"... Untuk sekarang cukup itu saja yang perlu kalian pelajari. Tetaplah ingat untuk menghafal rumus molekul dari setiap zat karena di masa depan itu akan berguna saat kalian menjadi Ranker ataupun jenis lain yang berhubungan dengan kemampuan."
Dengan berakhirnya kelas pagi, bu Jasmine meninggalkan kelas dan para murid mulai ribut melepaskan penat mereka.
"Fiuh~, aku benar-benar membenci persoalan rumit semacam itu..." Udin meregangkan tubuhnya dengan lelah selagi merapihkan buku kimia miliknya.
Gray hanya menatap dalam diam hingga dia menyadari bahwa Putri dengan catatan yang sama dengan sebelumnya menghampirinya.
"Gray, bisakah meminta waktumu sebentar? Ada hal yang ingin aku minta kau lakukan."
"Katakan saja, Putri."
"Ini tentang pengumpulan data partisipan. Seluruh perwakilan kelas harus mengikuti rapat bersama OSIS dan, umm, karena ada orang-orang dari kelas VIP termasuk senior, aku menjadi sedikit gugup dan takut. Maukah kau menemaniku dalam rapat itu? Aku tidak akan memaksamu bila itu mengganggumu!"
Gray sedikit berpikir sebelum menjawab. Tidak ada kewajiban baginya untuk ikut membantu namun bila mengingat perkataan Lina maka...
"Baiklah, aku akan menemanimu. Akan kuingat kan meskipun aku mau menemanimu, bukan berarti aku memiliki minat untuk mengikuti lomba utama..." memberikan perkataan lembut agar tidak terjadi kesalahpahaman, senyumnya yang datar muncul.
"Tenang saja, lagipula aku mencatat namamu di sepak bola, jadi tidak perlu dikhawatirkan. Kalau begitu, aku akan menunggumu setelah jam makan siang berakhir, sampai jumpa Gray."
"Baiklah, terima kasih."
"Tidak, tidak! Seharusnya aku yang berterima kasih kepadamu. Jika begitu aku permisi dulu."
Tanpa perlu berdiam lebih lama, begitu Putri meninggalkannya, dia menuju kantin dalam kesendirian.
Nico tidak memasuki jam pelajaran karena mungkin masih mengurus Jetpack yang dia kerjakan sehingga dapat dimaklumi. Tanpa keberadaannya, tidak banyak orang yang dapat dia ajak berbicara.
"Aku akan membawanya ke tamah terlebih dahulu..." seru seorang murid kelas Elite ketika Gray berjalan di lorong. Di tangannya terdapat ember berisikan pupuk dan dia berlari selagi membawanya.
Yang membuat Gray tertarik adalah murid yang mengenakan headphone di telinganya segera menepi meskipun dia tidak berjalan di pelarian murid pupuk.
Di lihat dari asalnya, murid dengan headphone di telinga berasal dari kelas VIP tahun pertama, besar kemungkinan dia sekelas dengan Lina dan Rin.
Bam!
"Uwah!" murid dengan pupuk tersandung kakinya sendiri, menyebabkan pupuk yang dia bawa terlempar dan menyebar di lantai.
Beruntung bahwa Gray tidak berada di dekatnya, namun yang menarik dari hal itu adalah murid dengan headphone yang berdiri disisi yang tidak terkena pupuk.
Gray menggumamkan sesuatu selagi menajamkan matanya melihat kejadian yang berlangsung di depannya itu, "Itu aneh... Dia menyingkir beberapa detik sebelum hal itu terjadi. Seolah sudah menduga hal itu..."
Beberapa detik sebelum murid itu terjatuh, dia sudah lebih dahulu menepi. Entah hanya kebetulan belaka atau hal lainnya, tidak dapat ditemukan jawabannya oleh Gray. Setidaknya dapat dipastikan bahwa itu bukan keberuntungan.
"Apa mungkin dia memiliki deduksi yang bagus?"
Tanpa dia sadari, murid itu telah berjalan pergi dengan acuh, mengabaikan murid yang jatuh dan tatapan yang ditunjukkan padanya. Gray juga tidak ingin terlibat dalam hal apapun sehingga beranjak pergi menuju kantin.
Setengah jam dihabiskan untuk menyantap makanan, entah bagaimana Lina dan Rin tidak muncul, bahkan Nico juga tidak. Kantin begitu sepi, hanya ada sangat sedikit murid di sana sehingga tidak ada hal apapun yang dapat dilakukan Gray, alhasil dia memiliki waktu senggang sampai jam istirahat berakhir.
Saat perjalanan menuju kelas, dia melihat Putri berdiri di depan pintu kelas selagi menoleh sana-sini seperti mencari seseorang. Tatapannya bertemu dengan Gray, wajahnya terkejut seakan mengatakan "Aku menemukanmu" dan berlari menghampirinya.
"Gray! Syukurlah kau kembali lebih awal, aku mencari-cari kamu kemana-mana."
"Ada hal apa? Aku ingat bila rapat akan diadakan sesudah istirahat sehingga tidak ada alasan bagimu mencari-cari aku."
Putri nampak bermasalah seakan dia juga tidak mengetahui apa masalahnya. Tatapannya mengatakan bahwa dia juga tidak begitu memahaminya.
"Itu, um, belum lama ini anggota OSIS menghampiri para perwakilan kelas termasuk diriku dan menyampaikan bahwa rapat diadakan lebih cepat dari rencana dan memintaku datang sekarang juga."
Gray menyentuh dagunya dan sedikit berpikir sebelum menjawab, "Jika pihak OSIS sendiri yang memajukannya, maka pasti ada perubahan tertentu dari Festival itu sendiri atau bahkan aspek luar yang tidak berhubungan dengan lomba. Yeah, memikirkan lebih lanjut tidak akan menghasilkan jawaban tepat, sebaiknya kita bergegas ke sana."
Bila hanya sekedar menebak, hal itu mudah dilakukan, namun kali ini dia tidak perlu menerka apa yang terjadi, mengingat tidak akan ada bahaya apapun.
"Benar juga, akan repot bila kita terlambat. Mari kita bergegas..." dengan catatan yang sama dan sebuah pulpen lucu, Putri setuju dengan gagasan Gray dan menuju ruangan OSIS.
Begitu mereka membuka pintu menuju ruangan OSIS, sorot mata dari wajah-wajah asing menusuk mereka namun dengan cepat teralihkan karena yang datang hanya orang-orang dari kelas rendah.
Tidak sekalipun dia berpikir akan bertemu dengan Ketua OSIS Hanami secepat ini, entah sebuah kabar baik ataupun sebaliknya. Duduk di ujung meja yang disusun persegi panjang, Ketua OSIS sendiri yang akan menjadi pemimpin rapat.
"Selamat datang, para tahun pertama, silahkan duduk..." dengan lembut dia menunjukkan kursi di ujung kiri kepada Putri, tatapannya segera beralih kepada Gray, "Tidak kusangka kita akan bertemu lagi secepat ini, Gray."
"Yea, aku juga merasa tersanjung karenanya..." tanpa basa-basi Gray duduk di kursi yang tersedia sementara Putri menjadi canggung dan takut akan tekanan kelas lain. Baik itu tahun ajaran yang sama ataupun yang lebih tinggi.
"Kamu mengenalnya, Ketua?" tanya pria berbadan besar yang juga seorang anggota OSIS.
"Ya, aku bertemu dengannya saat pagi hari dan dia juga orang yang dirumorkan mengalahkan Gazef, Theodore."
"Ho? Jadi dia orang yang dirumorkan. Aku tidak merasakan banyak kekuatan darimu, apa mungkin kamu hanya menggunakan bela diri untuk melawan Gazef?" kepalanya bersandar pada lengannya, kesan nada dan wajahnya tampak meremehkan.
"Aku tidak tahu rumor seperti apa yang tersebar namun jika itu tentang perselisihan antara aku dengan Gazef memang benar adanya. Dan juga, benar aku mengalahkannya menggunakan kombinasi antara bela diri dan telekinesis."
"Ho?" dia terlihat tertarik namun tidak berniat mengorek lebih dalam untuk alasan tidak diketahui.
Untuk mendapatkan perhatian semua orang, Hanami menepuk tangannya dengan riang, "Karena semuanya sudah berkumpul mari kita mulai rapat..." Dia membuka bukunya dan menatap semua orang satu-persatu.
"Sebelum menentukan partisipan, aku ingin menyampaikan beberapa hal kepada kalian bahwa terdapat beberapa perubahan dari aturan tournament nanti. Sekolah yang menjadi tuan rumah nantinya adalah Sombrero dan mereka membuat beberapa pengaturan yang sudah disetujui oleh pihak-pihak sekolah."
Perubahan yang dibilang kecil namun mungkin saja akan berdampak besar bagi seluruh sekolah. Gray sendiri tidak begitu tahu seperti apa peraturan yang ada sehingga tidak salah dia datang ke sini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments