Matahari menyapa pagi melalui sinarnya yang hangat. Tunas- tunas menggeliat dan terbangun dari tidurnya, kepompong berdenyut- denyut penuh semangat, cicit anak-anak burung liar riuh di sarang mereka.
Bukankah sebuah isyarat alam jika matahari memintamu untuk memulai kehidupan yang baru? Pemberi semangat kehidupan.
Rumah peristirahatan itu terletak di wilayah nan indah, diapit dua pegunungan besar yang penuh kabut dan danau besar di hadapannya. Tempat langka yang hanya mampu dimiliki keluarga dengan kekayaan tak terbatas. Mencari ketenangan, tempat pelarian dari carut marut dunia, apalah sebutannya.
Seorang pelayan laki- laki dengan penampilan apik melangkah santun saat memasuki area belakang. Di tangannya ada nampan berisi dua gelas langsing berisi cairan berwarna kuning dengan potongan jeruk di bibir gelasnya. Di samping gelas, bersisian dua sedotan masih terbungkus beserta koran terbitan terbaru.
Bocah berusia sepuluh tahun terlihat berenang sendirian di kolam biru nan luas. Entah sudah berapa kali bocah itu bergerak bolak- balik di dalam air, dari ujung ke ujung. Gerakannya begitu gesit dan kuat seakan tak kenal lelah. Kepalanya timbul tenggelam di air dalam hitungan yang konstan dan stabil.
Bocah itu adalah putera tunggal pemilik tempat peristirahatan ini. Bocah tampan yang tentu saja menjadi kebanggaan keluarga terutama sang ayah.
" Minumannya, Tuan Lion." Pelayan laki- laki berusia 20 tahun itu bernama Wisnu. Ia tersenyum sopan setelah berada di dekat pemilik rumah, yang sedang duduk santai di kursi sembari mengawasi puteranya di dalam air. Tak ada sahutan dari pria itu, tapi karena Wisnu sudah terbiasa dengannya, ia tidak mempermasalkannya.
Wisnu memindahkan isi nampan di tangannya ke atas meja bulat di samping majikannya.
Dalam waktu singkat, dua gelas jus jeruk dan sedotan sudah berpindah tempat. Namun, ketika Wisnu ingin meletakkan koran di samping gelas- gelas itu, sang majikan bersuara,
" Berikan korannya."
Wisnu segera menyodorkan koran itu,"Oh, baik. Ini korannya, Tuan Lion."
Dan, setelah koran itu berada di tangan Tuan Lion, Wisnu beringsut undur diri.
Lion, pria berusia 40 tahun itu adalah seorang pekerja keras. Kenyataan bahwa ia terlahir dari keluarga kaya raya, tidak membuatnya terlena dan bersantai-santai ria.
Pundaknya berat dengan tanggungjawab. Tugasnya cukup jelas. Menjaga keberlangsungan perusahaan keluarga, membuatnya makin maju dan berkembang. Satu hal lagi, memastikan putera tunggalnya, bocah berusia 10 tahun yang sedang berenang di hadapannya, mewarisi semuanya, tanpa halangan satu orang pun!
Setelah tengelam sejenak dalam kebisuan, Lion melirik koran di tangannya. Ia membuka koran itu, memegangnya dengan kedua tangan. Terdapat berita besar yang tersaji di halaman depan.
TERJADI PENCULIKAN DI JALUR LALU LINTAS PUKUL 10 PAGI HARI. KORBAN BERNAMA NARAYA, USIA 4 TAHUN, PUTERI GEMA SYAHLENDRA, PENGUSAHA PROPERTI. PIHAK KEPOLISIAN SEGERA TURUN TANGAN UNTUK MENYELIDIKI KASUS INI. SAKSI- SAKSI,...
,...Belum selesai Lion membaca berita terbaru, ia sudah meremas koran tersebut dan membantingnya ke tanah. Wajah tenangnya berubah merah padam karena amarah.
" Apakah mereka tolol?! Bagaimana mungkin bisa melakukan kesalahan fatal sebesar itu? Dasar orang-orang tidak berguna!!!"
🐧🐧🐧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Candu_21
orang orang tak berguna. asyikkk
2021-03-13
0
smithswift
hai thor,ceritanya keren,like meluncur untukmu thor🤗
yuk kakak-kakak onlineku jangan lupa mampir juga dikaryaku ya kak
"sesakit inikah mencintaimu"
langsung klik profil aja ya kak😉
terima kasih....
2021-02-09
1