Masalah
43
Chapter 42 Satu di Antara Dua
44
Chapter 43 Dukungan untuk Morin
45
Chapter 44 Pemikiran Sederhana Gendis
46
Chapter 45 Sisi Paranoid Sasa
47
Chapter 46 Morin dan Kisah Hidupnya
48
Chapter 47 Meringkusnya
49
Chapter 48 Aku Menolongmu Karena,...
50
Chapter 49 Dia yang Bernama Gendis
51
Chapter 50 Penyelidikan Identitas Diri (1)
52
Chapter 51 Penyelidikan Identitas Diri (2)
53
Chapter 52 Penyelidikan Identitas Diri (3)
54
Chapter 53 Awal Persahabatan
55
Chapter 54 Berbagi Kebahagiaan Kecil
56
Chapter 55 Gigitan Terakhir
57
Chapter 56 Satu Rahasia Banyak Kisah (1)
58
Chapter 57 Satu Rahasia Banyak Kisah (2)
59
Chapter 58 Berjumpa Narayan
60
Chapter 59 Menangislah, bahu ini tersedia untukmu
61
Chapter 60 Pertengkaran Pertama Mereka
62
Chapter 61 Mimpi versus Realita
63
Chapter 62 Cuka di Wajah Gema
64
Chapter 63 Kesimpulan yang Keliru
65
Chapter 64 Meluruskan Simpul (1)
66
Chapter 65 Meluruskan Simpul (2)
67
Chapter 66 Mengambil Sikap
68
Chapter 67 Kegelisahan Gendis
69
Chapter 68 Si Kembar yang Menjengkelkan
70
Chapter 69 Mengumpulkan Sampel (1)
71
Chapter 70 Mengumpulkan Sampel (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!