Aku akan mendapatkanmu

Cleire PoV

Aku tertawa puas setelah pergi meninggalkan pria yang mengaku Chris itu. Aku akui dia memang sangat tampan, tapi sayang sekali itu tidak akan berpengaruh padaku.

Aku tahu pria itu bukan orang biasa. Karena apa? Karena aku hampir bosan melihat wajahnya di berbagai saluran televisi dan internet. Pria brengse*k yang menjadi idaman para wanita, kecuali aku tentunya. Aku tahu dia tertarik padaku. Hanya sekedar tertarik! Siapa yang tahu aku hanya akan menjadi salah satu mainannya?

Asal tahu saja, dia bukan pria pertama yang bersikap seperti itu padaku. Jika dia idaman para wanita, maka aku adalah idaman para pria. Dan ingat! Dia bukan satu-satunya pria yang ada di dunia!

Saat melihatnya berusaha menggodaku dengan senyumnya itu, aku berusaha bersikap acuh dan tidak peduli. Padahal dalam hati, aku sangat ingin membalasnya, menunjukkan siapa Cleire sebenarnya. Memangnya hanya dia saja yang pandai menggoda! Aku diam saja dia sudah tertarik, bagaimana jika ku respon? Mungkin dia akan tergila – gila.

Dan juga, dia pikir uang bisa menjeratku dalam pesonanya! Bahkan aku dengan sukarela bersikap seperti gadis pecinta uang agar dia menjauh. Bukankah kebanyakan pria tidak menyukai wanita matre? Bahkan pria jahat sekalipun akan memilih wanita baik.

Biarlah dia berpikir jika aku gadis materialistik yang menyukai uang. Tapi memang benar sih. Kita butuh uang dalam hidup kita, bukan? Tapi siapa sangka, bukannya menjauh, dia semakin gencar. Pria aneh memang. Apa peduliku. Lagipula pertemuan kami hanya kebetulan.

Ini masih pukul 7.30 dan ini hari terakhirku karena besok aku harus pulang sesuai perintah kakak tersayang ku yang luar biasa ya ....

Ku hentikan mobilku di pinggir jalan dekat ibu dan anak yang duduk menjual kue khas indonesia. Sebenarnya aku sudah melihat mereka sejak pagi tadi. Ini sudah hampir malam, tapi mereka masih menunggu disana?

Dan kuenya? Mungkin hanya berkurang beberapa buah, itupun untuk diri mereka sendiri demi mengganjal perut selama seharian. Mereka sangat bahagia saat aku mengatakan ingin membeli semuanya. Tidak banyak, tapi bagi mereka itu sudah cukup menghidupi keduanya.

Hatiku sempat sakit saat melihat mereka terus saja berterima kasih. Aku bersyukur karena diberi kehidupan yang jauh di atas layak. Sebenarnya uangku sudah habis di swalayan tadi, jadi kupakai saja uang pemberian pria itu.

Anggap saja ini keberuntungan bertemu dengannya.

Kami berbincang cukup lama di pinggir jalan itu. Sedikit banyak aku tahu kehidupan orang-orang seperti mereka. Aku sangat menyayangkan anak laki-laki sepuluh tahun ini harus putus sekolah karena keterbatasan biaya.

Terlintas di pikiranku untuk membangun sekolah gratis di indonesia ini. Pasti akan ada banyak kebahagiaan yang terpancar di wajah mereka. Membayangkannya saja sudah membuatku tidak sabar. Sepertinya aku harus bersikap sedikit baik pada kakak ku sebagai sumber uangku.

-

-

Author PoV

Setelah cukup lama duduk berbincang, Cleire menawarkan tumpangan pada mereka. Mereka menolak, tentu saja. Tapi, Cleire bukan gadis yang mudah menyerah.

“Kau sangat ingin naik mobil, kan? Jadi kakak cantik ini akan mewujudkannya.” Anak itu terlihat ragu, tapi sangat ingin. Cleire tahu itu.

“Bibi, ayolah.” Cleire memasang wajah memelas andalannya sambil mengayun-ayunkan tangan wanita paruh baya itu. Wajah yang selalu dia gunakan untuk membujuk kakaknya. Dan itu berhasil!

Anak itu langsung terlihat bahagia saat ibunya menyetujuinya. Bella melambai setelah mengantar mereka berdua. Cleire sedikit terkejut melihat keadaan rumah mereka yang bisa dibilang memprihatinkan. Dia tidak akan bisa membayangkan jika menjadi mereka.

Wanita paruh baya itu tersenyum tulus. Dia tidak menyangka jika seorang gadis bule yang terlihat kaya tanpa ragu menyentuhnya. Jika orang lain pasti sudah merasa jijik dengannya. Memang benar, jangan melihat orang hanya dari luarnya saja. Yang terpenting adalah hatinya.

.......

...--- o0o ---...

.......

Los Angeles, Amerika

Sekumpulan pria tampan terlihat di sebuah ruang VVIP restoran ternama. Ketampanan mereka bagai ciptaan khusus yang dibuat tanpa celah. Bagi yang baru pertama kali melihat, mungkin akan mengira jika mereka pria baik-baik. Ketahuilah mereka sangat buruk didalam. Chris meneguk kasar wine didepannya. Wajahnya sangat dingin dan nyalang.

“Ada apa denganmu?” Seno Bardon menuangkan wine ke gelas kosong Chris.

“Sejak datang kau sudah memancarkan aura gelap.” Clark Andreas terkekeh geli.

“Seharusnya aku yang bersikap seperti itu!” Ardrich Melden tersenyum sinis.

“Kenapa? Direktur cantikmu belum kembali?” Seno tertawa keras. Ardrich memang selalu menceritakan betapa kesalnya dia pada Direktur nya yang sering bepergian.

“Dia memang sangat berani.” Clark menggeleng heran.

“Aku jadi penasaran. Kau sudah pernah?” Ardrich menatap

tajam pada Seno. Membuat mereka heran dengan sikapnya.

“Dan kau?” Clark kembali ke topik awal, mereka kembali menatap Chris.

“Aku tidak tahu, yang jelas aku harus memilikinya,” katanya yakin. Bayangan Cleire seakan melintas dipikirannya, gadis pertama yang menolak dan menipunya.

Mereka langsung menegakkan punggung mereka dan saling menatap. Tentu saja karena paham maksud Chris.

“Kau serius?” tanya Ardrich ragu.

Mereka berempat adalah sekumpulan pria brengs*k yang selalu berganti wanita. Jadi, mustahil jika hanya memiliki satu seumur hidup. Entah wanita sial mana yang berhasil menarik perhatian Chris.

“Yes!”

Lihat saja gadis licik, aku akan mendapatkanmu!

Drtt

“Ada apa?”

“ ... ”

“Katakan padanya jangan kemana-mana! Aku akan kesana.” Ardric menyunggingkan senyum puas. Gadis nakal itu datang juga akhirnya.

“Dia sudah kembali?” tanya Seno.

“Hmm ... aku pergi.” Ardric menepuk bahu Chris pelan sebelum berlalu pergi.

“Jangan kasar padanya, Ar,” teriak Clark sambil tertawa.

-

-

“Sudah puas?” katanya pada sosok cantik yang tengah duduk disofa kantornya.

Cleire mengerucutkan bibirnya kesal. Puas apanya! Memangnya siapa yang memaksanya pulang?

“Dasar pengganggu,” ucapnya pelan. Ardrich mengulum senyum dan duduk di samping Cleire.

“Kapan kau sampai?”

“Aku langsung kesini begitu sampai. Ah ... lelahnya. Aku butuh pelukan.” Ardrich terkekeh geli. Meskipun menyebalkan, gadis ini adalah salah satu sumber kebahagianya.

“Istirahatlah.” Cleire tersenyum bahagia. Dia langsung memeluk Ardrich, menyandarkan kepalanya di dada pria itu. Ardrich membaringkan tubuhnya di sofa agar Cleire nyaman dengan tidurnya. Tak lama dia juga ikut terlelap.

Didepan pintu, dua pasang mata menatap tak percaya pada dua sosok didepannya. Sifat Ardrich tidak jauh berbeda dengan Chris. Dingin dan kejam! Tapi saat ini, mereka melihat sosok lembut dari Ardrich pada wanita yang dia anggap menyebalkan?

Tadi Chris dan sekarang Ardrich?

“Apa ini yang dinamakan cinta?” kata Clark. Seno hanya mengangkat bahunya.

.

.

.

.

.

Chris PoV

Aku tidak bisa berhenti menatap foto gadis cantik yang berhasil membolak-balikan hatiku. Aku mengambil gambarnya diam-diam saat dia sibuk dengan ponselnya saat itu.

Sekarang aku menyadari jika ini cinta. Ya, aku mencintai gadis ini. Aku hanya ingin dia yang menjadi satu-satunya wanitaku. Mungkin tidak masuk akal karena ini pertemuan pertama kami, tapi mungkin beginilah yang dinamakan cinta pandangan pertama. Aku menertawakan diriku sendiri karena ini.

Malam itu, aku mengikutinya diam diam. Kupikir terjadi sesuatu dengan mobilnya saat dia berhenti tiba-tiba, tapi dia turun dan duduk di samping penjual kue. Aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan, tapi Cleire tampak sangat nyaman.

Ku pikir dia gadis sombong yang materialistik. Tapi gadis itu tanpa ragu memeluk mereka, seakan itu bukan masalah. Jika gadis lain, melirik saja mungkin enggan. Sekarang dia memaksa orang itu untuk ikut dengannya. Aku tahu saat melihat caranya membujuk. Aku tidak bisa menahan senyumku saat melihat tingkahnya yang menggemaskan.

Aku kembali mengikutinya saat mobilnya sudah bergerak jauh dan berhenti di sebuah rumah kumuh. Tempat ini sangat buruk untuk ditinggali, apa tidak ada bantuan pemerintah? Tapi fokusku kembali pada gadis yang masih terlihat biasa saja tanpa merasa jijik sekalipun.

Gadis licik yang baik. Tidak ada yang dibuat-buat disini, semuanya murni karena niat dari hati. Aku bisa melihat pancaran bahagia dimata gadis itu. Sangat sederhana untuk membuatnya bahagia.

Mobilnya bergerak lagi. Tak lama dia kembali berhenti di depan anak-anak jalanan. Dia membagi satu keranjang kue yang dibelinya tadi. Anak anak itu terlihat sangat bahagia.

Sekarang aku yakin jika dia memang berbeda. Anggap saja sikapnya padaku di awal hanyalah sandiwara. Namun dibelakangku, dia mengeluarkan sifat aslinya.

Gadis licik berhati malaikat.

“Tuan, saya sudah memesan wanita untuk anda malam ini di ....”

“Batalkan!”

Damn! Sekarang aku merasa jijik mendengarnya. Hanya Cleire yang boleh menyentuhnya sekarang.

“Jangan pernah melakukannya lagi. Aku sudah tidak membutuhkannya!”

Dia menatap ku kaget, tidak percaya mendengar apa yang keluar dari mulutku. Daniel pasti bertanya-tanya, apa aku sudah berhenti? Mudah saja menebak isi kepalanya.

“Apa yang kau lihat!”

“Tidak ada, Tuan. Kalau begitu, saya permisi.” Melihatnya keluar sambil menggaruk pelipis nya bingung.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Laahhhhh Chris temanan sama Ardich? Ko dia g tau klo Ardich punya adik, Claire..?

2024-03-22

1

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

what the hell....ardrich??dunia selebar daun kelor....christ ada kesempatan brtemu dgn cleire

2024-02-03

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

akankah di eps lnjutnya mereka berdua bertemu maninh,semoga

2024-02-03

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!