Sakit Hati

Janet keluar dari restoran tanpa makan sedikitpun. Dia merasa kata-kata yang di ucapkan Kenzi membuat hati nya teriris. "Harus sampai kapan aku menjadi selingkuhan nya. Aku ingin menjalani kehidupan normal dengan keluarga kecilku" batin Janet tanpa terasa air mata menetes di pipi nya. Tiba-tiba tangan kekar menarik tangan Janet dengan kasar. "Mau kemana kamu? Siapa yang mengizinkan kamu pergi keluar restoran dan tinggalkan aku? Aku mau makan sekarang juga dan kamu temani aku makan" paksa Kenzi. "Aku mohon jangan paksa aku Kenzi, biarkan aku pulang. Aku tidak ingin makan. Biarkan aku sendiri dulu" jawab Janet dengan tatapan memohon.

Akhirnya Kenzi menyerah dan melepaskan tangan Janet setelah dia melihat Janet sedang menangis. Kenzi tidak tega dengan melihat Janet menangis. Tetapi di hadapan Janet dia harus bersikap dingin agar Janet tidak berpikir kalau Kenzi menyayangi nya. Janet melangkahkan kaki pergi menjauh dari Kenzi. Dia lalu memesan taksi online dan kembali ke kantor. Di dalam perjalanan Janet hanya bisa meneteskan air mata nya ketika dia teringat kembali kata-kata yang di ucapkan Kenzi. Sakit rasanya hati Janet. Bila tidak karena uang yang dia pinjam ke Kenzi dia tidak akan sudi untuk menjadi selingkuhan bos nya itu.

Tidak lama kemudian mobil masuk ke parkiran kantor. Janet turun dari mobil dan melangkahkan kaki ke atas gedung. Di sana dia menangis sekuat tenaga untuk menghilangkan kekesalan nya tanpa di sadari di sana ada laki-laki yang memerhatikan nya. Selesai menangis Janet ingin turun ke ruangan nya tetapi laki-laki yang sedari tadi memerhatikan Janet memberikan saputangan nya. "Untuk kamu. Hapus dulu air mata kamu. Baru nanti kamu cuci muka di bawah biar terlihat segar" kata laki-laki itu. Ya laki-laki itu bernama Adrian, teman kantor Janet tetapi lain divisi. "Terimakasih Adrian. Tetapi sejak kapan kamu ada di sini?" tanya Janet. "Aku selalu berada di atas ketika makan siang. Dan aku selalu bersembunyi di balik tempat duduk ini untuk tidur" jawab Adrian. "Jadi kamu tadi mendengar aku menangis Adrian?" lanjut Janet. Dan Adrian pun hanya menganggukkan kepala dan tersenyum "lain kali bila mau menangis lihat dulu di sekeliling mu ada orang lain tidak" Adrian berkata sambil berlalu. Janet hanya dapat melihat punggung Adrian pergi dan menghilang.

Tak lama kemudian setelah Janet membersihkan air matanya dia pun turun. Sesuai dengan perintah Adrian, Janet pun ke wastafel dan mencuci wajah nya agar kembali terlihat segar. Tetapi mata bengkak habis nangis itu tidak dapat di tutupi oleh apapun. Mata sembab dan bengkak terlihat begitu jelas. Masuk ke ruang kerja Janet tersadar Nanda memperhatikan nya. "Kenapa lu mba? Pulang makan siang mata sembab dan bengkak gitu. Abis berantem lu ya sama laki lu" selidik Nanda. Janet menjawab sambil tersenyum "Ya namanya rumah tangga pasti ada aja berantem nya nan." "Sabar ya mba. Apapun masalahnya gue yakin lu bisa hadapi. Bukti nya lu kerja di sini aja sanggup sampai 8 tahun dan menghadapi Bos garang seperti itu" ucap Nanda dan membuat mereka berdua tertawa. "Nah gitu dong mba ketawa, senyum ceria lagi. Btw, mba lu dapet kiriman makanan tuch dari Abang grab. Tadi resepsionis telepon gue katanya ada makanan buat lu"ucap Nanda.

Terpopuler

Comments

mawar hitam

mawar hitam

sweet story

2021-06-09

0

Anif Lin

Anif Lin

😂

2021-05-21

1

Ida Kyesa Elisa

Ida Kyesa Elisa

enak bgt jd Janet sayangny Dy udah punya suami

2021-04-06

2

lihat semua
Episodes
1 Janet
2 Keadaan di Kantor
3 Sakit Hati
4 Orang Tua
5 Orang Tua (1)
6 Rumah Ibu
7 Rumah Sakit
8 Sendiri
9 Makan Malam
10 Makan Malam (1)
11 Bos Besar
12 Di usir dari kantor
13 Menghilang
14 Bapak Boleh Pulang
15 Kenzi mulai merasa kehilangan
16 Bandung
17 Bertemu Radit
18 Bertemu Radit (1)
19 Kenzi Menyusul Ke Bandung
20 Tidak Percaya
21 Bapak Meninggal
22 Makam Bapak
23 Makam Bapak (1)
24 Makam Bapak (2)
25 Menangis di Pusaran Bapak
26 Kenzi Kecelakaan
27 Ibu Anna tiba di Bandung
28 Bertemu dengan Janet
29 Pekerjaan dari ibu Lina
30 Janet Mulai Merindukan Kenzi
31 Kenzi menemui Janet di tempat kerja
32 Janet di bawa ke rumah Kenzi
33 Peluk Aku
34 Ungkapan Perasaan
35 Tidak bisa Tidur
36 Ibu Lastri Jatuh Sakit
37 Suara Wanita
38 Perkenalan
39 Hal yang menyakitkan
40 Rahma
41 Melamun
42 Tidak Menyangka
43 Tidak Menyangka (1)
44 Kenzi Marah
45 Kenzi kembali ke Jakarta
46 Berhasil Membujuk Janet
47 Meminta Jawaban
48 Jakarta
49 Sakit Hati
50 Sakit Hati (1)
51 Pingsan
52 Menghindar Dari Ibu Anna
53 Cemburu
54 Pengakuan Janet
55 Pengakuan Janet (1)
56 Radit Berbohong
57 Berhadapan Dengan Radit dan Rahma
58 Penjelasan Radit
59 Janet Kembali Ke Jakarta Sendiri
60 Mencari Pekerjaan
61 Kenzi menyusul Janet
62 Airmata Janet
63 Keputusan Janet
64 Menyerahkan Surat Pisah
65 Penyesalan Radit
66 Membujuk Anak-anak
67 Bermain Bersama Anak-anak
68 Perasaan Janet
69 Perasaan Janet (1)
70 Rencana Kenzi
71 Mengunjungi Ibu Anna
72 Mengunjungi Ibu Anna (1)
73 Ibu Anna tak sadarkan diri
74 Kecemburuan Kenzi
75 Permintaan Maaf Kenzi
76 Menemui Ibu Anna Di Rumah Sakit
77 Menemani Ibu Anna
78 Membeli Hadiah Untuk Kenzi
79 Pesta Ulang Tahun Kenzi
80 Pertunangan Kenzi, Hadiah Terindah
81 Menjemput Ibu Anna
82 Meminta Nasihat Ibu
83 Perkataan Radit
84 Ibu Anna Berkunjung
85 Pertengkaran Kecil
86 Teguran dari Ibu Anna
87 Persiapan Pernikahan
88 Baju Pengantin
89 Akhiri Segala Nya
90 Penjelasan Dan Pernikahan
91 Terima Kasih
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Janet
2
Keadaan di Kantor
3
Sakit Hati
4
Orang Tua
5
Orang Tua (1)
6
Rumah Ibu
7
Rumah Sakit
8
Sendiri
9
Makan Malam
10
Makan Malam (1)
11
Bos Besar
12
Di usir dari kantor
13
Menghilang
14
Bapak Boleh Pulang
15
Kenzi mulai merasa kehilangan
16
Bandung
17
Bertemu Radit
18
Bertemu Radit (1)
19
Kenzi Menyusul Ke Bandung
20
Tidak Percaya
21
Bapak Meninggal
22
Makam Bapak
23
Makam Bapak (1)
24
Makam Bapak (2)
25
Menangis di Pusaran Bapak
26
Kenzi Kecelakaan
27
Ibu Anna tiba di Bandung
28
Bertemu dengan Janet
29
Pekerjaan dari ibu Lina
30
Janet Mulai Merindukan Kenzi
31
Kenzi menemui Janet di tempat kerja
32
Janet di bawa ke rumah Kenzi
33
Peluk Aku
34
Ungkapan Perasaan
35
Tidak bisa Tidur
36
Ibu Lastri Jatuh Sakit
37
Suara Wanita
38
Perkenalan
39
Hal yang menyakitkan
40
Rahma
41
Melamun
42
Tidak Menyangka
43
Tidak Menyangka (1)
44
Kenzi Marah
45
Kenzi kembali ke Jakarta
46
Berhasil Membujuk Janet
47
Meminta Jawaban
48
Jakarta
49
Sakit Hati
50
Sakit Hati (1)
51
Pingsan
52
Menghindar Dari Ibu Anna
53
Cemburu
54
Pengakuan Janet
55
Pengakuan Janet (1)
56
Radit Berbohong
57
Berhadapan Dengan Radit dan Rahma
58
Penjelasan Radit
59
Janet Kembali Ke Jakarta Sendiri
60
Mencari Pekerjaan
61
Kenzi menyusul Janet
62
Airmata Janet
63
Keputusan Janet
64
Menyerahkan Surat Pisah
65
Penyesalan Radit
66
Membujuk Anak-anak
67
Bermain Bersama Anak-anak
68
Perasaan Janet
69
Perasaan Janet (1)
70
Rencana Kenzi
71
Mengunjungi Ibu Anna
72
Mengunjungi Ibu Anna (1)
73
Ibu Anna tak sadarkan diri
74
Kecemburuan Kenzi
75
Permintaan Maaf Kenzi
76
Menemui Ibu Anna Di Rumah Sakit
77
Menemani Ibu Anna
78
Membeli Hadiah Untuk Kenzi
79
Pesta Ulang Tahun Kenzi
80
Pertunangan Kenzi, Hadiah Terindah
81
Menjemput Ibu Anna
82
Meminta Nasihat Ibu
83
Perkataan Radit
84
Ibu Anna Berkunjung
85
Pertengkaran Kecil
86
Teguran dari Ibu Anna
87
Persiapan Pernikahan
88
Baju Pengantin
89
Akhiri Segala Nya
90
Penjelasan Dan Pernikahan
91
Terima Kasih

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!