Cleire mengumpat di kamar mandi, entah berapa banyak kesialan yang terjadi padanya hari ini. Di culik, lalu dikurung di dalam penthouse mewah milik pria berkasta. Dan terharunya, tidak ada satupun keluarganya yang menghubungi atau menanyakan keberadaannya.
Apa karena kebiasaannya yang sering menghilang atau bepergian jauh? Bagaimana jika dia benar-benar di culik atau dalam bahaya misalnya? Wah ... Cleire yakin, ia akan tinggal nama saja setelah itu.
Untungnya, pria mesum itu masih memberinya makan dan pakaian. Kekesalannya muncul lagi ketika melihat bercak merah di panties. Oh my God! Kenapa harus sekarang, please ....
Astaga ... memalukan! Siapa yang harus dimintai tolong, hanya pria mesum itu satu-satunya yang ada disini. Mau tidak mau, dia membuka pintu dan mengintip sedikit.
Kosong!
"CHRIS!" teriak Cleire akhirnya.
Tidak mungkin dia berdiam diri di kamar mandi, ponsel pun tak ada disini. Chris sendiri langsung panik mendengar teriakan Cleire yang menggema, namun hanya sesaat setelah melihat sedikit kepala gadis itu muncul di balik pintu.
"Ada apa?"
"Kau harus bertanggung jawab!" Chris menaikkan satu alisnya seraya bersedekap.
"Okay, aku akan menikahimu besok," santainya tanpa beban.
Hell!
"Bukan itu, Jerk!" umpat Cleire kesal.
Chris terkekeh, salah sendiri tidak berbicara jelas.
"Kenapa bersembunyi? Kemari, biar aku melihatnya."
Cleire sontak menahan pintu kuat. "Lihat apa! Dasar mesum."
"Mulutmu semakin manis saja, aku ingin sekali memakannya." Pasalnya, gadis ini sering sekali berucap kasar padanya.
"Kau—" Cleire memejamkan matanya sabar, ia jadi lupa tujuan awalnya.
"Aku datang bulan, berikan aku pembalut," ucapnya tidak peduli lagi. Tidak ada gunanya malu di depan pria ini, toh pria itu sendiri tak punya malu.
"Aku mana punya, Bebe," jawabnya, sangat senang membuat gadisnya kesal.
"Kalau begitu pergi belikan! Tanggung jawab karena sudah mengurungku!" seru Cleire keras.
Chris terkekeh lagi, ia mendekat, lalu bersandar di samping pintu. Cleire semakin merapatkan pintu waspada.
"Akan ku pikirkan," senyumnya.
See? Wajar bukan jika pria ini bisa membuatnya mengalami darah tinggi? Cleire jadi sering marah-marah tidak jelas, padahal dulunya tidak. Dia gadis kalem dan ceria, okay.
"Aku tak punya waktu untuk menunggu, Chris," desis Cleire menahan kesal.
"Akan ku pikirkan jika kau mau menciumku." Chris mendekatkan wajahnya.
"Gila!"
"Ya sudah," acuh Chris ingin pergi.
"Ok, fine!" Gadis itu terpaksa menyetujuinya.
Pria ini benar-benar ... selalu membuatnya kesal dan mencari kesempatan.
"Pilihan yang bagus." Chris memberi senyum kemenangan.
Bagus apanya! Membuatku gila yang benar.
Pria itu mulai mendekatkan wajahnya pada Cleire yang masih bersembunyi di balik pintu. Sambil tersenyum, ditatapnya manik biru indah itu. Cleire dibuat gugup olehnya. Bukan! Tapi tak tahu harus memulai seperti apa.
Cup!
Kecupan kilat mendarat di pipi Chris, gadis itu semakin menyusut masuk. Malu, wajahnya memerah.
"Seharusnya kau tahu ciuman versi diriku, Bebe." Chris tidak puas.
"Chris, aku sudah—"
"Ehmph ..." Kalah lagi.
Chris sudah bergerak cepat dan membawanya masuk, menghimpitnya di dinding. Pria itu hanya mengambil bayarannya yang berupa ciuman! Bukan kecupan, you know?
Cleire menahan handuk putih di dadanya agar tidak terlepas. Pria ini sungguh liar! Dan dia merasa tidak beruntung karena bertemu dengannya.
Jangan asal bicara, tidak ada yang tahu masa depan (Author).
-
-
Chris menatap bingung benda-benda di depannya, pria itu benar-benar pergi setelah mendapat bayaran konyolnya. Chris pergi tanpa bertanya lagi, untungnya ada sebuah minimarket di dekat hotel, jadi tak perlu pergi jauh.
Diambil dan dibacanya satu persatu benda yang diketahuinya sebagai pembalut itu. Chris tidak merasa malu sama sekali, pada dasarnya dia memang tidak peduli pada sekitarnya.
Beberapa staff wanita maupun pria yang melihatnya meneliti serius tampak terlihat malu, tak jarang mereka menahan senyum melihat bos besar itu memilih sebuah pembalut. Mereka berpikir, siapa wanita beruntung yang diperlakukan demikian.
Para wanita hanya bisa menatap iri.
Sudah hampir setengah jam pria tampan itu berdiri tanpa keputusan, tidak tahu jika Cleire sudah mengutuknya sejak tadi. Sayangnya, tidak ada yang berani mendekat, terlalu takut pada pria yang sebenarnya tidak pandang bulu.
Tuhan sepertinya mengirim bantuan, seorang gadis muda berparas cantik terlihat menghampiri. Gadis itu terkejut melihat siapa pelaku yang menarik perhatian itu. Lebih terkejut lagi ketika melihatnya berada di area privasi wanita.
"Chris? astaga ... aku tidak salah lihat, kan?" Gadis itu meneliti wajah Chris, memastikan jika dia tidak salah orang.
"Kebetulan sekali," datar Chris, menarik tas selempang gadis itu.
"Pilihkan yang biasa digunakan kakak perempuanmu." Menunjuk barisan pembalut dengan berbagai merk.
Eh?
"Si— siapa?"
"Memangnya kau punya berapa kakak perempuan?"
Maksudnya Cleire? Tapi kenapa harus yang biasa digunakan kakaknya? Apa hubungannya? Berbagai pertanyaan muncul dibenaknya.
"Casey!" Chris mulai kesal.
"Eh ... iya iya." Casey bergerak cepat, mengambilnya asal.
Mana tahu dia apa yang biasa digunakan Cleire. Kakaknya itu tidak pernah menggunakan satu merk, yang terpenting nyaman saat digunakan, begitu katanya.
Hebat! Chris membeli pembalut? Ini berita besar. Casey menjadi penasaran untuk siapa ini.
"Ambillah apa yang kau mau, akan kubayar." Ketika keduanya sudah di depan kasir.
"Yes!" Casey gembira. Persetanlah dengan keingintahuannya, sesuatu yang gratis itu lebih penting.
"Kau sendiri?" Pasalnya ini sudah malam, tapi gadis ini malah berkeliaran disini.
"Tidak, aku bersama Cedric. Dia menunggu di mobil."
Chris mengangguk datar, dia langsung pergi tanpa menoleh lagi setelah membayar semuanya. Casey tidak peduli, toh dia tidak perlu mengeluarkan uang.
Ngomong-ngomong, dia tidak mendengar kabar Cleire seharian ini. Melihat Chris menyebut kakaknya, dia langsung teringat tuan putri itu.
Asal tidak hilang saja. Cleire kan memang liar. batinnya mengedikkan bahu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Follow aku di bio dan ig @ftdwi04_ ...
...Fb: Patma Dewi...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
dewi
dasar 😂😂😂
2023-12-18
0
dewi
betul 👍👍👍😂😂😂😂
2023-12-18
0
dewi
hanya author yg tau...
2023-12-18
0