Chapter 02~ Dendam si Paruh Tajam

Gendis merasa sudah menjadi anak baik selama ini. Selalu mematuhi semua perkataan ayah dan neneknya, tidak sekali pun melawan. Berbuat baik kepada siapa pun, tidak nakal, apalagi membuat kekacauan. Ia selalu berdoa, semoga dirinya selalu terlindungi,

Makhluk menyeramkan itu memandang Gendis dengan sorot matanya yang tajam, mengirimkan sinyal balas dendam. Aura negatif yang bersimpangan arti dengan sosoknya yang berbulu putih bersih. Tanpa sadar Gendis menyentuh dada tempat jantungnya berada, dan merasakan benda itu berdetak lebih kencang dari biasanya. Raut wajah Gendis memucat dengan cepat. Tubuhnya langsung menegang, kaku seperti Batang pohon. Keringat dingin mulai bermunculan.

"Guk, guk, guk!"

Gendis mengerjap. Kesadarannya kembali pulih, menariknya dari jurang yang dalam. Ada yang menarik- narik ujung celananya. Kepala Gendis bergerak, menatap ke bawah, dan mendapati sepasang mata hitam berkaki empat tengah mendongak ke arahnya.

Katanya kau kelaparan, tapi kenapa kau malah berdiri mematung? Ayo, kita pulang. Aku juga kelaparan!

Manik abu- abu Gendis sedikit menajam, mengirim isyarat yang hanya bisa dimengerti PIE, sahabat setianya yang berada di sebelahnya.

Apa kau tidak lihat, siapa yang menghalangi jalanku, Pie? Begitu kira-kira perkataan Gendis kepada Pie, bagaimana aku bisa pulang, jika DIA berdiri di sana!

Sahabat setia Gendis itu adalah seekor anjing jenis Rottweiler berbulu hitam pekat bercampur coklat yang memiliki tampang cukup sangar bernama Pie. Kedengarannya aneh di telinga bukan? Bagaimana mungkin hewan berpenampilan sangar dan menakutkan itu memiliki nama Pie, sejenis kue kering manis?

Pie menjulurkan lidahnya keluar, mendengus keras. Ia melihat ke arah yang ditunjuk Gendis, yang membuat bocah itu membeku ketakutan. Dua ratus meter di hadapan mereka, berdiri dengan sombongnya hewan berbulu putih berkaki dua dengan paruh yang tajam.

Andai Pie memiliki alis di antara bulu- bulu hitamnya yang lebat, barangkali alisnya akan terangkat tinggi-tinggi. Ia melongo. Serius, Pie langsung gagu tiba- tiba dengan dengan apa yang terpampang nyata di hadapannya.

Apa yang membuat bocah berusia 7 tahun itu berkeringat dingin adalah sekor,... AYAM!!!

Pie meledak dalam tawa ( coba dibayangkan bagaimana seekor anjing tertawa keras dalam imajinasi kalian!) Ya, ampun! Kau sungguh memalukan! Itu hanya seekor ayam, Gendis!

" Dia bukan ayam biasa, asal kau tau, Pie," Sahut Gendis sedikit kesal karena Pie menertawakannya." Kau lihat matanya, Pie. Dia adalah ayam yang penuh dendam. Dia itu berniat membunuhku, kau tau!"

Pie belum menghentikan kekehannya, dan kembali mengejek, " Bahkan dia tidak memiliki taring dan gigi tajam sepertiku. Apa yang kau takutkan?"

" Jangan menganggapnya remeh meski dia hanya seekor ayam!" Seru Gendis geram, " Apa kau tidak lihat paruh tajamnya itu? Dia sudah menunggu kesempatan untuk mematukku hingga aku kehabisan darah dan mati perlahan-lahan!"

" Dasar gila!" Pie memutar kedua matanya.

" Kau harus menolongku. Jauhkan dia dariku, Pie. Aku takut."

" Kau mau menjatuhkan harga diriku, ya?" Kini Pie tak lagi tertawa, ekspresinya malah jengkel karena permintaan Gendis." aku akan menjadi olok- olok kaumku, mereka akan menertawakanku, mencapku tidak lebih baik dari kecoa busuk karena melawan makhluk berkaki dua lemah seperti dia?"

Gendis menatap Pie yang mengangkat dagunya tinggi-tinggi dengan tidak percaya.

" Kau mengaku sahabat sejatiku, Pie." Gendis sangat terluka dengan sikap Pie yang menolak membantunya," Kau hanya akan menonton makhluk itu menghabisiku demi harga diri yang sangat kau bangga- banggakan itu? Kau ternyata sangat jahat!"

Pie sama sekali tidak bergeming apalagi tersentuh dengan wajah memelas Gendis.

Aku makhluk Tuhan yang memiliki hak untuk memilih, bukan? Apakah karena aku seekor anjing, aku tidak memiliki hak asasi? Kebebasan untuk mengambil keputusan? Tanya Pie dengan sungguh- sungguh, Aku hanya tidak ingin melawannya, karena ia bukan lawan yang setara denganku. Bahkan mungkin juga kau, Gendis.

Gendis mengigit bibir bawahnya, kebiasaannya jika sedang cemas atau ketakutan. " Tapi aku takut, Pie." Katanya lirih, nyaris tak terdengar. Matanya mulai berkaca-kaca, " Aku takut dengan paruh tajamnya."

Seakan tahu jika Gendis gemetar ketakutan, sang ayam yang penuh dendam itu perlahan melangkah mendekatinya, memperpendek jarak di antara mereka. Setiap kakinya maju satu langkah, Gendis akan mundur satu langkah ke belakang. Begitu seterusnya. Semakin si Paruh tajam mendekat, Gendis akan semakin mundur menjauh.

Pie yang berdiri disisi jalan terserang bosan melihat aksi maju mundur keduanya. Pertempuran harusnya sudah terjadi sekarang, mengingat nafsu balas dendam si Paruh tajam kepada Gendis. Perutnya sudah kelaparan, minta segera diisi.

Sebenarnya Pie bisa saja langsung berlari pulang ke rumah, dan langsung makan siang, tapi ia bukanlah raja tega. Pie tidak mungkin meninggalkan Gendis sendirian bertarung, mempertaruhkan hidup dan matinya. Meskipun ia tak akan repot- repot turun tangan untuk membantu bocah itu. Ia hanya tidak ingin Gendis benar-benar tewas di tangan si Paruh tajam.

Bagaimana mungkin aku bisa sayang dengan bocah berhati lembek seperti dia,...

🌻🌻🌻

Terpopuler

Comments

Candu_21

Candu_21

lanjut.

2021-03-13

0

smithswift

smithswift

hai thor,ceritanya keren,like meluncur untukmu thor🤗

yuk kakak-kakak onlineku jangan lupa mampir juga dikaryaku ya kak
"sesakit inikah mencintaimu"
langsung klik profil aja ya kak😉
terima kasih. .

2021-02-09

0

Linggarini

Linggarini

menarik alurnya...bikin penasaran

2021-02-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 01~ Salah Sasaran
3 Chapter 02~ Dendam si Paruh Tajam
4 Chapter 03~ Makan Malam Terakhir
5 Chapter 04~ Ulang Tahun si Kembar
6 Chapter 05~ Perjumpaan yang Menyakitkan (1)
7 Chapter 06~ Perjumpaan yang Menyakitkan (2)
8 Chapter 07~ Menawarkan Diri Menjadi Teman
9 Chapter 08~ Ini Adalah Takdir
10 Chapter 09~ Hukuman untuk Gendis
11 Chapter 10~Tugas Sang Ketua Kelas
12 Chapter 11~ Menyelidiki Kehidupan...
13 Chapter 12~ Menyambangi rumah Franda
14 Chapter 13~ Menerima Perbedaan, Itulah Teman
15 Chapter 14~ Sama- sama menyukai susu coklat (1)
16 Chapter 15~ Sama- sama menyukai susu coklat (2)
17 Chapter 16~ Bos mencarimu, Ken!
18 Chapter 17~ Tanpa Alas Kaki
19 Chapter 18~ Tim Pamela vc Tim Gendis
20 Chapter 19~ Pertumpahan Darah (1)
21 Chapter 20: Pertumpahan Darah (2)
22 Chapter 21~ Hujan air mata
23 Chapter 22~ Membawa Gendis ke rumah sakit
24 Chapter 23~ Sepuluh menit yang berharga
25 Chapter 24~ Kebersamaan yang membuat iri
26 Chapter 25~ Mengupas kulit bawang, selapis demi selapis
27 Chapter 26~ Nemenin mama reuni
28 Chapter 27~ Dua orang yang menyebalkan
29 Chapter 28~ Keputusan Bastian
30 Chapter 29 Warna yang identik
31 Chapter 30 Dunia,... begitu sempit
32 Chapter 31 Bahkan kami tidak saling mengenal, sampai,...
33 Chapter 32 Kami tidak pacaran!
34 Chapter 33 Bara yang kian menyala
35 Chapter 34 Berita terpanas!
36 Chapter 35 Membungkam mulut semua anak
37 Chapter 36 Karena kau sahabatku,...
38 Chapter 37 Menyelamatkan Morin
39 Chapter 38 Rival (1)
40 Chapter 39 Rival (2)
41 Chapter 40 Merah, Kuning, Hijau,...
42 Chapter 41 Menyelesaikan Masalah
43 Chapter 42 Satu di Antara Dua
44 Chapter 43 Dukungan untuk Morin
45 Chapter 44 Pemikiran Sederhana Gendis
46 Chapter 45 Sisi Paranoid Sasa
47 Chapter 46 Morin dan Kisah Hidupnya
48 Chapter 47 Meringkusnya
49 Chapter 48 Aku Menolongmu Karena,...
50 Chapter 49 Dia yang Bernama Gendis
51 Chapter 50 Penyelidikan Identitas Diri (1)
52 Chapter 51 Penyelidikan Identitas Diri (2)
53 Chapter 52 Penyelidikan Identitas Diri (3)
54 Chapter 53 Awal Persahabatan
55 Chapter 54 Berbagi Kebahagiaan Kecil
56 Chapter 55 Gigitan Terakhir
57 Chapter 56 Satu Rahasia Banyak Kisah (1)
58 Chapter 57 Satu Rahasia Banyak Kisah (2)
59 Chapter 58 Berjumpa Narayan
60 Chapter 59 Menangislah, bahu ini tersedia untukmu
61 Chapter 60 Pertengkaran Pertama Mereka
62 Chapter 61 Mimpi versus Realita
63 Chapter 62 Cuka di Wajah Gema
64 Chapter 63 Kesimpulan yang Keliru
65 Chapter 64 Meluruskan Simpul (1)
66 Chapter 65 Meluruskan Simpul (2)
67 Chapter 66 Mengambil Sikap
68 Chapter 67 Kegelisahan Gendis
69 Chapter 68 Si Kembar yang Menjengkelkan
70 Chapter 69 Mengumpulkan Sampel (1)
71 Chapter 70 Mengumpulkan Sampel (2)
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 01~ Salah Sasaran
3
Chapter 02~ Dendam si Paruh Tajam
4
Chapter 03~ Makan Malam Terakhir
5
Chapter 04~ Ulang Tahun si Kembar
6
Chapter 05~ Perjumpaan yang Menyakitkan (1)
7
Chapter 06~ Perjumpaan yang Menyakitkan (2)
8
Chapter 07~ Menawarkan Diri Menjadi Teman
9
Chapter 08~ Ini Adalah Takdir
10
Chapter 09~ Hukuman untuk Gendis
11
Chapter 10~Tugas Sang Ketua Kelas
12
Chapter 11~ Menyelidiki Kehidupan...
13
Chapter 12~ Menyambangi rumah Franda
14
Chapter 13~ Menerima Perbedaan, Itulah Teman
15
Chapter 14~ Sama- sama menyukai susu coklat (1)
16
Chapter 15~ Sama- sama menyukai susu coklat (2)
17
Chapter 16~ Bos mencarimu, Ken!
18
Chapter 17~ Tanpa Alas Kaki
19
Chapter 18~ Tim Pamela vc Tim Gendis
20
Chapter 19~ Pertumpahan Darah (1)
21
Chapter 20: Pertumpahan Darah (2)
22
Chapter 21~ Hujan air mata
23
Chapter 22~ Membawa Gendis ke rumah sakit
24
Chapter 23~ Sepuluh menit yang berharga
25
Chapter 24~ Kebersamaan yang membuat iri
26
Chapter 25~ Mengupas kulit bawang, selapis demi selapis
27
Chapter 26~ Nemenin mama reuni
28
Chapter 27~ Dua orang yang menyebalkan
29
Chapter 28~ Keputusan Bastian
30
Chapter 29 Warna yang identik
31
Chapter 30 Dunia,... begitu sempit
32
Chapter 31 Bahkan kami tidak saling mengenal, sampai,...
33
Chapter 32 Kami tidak pacaran!
34
Chapter 33 Bara yang kian menyala
35
Chapter 34 Berita terpanas!
36
Chapter 35 Membungkam mulut semua anak
37
Chapter 36 Karena kau sahabatku,...
38
Chapter 37 Menyelamatkan Morin
39
Chapter 38 Rival (1)
40
Chapter 39 Rival (2)
41
Chapter 40 Merah, Kuning, Hijau,...
42
Chapter 41 Menyelesaikan Masalah
43
Chapter 42 Satu di Antara Dua
44
Chapter 43 Dukungan untuk Morin
45
Chapter 44 Pemikiran Sederhana Gendis
46
Chapter 45 Sisi Paranoid Sasa
47
Chapter 46 Morin dan Kisah Hidupnya
48
Chapter 47 Meringkusnya
49
Chapter 48 Aku Menolongmu Karena,...
50
Chapter 49 Dia yang Bernama Gendis
51
Chapter 50 Penyelidikan Identitas Diri (1)
52
Chapter 51 Penyelidikan Identitas Diri (2)
53
Chapter 52 Penyelidikan Identitas Diri (3)
54
Chapter 53 Awal Persahabatan
55
Chapter 54 Berbagi Kebahagiaan Kecil
56
Chapter 55 Gigitan Terakhir
57
Chapter 56 Satu Rahasia Banyak Kisah (1)
58
Chapter 57 Satu Rahasia Banyak Kisah (2)
59
Chapter 58 Berjumpa Narayan
60
Chapter 59 Menangislah, bahu ini tersedia untukmu
61
Chapter 60 Pertengkaran Pertama Mereka
62
Chapter 61 Mimpi versus Realita
63
Chapter 62 Cuka di Wajah Gema
64
Chapter 63 Kesimpulan yang Keliru
65
Chapter 64 Meluruskan Simpul (1)
66
Chapter 65 Meluruskan Simpul (2)
67
Chapter 66 Mengambil Sikap
68
Chapter 67 Kegelisahan Gendis
69
Chapter 68 Si Kembar yang Menjengkelkan
70
Chapter 69 Mengumpulkan Sampel (1)
71
Chapter 70 Mengumpulkan Sampel (2)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!