Karena Kau

Di ruang rapat, semua orang berkeringat dingin. Pasalnya pria tampan yang tengah duduk sebagai pemimpin itu sedang dalam suasana buruk.

Daniel menghela nafas pelan, sejak bawahan Chris mengabarkan jika mereka kehilangan jejak gadis yang sudah mencuri hati tuannya ini menghilang, Chris langsung murka, mengatakan akan membunuh mereka jika Cleire tidak segera ditemukan.

Untuk pertama kalinya di hidup Chris, dia harus berjuang hanya untuk mendapatkan seorang gadis. Membayangkan jika gadis itu bersama seorang pria sudah membuat rahangnya mengeras.

Tidak! Kau milikku. Just mine!

.......

...--- o0o ---...

.......

“MOM, DAD!”

“CEDRIC!”

“CASEY!”

“Berisik! Pergi sana.” Elleona mengibaskan tangannya, kembali berbicara di telepon.

“Dad— dy.” Markus juga sama, memintanya pergi?

Hell!

Cleire mendengkus kesal. Dia baru saja pulang, tapi keluarga hanya bersikap biasa. Bukannya menyambut, Elleona dan Markus malah sibuk dengan kegiatannya. Cedric dan Casey? Mereka hanya bersikap manis jika ada maunya. Pasti sekarang mereka tengah berbaring di ranjangnya.

“Seharusnya aku tidak pulang saja!” Cleire menghentakkan kakinya menuju kamar. Elleona dan Markus hanya melirik sebentar, lalu kembali sibuk.

Cleire membaringkan tubuhnya di ranjang. Lelah, bosan, sepi. Biasanya dia akan menginap di apartemen Ardrich. Berhubung dia baru tiba, jadi ingin menyapa keluarganya, tapi hanya lirikan yang dia dapat.

Membosankan! Akhh ....

“CLEIRE!”

Apalagi sekarang?

“Yes, Mom!”

Cleire turun dan mendekat ke meja makan. Semua sudah disana termasuk adik-adik kurang ajarnya, kecuali Ardrich tentunya.

“Apa ini?” Dia belum duduk, tapi piringnya sudah terisi penuh. Cleire menatap jengah mereka berempat yang berwajah datar seperti tembok kokoh.

“Duduklah, Cleire. Hentikan wajam masam mu!” Ibunya ini memang tidak bisa berkata manis.

“Kau sudah bertemu Ardrich?”

“Tentu saja sudah, Dad.” Sambil menyuapi makanan ke mulutnya.

“Lalu dimana dia?”

“Daddy ... putrimu yang luar biasa ini baru saja pulang, tapi Dad malah bertanya tentang Ar.”

Aku anak mereka, kan?

“Kami yakin kau pasti baik-baik saja,” kata Cedric.

“Dan aman!” Tambah Casey.

“Tidak seperti Ardrich.” Lanjut Cedric lagi.

Kenapa mereka kompak sekali membuatku kesal!

“Memangnya dia kenapa?” Bagaimanapun Cleire masih gadis yang butuh pengetahuan. Tidak peduli sekesal apa dia sekarang.

“Bukan apa-apa.” Cedric terlihat salah tingkah. Sepertinya, dia tidak sadar apa yang dikatakannya tadi. Cleire menatap curiga.

“Kau kenapa?”

“Tidak ada, Cleire. Makan sajalah!”

“Dasar tidak sopan!”

“Sudah, hentikan. Yang terpenting kau baik-baik saja, Cleire,” ucap Markus. Bibir Cleire tertekuk.

Baru akan memasuki sendok ke dalam mulut, lagi-lagi dua saudara itu membuatnya kesal.

“Kau membeli oleh-oleh kan, Cleire?”

OH GOD!

.

.

.

Cleire PoV

Aku masuk kedalam apartemen Ardrich. Tidak ada orang? Kemana pria itu. Saat melihat Cedric yang seperti salah tingkah membuatku curiga, jadi ku lajukan mobilku setelah makan malam selesai.

Aku berdecak saat melihat apartemennya terlihat seperti kapal pecah. Kenapa kebanyakan spesies bernama laki-laki sangat sulit bersikap bersih. Penampilannya saja yang wow, tapi didalamnya sungguh luar biasa!

Jangan tersinggung. Tidak semua orang sama, tapi rata-rata seperti itu. Isi kulkas nya saja kosong, tidak ada cemilan yang membuatku bahagia. Aku bermaksud pergi membeli persediaan sambil menunggu Ar pulang.

Di depan pintu, aku bertemu dengan pria pemilik apartemen di sebelah Ardrich dan rupanya mereka saling mengenal.

“Kau kekasihnya?” Aku bingung dengan pertanyaannya yang tiba-tiba tanpa sapaan. Apa dia tertarik padaku?

Astaga ... sifat narsis ku sudah mendarah daging rupanya.

“Yes! Aku kekasihnya.” Untuk berjaga-jaga.

“Semoga kau segera sadar.” Aku melotot. Apa-apaan!Memangnya aku gila, jadi harus sadar!

“Apa maksudmu?” kataku garang. Dia sedikit takut melihat reaksiku.

“Maksudku dia tidak baik untukmu. Carilah yang benar-benar mencintaimu.”

Aku merasa menjadi bodoh sesaat. Kutarik kerah belakangnya saat dia mencoba masuk untuk kabur dariku.

“Katakan yang jelas!”

“Aw aw ... jangan menarik ku!”

“Katakan!”

“Kau lihat sendiri lah! Dia di Club pinggir kota.”

Club! Awas saja jika dia macam-macam.

“Dia di ruang VVIP pemilik Club itu.” tambahnya lagi.

“Sorry and thank for information.” Aku tersenyum sambil merapikan sedikit pakaiannya, lalu berlalu pergi.

-

-

Aku bergidik ngeri melihat Club di depanku. Aku tidak yakin apakah aku harus masuk atau tidak. Ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di tempat l*knat ini. Penampilanku dibilang sangat tertutup. Mungkin karena aku cantik, jadi mereka mengizinkanku masuk.

Suara dentuman musik menggema seakan ingin meledakkan isi telingaku. Bau alkohol tercium dimana-mana. Banyak yang menatap lapar kearah ku, tapi ku abaikan. Tujuanku kemari adalah pria itu!

Aku sedikit kesulitan karena tempat ini sangat besar, jadi aku bertanya pada salah satu bartender disana. Dia bertanya siapa aku, kenapa mencari ruang VVIP yang ternyata sudah menjadi langganan para pria tampan nan kaya!

Aku mencoba bersabar saat dia bertanya apakah aku salah satu pesanan mereka? Aku bukan jal*ng, Jerk! Tapi dengan kesabaran extra aku katakan Yes! It’s me. Aku langsung pergi setelah pria sial*n itu memberitahuku.

Aku melihatnya! Bersama dengan tiga pria tampan lain yang pastinya para pria brengs*k. Aku tidak peduli tentang itu, tapi yang membuat darahku seketika mendidih adalah para b*tch yang menempel disekitar mereka, bahkan ada yang sudah bercumbu!

Kulihat Ar juga akan melakukannya. Rasa jijik langsung memasuki pikiranku, ku langkahkan kakiku dengan tangan mengepal erat. Cukup untuk membelah meja menjadi dua.

“ARDRICH!”

...--- o0o ---...

Author PoV

Mereka semua langsung tersentak kaget. Ardrich tanpa sadar langsung berdiri dan menatap ke asal suara. Mungkin suara yang sangat familiar baginya. Mata mereka membulat saat mengenali sosok tersebut, terutama Ardrich yang sudah seperti mati berdiri.

“Menjijikan!” Cleire mencekik wanita yang menyentuh kakaknya itu. Melihat pakaiannya sudah seperti telanjang benar-benar membuat Cleire muak.

Seperti inilah Cleire. Sikapnya terkadang sangat sulit ditebak, tapi juga bisa langsung berubah dalam sekejap. Tergantung seperti apa suasana hatinya.

Chris yang merupakan salah satu dari mereka tidak tahu harus bersikap apa. Gadis yang dicarinya ternyata ada disini. Chris tidak peduli dengan nasib jal*ng itu ataupun keadaan riuh ini. Pikirannya hanya fokus pada gadis cantik itu.

Apa hubungannya dengan Ardrich? Damn!

“Hei, kau ingin membunuhnya?” Seno panik melihat kemarahan didepannya.

“Apa boleh?” Mereka melongo. Seriously?

“Cleire, tenanglah.” Ardrich mencoba bicara.

“Tenang katamu! Jika pria botak itu tidak mengatakannya, mungkin wanita ini sudah mendesah di bawahmu!” Mereka terbelalak mendengar perkataan spontan Cleire.

Pria botak? Pasti tetangga sebelahnya. Shit!

“Cleire.” Ardrich mencoba menyentuhnya.

“Don’t touch me!” Cleire menatap Ardrich tajam.

“Hey Baby. Kita harus membicarakan sesuatu dengan kepala dingin.” Clark melepas perlahan cengkeraman tangan Cleire dari wanita itu dan menuntunnya untuk duduk.

Clark memang juaranya menenangkan wanita. Pria itu lebih lembut dan cool.

Chris mengusir semua jal*ng itu. Sejak tadi dia memang sudah ingin mengusir mereka, tapi siapa sangka jika Cleire tiba-tiba datang. Ruangan menjadi hening. Seno dan Clark yang suka bicara kini memilih bungkam. Entah kenapa mereka terlihat seperti pasangan yang ketahuan selingkuh.

Seorang pelayan masuk membawa segelas Jus. Dia bingung dengan keheningan yang terjadi. Cleire langsung menegak habis Jus dalam satu tarikan nafas, membuat mereka langsung tercekat.

Chris menatap Cleire dan Ardrich dengan pandangan yang sulit diartikan. Jika benar mereka sepasang kekasih. Chris yakin, dia akan menjadi yang terpuruk.

“Cleire ...” Ardrich menghela nafas pelan.

“Aku mengaku. Aku memang pria brengs*k seperti yang kau pikirkan saat ini. Aku sudah mencoba berhenti, tapi tidak bisa. Maafkan aku, sungguh.”

Mencoba? Yakin? Seno dan Clark menatapnya jahil.

Ardrich menatap mereka tajam. Jangan mencari masalah, Jerk! Seperti itulah kira kira arti tatapannya.

“Kau tak boleh melakukannya lagi!”

“Akan kucoba.”

“Mereka bertiga saksinya!” Cleire menunjuk tiga orang didepannya.

“Fine!”

“Apa dia Direkturnya?” Seno sudah gatal ingin bertanya. Chris mendengarkan dengan baik. Jika iya, itu artinya dugaannya memang benar.

“Yes.” Chris membeku, tangannya mengepal di bawah meja.

Chris sering mendengar tentang Direktur di Melden Group yang katanya menjalin hubungan dengan CEO nya yang merupakan seorang Ardrich. Dia tidak rela, sungguh! Kenapa harus Cleire?

Apa ini karma? Dia baru saja menemukan seseorang yang cocok dengan hatinya, tapi gadis itu malah milik orang lain. Jika mereka menjalin hubungan, kenapa Ardrich masih bermain diluar.

Ardrich bukan pria yang baik untuknya!

“Jika kau hanya ingin main-main ... lepaskan dia, Ar!” Chris sudah tidak tahan. Dia bahkan berbicara dengan nada dingin.

Mereka menatap heran kearah Chris. Sejak kapan pria ini peduli dengan hal seperti ini. Cleire sendiri dibuat heran.

“Tunggu! Kau pria yang waktu itu, kan?”

Sial! Kenapa aku baru sadar. Dia marah bukan karena aku menipunya, kan? Cleire ingat jika dia adalah pria yang sama di Indonesia.

“Kalian sudah pernah bertemu?”

“Hm. Di Indonesia.”

Ardrich memutar otaknya keras. Indonesia? Bukankah itu tempat Chris bertemu dengan wanita sial itu.

“Oh Shit! Jangan bilang dia ....”

“Memang dia.” Chris menatap Cleire dalam. Membuat sang empu berpikir lain, salah tingkah.

Apa dia mengadu pada Ar jika aku menipunya? batin Cleire.

“Tidak bisa! Adikku pantas mendapat yang lebih baik. Dan bukan kau!”

Eh ... apa lagi ini? Cleire dibuat bingung dengan keadaan.

“Adikk!” Seno dan Clark terkejut. Awalnya mereka pikir akan ada perang saudara karena mereka menyukai orang yang sama. Chris menyunggingkan senyum tipis, Tuhan masih berpihak padanya ternyata.

“Jangan tersenyum!”

“Come on, Ar. Kau tahu aku sudah berhenti. Memang nya karena siapa? Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku, you know.” Ar terdiam. Memang benar Chris berhenti.

“Woah ... ini menarik.” Seno berbisik pada Clark dan diangguki olehnya.

“Sebenarnya ada apa? Orang yang kalian bicarakan ada disini, bodoh!” umpat Cleire.

“Kakakmu tidak terima jika aku mencintaimu.” Mereka melongo mendengar perkataan Chris yang secara tidak langsung mengatakan jika dia mencintai Cleire.

Chris tidak peduli jika dia adik Ardrich. Dia sudah bertekat sejak awal, maka dia akan mendapatkannya. Gadis ini sudah membuatnya gila sejak awal.

"Gila!"

"Gila karena mencintaimu."

“Tapi, aku tidak!”

“Maka akan kubuat kau hanya mencintaiku!” Tidak ada raut bercanda di wajah Chris.

“Kau gila!”

“Because of you.”

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Novel ini santuy aja ya Say. Gak ada konflik2 yg bikin sakit kepala apalagi menguras jiwa. Paling-paling cuma senam mulut lah paling kecil😜...

Terpopuler

Comments

Indry Saleh

Indry Saleh

novelnya seru dan lucu

2025-01-15

0

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Selalu suka karya2 Kak Otor, ceritanya g bertele² tp feel nya dapet, tokoh wanitanya bukan sosok yg menye2 tp sosok yg tegas, cerdas,mandiri dan tdk bisa diintimidasi

2024-03-22

0

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Iya benar Chris, CEO Melden punya hubungan dgn direkturnya yaitu hubungan darah, kakak-adik 😁😁

2024-03-22

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!