Di usir dari kantor

"Selamat Pagi Bu. Bagaimana ka..." belum selesai Janet menyapa tangan sang bos besar mendarat di pipinya "Plak". "Kenapa kamu memperlakukan anak saya seperti itu? Apa mau kamu? Mau uang? atau Kamu mau menjual diri kamu? Kalau kamu mau uang kamu tinggal bilang ke saya, jangan memanfaatkan anak saya" sambil melemparkan amplop berisi uang 100jta ke badan Janet. Menahan air mata Janet pun berucap "Maaf Bu. Saya tidak memanfaatkan anak ibu. Saya tidak mau uang ibu ataupun anak ibu. Saya berkerja di sini untuk menafkahi anak2 saya Bu. Terimakasih atas uang yang ibu berikan tetapi saya tidak memerlukan ini". Janet pun keluar dari mobil dengan hati teriris sakit. Bos besar dari dalam mobil segera menelepon HRD mengatakan bahwa Janet tidak perlu masuk kerja lagi.

Janet sampai di depan ruangan nya tetapi langsung di tahan oleh Pak Budi HRD Manager di perusahaan itu. "Janet.. tunggu. saya mau bicara sama kamu" ucap Pak Budi menahan Janet untuk masuk ke ruangan dan membawa Janet ke ruang rapat. "Maaf Janet. Bos besar mengutus saya untuk tidak memperbolehkan kamu masuk kerja lagi. Sekarang kamu harus keluar dari perusahaan ini. Tolong kamu rapihkan meja kerja mu dan kamu keluar dari sini" ucap Pak Budi. Terasa di sambar petir tanpa berpikir panjang dia langsung pergi meninggalkan Pak Budi dan pulang.

Janet tidak memikirkan lagi peralatan di atas meja kerja nya. Yang Janet sekarang pikirkan sekarang adalah bagaimana ia harus bicara ke orang tua nya, suami nya dan anak-anaknya. Janet keluar dari kantor tanpa memikirkan sepeda nya. Dia berjalan sambil menangis. Dia bingung dan tatapan nya kosong. Hampir saja dia tertabrak mobil jika Adrian tidak menyelamatkan nya. "Janet... kamu mau mati ya? Ini jalan raya bukan tempat sepi. Bukannya ini jam masuk kantor? Kenapa kamu malah jalan keluar kantor sambil bengong gitu? tanya Adrian.

Di pinggir jalan Janet pun jongkok sambil menangis sejadi-jadinya. Dia tidak tahu lagi harus bagaimana yang ada di pikiran nya sekarang adalah ia harus mencari jalan keluar. "Janet... sudah jangan nangis. Yuk naik ke mobil. Kita pergi untuk menenangkan diri kamu" ucap Adrian dengan kebingungan nya.

Di jalan Adrian tidak tahu harus bagaimana ke Janet. Dia sempat mencuri pandang ke wanita di sebelahnya tetapi wanita di sebelah masih saja menangis dan menatap keluar jendela. Akhirnya Adrian memutuskan untuk membawa Janet ke pantai. Di sana sepi dengan pengunjung. "Turun lah. Mungkin dengan ke pantai kamu bisa teriak dan membuat mu sedikit lega" ajak Adrian. Janet menghapus air mata nya lalu turun mengikuti perintah Adrian. Janet berjalan lebih cepat dari Adrian dan langsung menuju dermaga. Di sana Janet teriak "Aku benci kamu, sudah cukup kamu mempermainkan aku". Tanpa terasa air mata yang mengalir bertambah deras. Membuat Adrian yang melihat nya merasa kasihan. Adrian ingin mendekati Janet tetapi Adrian tidak mau nanti Janet akan salah paham padanya.

Sepuluh menit kemudian Janet mulai bisa tenang dan tidak menangis lagi. Adrian pun mulai berani mendekati nya. "Sabar ya Janet. Cobaan pasti akan berlalu. Walaupun saya tidak tahu apa masalah kamu, yang penting kamu harus selalu berdoa dan meminta kepada Allah agar memudahkan segala urusan mu. Karena tidak ada yang mustahil untuk Allah" ucapan Adrian membuat Janet tersenyum. "Terima kasih ya Adrian" jawab singkat Janet.

Terpopuler

Comments

suka-suka gue

suka-suka gue

emm

2021-03-18

2

lihat semua
Episodes
1 Janet
2 Keadaan di Kantor
3 Sakit Hati
4 Orang Tua
5 Orang Tua (1)
6 Rumah Ibu
7 Rumah Sakit
8 Sendiri
9 Makan Malam
10 Makan Malam (1)
11 Bos Besar
12 Di usir dari kantor
13 Menghilang
14 Bapak Boleh Pulang
15 Kenzi mulai merasa kehilangan
16 Bandung
17 Bertemu Radit
18 Bertemu Radit (1)
19 Kenzi Menyusul Ke Bandung
20 Tidak Percaya
21 Bapak Meninggal
22 Makam Bapak
23 Makam Bapak (1)
24 Makam Bapak (2)
25 Menangis di Pusaran Bapak
26 Kenzi Kecelakaan
27 Ibu Anna tiba di Bandung
28 Bertemu dengan Janet
29 Pekerjaan dari ibu Lina
30 Janet Mulai Merindukan Kenzi
31 Kenzi menemui Janet di tempat kerja
32 Janet di bawa ke rumah Kenzi
33 Peluk Aku
34 Ungkapan Perasaan
35 Tidak bisa Tidur
36 Ibu Lastri Jatuh Sakit
37 Suara Wanita
38 Perkenalan
39 Hal yang menyakitkan
40 Rahma
41 Melamun
42 Tidak Menyangka
43 Tidak Menyangka (1)
44 Kenzi Marah
45 Kenzi kembali ke Jakarta
46 Berhasil Membujuk Janet
47 Meminta Jawaban
48 Jakarta
49 Sakit Hati
50 Sakit Hati (1)
51 Pingsan
52 Menghindar Dari Ibu Anna
53 Cemburu
54 Pengakuan Janet
55 Pengakuan Janet (1)
56 Radit Berbohong
57 Berhadapan Dengan Radit dan Rahma
58 Penjelasan Radit
59 Janet Kembali Ke Jakarta Sendiri
60 Mencari Pekerjaan
61 Kenzi menyusul Janet
62 Airmata Janet
63 Keputusan Janet
64 Menyerahkan Surat Pisah
65 Penyesalan Radit
66 Membujuk Anak-anak
67 Bermain Bersama Anak-anak
68 Perasaan Janet
69 Perasaan Janet (1)
70 Rencana Kenzi
71 Mengunjungi Ibu Anna
72 Mengunjungi Ibu Anna (1)
73 Ibu Anna tak sadarkan diri
74 Kecemburuan Kenzi
75 Permintaan Maaf Kenzi
76 Menemui Ibu Anna Di Rumah Sakit
77 Menemani Ibu Anna
78 Membeli Hadiah Untuk Kenzi
79 Pesta Ulang Tahun Kenzi
80 Pertunangan Kenzi, Hadiah Terindah
81 Menjemput Ibu Anna
82 Meminta Nasihat Ibu
83 Perkataan Radit
84 Ibu Anna Berkunjung
85 Pertengkaran Kecil
86 Teguran dari Ibu Anna
87 Persiapan Pernikahan
88 Baju Pengantin
89 Akhiri Segala Nya
90 Penjelasan Dan Pernikahan
91 Terima Kasih
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Janet
2
Keadaan di Kantor
3
Sakit Hati
4
Orang Tua
5
Orang Tua (1)
6
Rumah Ibu
7
Rumah Sakit
8
Sendiri
9
Makan Malam
10
Makan Malam (1)
11
Bos Besar
12
Di usir dari kantor
13
Menghilang
14
Bapak Boleh Pulang
15
Kenzi mulai merasa kehilangan
16
Bandung
17
Bertemu Radit
18
Bertemu Radit (1)
19
Kenzi Menyusul Ke Bandung
20
Tidak Percaya
21
Bapak Meninggal
22
Makam Bapak
23
Makam Bapak (1)
24
Makam Bapak (2)
25
Menangis di Pusaran Bapak
26
Kenzi Kecelakaan
27
Ibu Anna tiba di Bandung
28
Bertemu dengan Janet
29
Pekerjaan dari ibu Lina
30
Janet Mulai Merindukan Kenzi
31
Kenzi menemui Janet di tempat kerja
32
Janet di bawa ke rumah Kenzi
33
Peluk Aku
34
Ungkapan Perasaan
35
Tidak bisa Tidur
36
Ibu Lastri Jatuh Sakit
37
Suara Wanita
38
Perkenalan
39
Hal yang menyakitkan
40
Rahma
41
Melamun
42
Tidak Menyangka
43
Tidak Menyangka (1)
44
Kenzi Marah
45
Kenzi kembali ke Jakarta
46
Berhasil Membujuk Janet
47
Meminta Jawaban
48
Jakarta
49
Sakit Hati
50
Sakit Hati (1)
51
Pingsan
52
Menghindar Dari Ibu Anna
53
Cemburu
54
Pengakuan Janet
55
Pengakuan Janet (1)
56
Radit Berbohong
57
Berhadapan Dengan Radit dan Rahma
58
Penjelasan Radit
59
Janet Kembali Ke Jakarta Sendiri
60
Mencari Pekerjaan
61
Kenzi menyusul Janet
62
Airmata Janet
63
Keputusan Janet
64
Menyerahkan Surat Pisah
65
Penyesalan Radit
66
Membujuk Anak-anak
67
Bermain Bersama Anak-anak
68
Perasaan Janet
69
Perasaan Janet (1)
70
Rencana Kenzi
71
Mengunjungi Ibu Anna
72
Mengunjungi Ibu Anna (1)
73
Ibu Anna tak sadarkan diri
74
Kecemburuan Kenzi
75
Permintaan Maaf Kenzi
76
Menemui Ibu Anna Di Rumah Sakit
77
Menemani Ibu Anna
78
Membeli Hadiah Untuk Kenzi
79
Pesta Ulang Tahun Kenzi
80
Pertunangan Kenzi, Hadiah Terindah
81
Menjemput Ibu Anna
82
Meminta Nasihat Ibu
83
Perkataan Radit
84
Ibu Anna Berkunjung
85
Pertengkaran Kecil
86
Teguran dari Ibu Anna
87
Persiapan Pernikahan
88
Baju Pengantin
89
Akhiri Segala Nya
90
Penjelasan Dan Pernikahan
91
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!