Janet melangkahkan kaki nya ke kamar anak mereka. Paviliun Bu Lina cukup besar. Ada 3 kamar jadi cukup untuk mereka. Memang masing-masing kamar tidak terlalu luas tetapi cukup bagi mereka untuk beristirahat. Janet sampai di kamar anak-anak dan melihat mereka sudah tertidur pulas. Mungkin anak-anak capek setelah perjalanan dari Jakarta ke Bandung.
Jakarta... tempat di mana banyak kenangan yang indah dan sedih. Tempat di mana Janet lahir, menimba ilmu, bekerja, berkenalan dengan teman-teman nya serta bertemu dengan Bos yang menjengkelkan. Dan sekarang Janet berada di Bandung. Tempat dia akan menjalani kehidupan baru nya bersama orang tua, suami dan anak-anak nya.
Janet menuju kamar dan dia mencari ponsel nya. Sudah beberapa hari dia mematikan ponsel nya. Setelah ketemu ponsel nya dia pun menyalakan nya. Banyak sekali notif,pesan dan panggilan telepon yang terlewat tidak terjawab olehnya.
Dia membuka pesan nya terlebih dahulu dan melihat siapa saja yang meninggalkan pesan tersebut. Di sana ada nama Adrian, Nanda, Mas Radit, Dokter Jaka, Ibu Anna dan Kenzi.
Janet membuka pesan terlebih dahulu dari dokter Jaka. Dokter hanya mengingatkan supaya Bapak Danu minum obat teratur dan rajin cek up rutin untuk mengontrol diabetes dan paru-paru nya. Kemudian Janet membuka pesan dari Adrian. Adrian menanyakan kabar Janet. Janet hanya membalas singkat tanpa membiarkan Adrian tahu yang sebenarnya.
Lalu Janet membuka pesan dari Ibu Anna yang di mana pesan nya sedikit mengancam bahwa jika Janet masih terus menampakkan diri nya di depan anak nya, Ibu Anna tidak akan segan-segan menghancurkan karir Janet di manapun dia berada. Perkataan Ibu Anna membuat Janet kembali meneteskan air matanya. Janet tidak berniat untuk membalas pesan tersebut.
Janet membuka pesan Nanda lalu pesan dari Mas Radit. Pertanyaan yang sama dengan Adrian yang menanyakan keadaan nya. Terakhir Janet membaca pesan dari Kenzi yang ada lebih dari 100 pesan. Janet baru membaca beberapa tetapi ponsel nya berdering dan muncul nama Kenzi di sana. Janet ragu untuk mengangkatnya.
Muncul lagi pesan dari Kenzi "ANGKAT TELEPON KU, KALAU TIDAK AKU AKAN MELAPORKAN MU KE POLISI BAHWA KAMU TELAH MEMBAWA UANG PERUSAHAAN". Janet membaca nya dan dengan terpaksa dia mengangkat panggilan dari Kenzi.
Janet : Ya
Kenzi : Di mana
Janet : Tidak perlu tahu. Aku akan berusaha untuk membayar hutang ku. Aku tidak akan lari dengan kewajiban membayar hutang ku.
Kenzi pun tertawa terbahak-bahak sambil berkata : Kamu akan membayar uangku dengan apa? sedangkan kamu sendiri sudah di berhentikan dari sini. Sekarang katakan kamu di mana
Janet : Ya memang aku sudah di berhentikan dari perusahaan mu. Tapi aku akan berusaha mencari pekerjaan baru di tempat ku yg baru. Jadi kamu tidak perlu tahu aku ada di mana.
Kenzi : Sudah jangan membantahku. Aku akan segera mencari mu di mana pun kamu berada. Dan tidak akan membiarkan mu pergi begitu saja.
Janet : Tapi...
Sambungan telepon langsung tertutup.
Kenzi menutup panggilan nya. Membuat Janet termenung memikirkan semua perkataan Kenzi. Saat melamun tiba-tiba suami Janet datang. "Dek, kenapa kamu melamun kayak gitu? Ada masalah dek?" tanya mas Radit. Jantung Janet seakan mau copot ketika Mas Radit tiba-tiba datang dan bertanya. "Ya ampun Mas. Kamu ngagetin aku aja lho. Untung aku tidak punya penyakit Jantung" jawab Janet membuat Mas Radit tertawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments