Chapter 16 — Kebenaran Tersembunyi

"Li-Lina? Se-sejak kapan kau berpacaran dengan Flugel?!" Ujar Rie, dengan wajah terkejut.

Bukan hanya dia seorang, teman sekelas juga berekspresi sama. Tentunya akan menjadi kehebohan besar, melihat Lina dengan Flugel menuju sekolah bersama.

Flugel terkenal karena sifatnya yang terlihat pengurung diri namun tampan. Sementara Lina terkenal cantik dan ceria. Sifat mereka tampak saling berlawanan, namun ntah kenapa terlihat cocok.

"Bu-bukan begitu. Aku hanya berpapasan dengannya di jalan dan membicarakan beberapa hal tentang kakakku."

Lina berusaha meluruskan kesalah pahaman semua orang. Mendengar bahwa mereka membahas tentang Gray, tentunya itu tidak mengejutkan. Flugel seorang Ranker S ke 4 sekolah, wajar baginya tertarik pada orang yang mengalahkan Gazef.

"Apa benar begitu, Flugel?" Rin yang hanya mengamati situasi berusaha mengkonfirmasi. Tentunya dia tidak mengharapkan Flugel akan menjawab.

Dia hening sesaat, Flugel melirik Lina sesaat dan teringat apa yang di katakan nya saat lalu.

"... Ya. Aku hanya ingin mendengar lebih lanjut, tentang kemampuan milik saudara kandungnya."

Seisi kelas kembali heboh. Untuk pertama kalinya, bagi mereka mendengar Flugel berbicara. Memang bukan hal spesial, namun ini kejadian langka.

"Flugel, kau bisa bicara? kupikir kau bisu atau semacamnya." Ujar Ria dengan terkejut.

Flugel membuat ekspresi rumit, "Tentu saja bisa, memangnya harus seheboh ini?" dia bertanya balik.

"Tidak-tidak, semenjak awal memasuki sekolah, aku tidak pernah melihatmu berbicara. Jadi kupikir kau memang tidak bisa bicara." Ujar Ria.

"Lagipula tidak ada yang pernah mengajakku berbicara."

"Karena kau berpenampilan suram dan terlihat seperti berandalan dan juga rank S no 4 sehingga tidak ada yang berani mendekatimu."

Ria terus berbicara dengan Flugel. Tak terduga percakapan berjalan dengan mulus dan sedikit mengejutkan. Pemikiran bahwa Flugel buruk dalam berkomunikasi nyatanya salah. Dia memang hanya tidak tahu cara memulai.

Bell sekolah berbunyi, guru memasuki kelas dan semua kembali ke kursinya masing-masing. Sebelum kembali ke kursinya, Lina sedikit berbisik kepada Flugel.

"Lihat, kau bisa jika kau mau, kan?" Meninggalkan kata-kata itu, Lina berjalan ke kursinya.

Flugel menatap Lina yang menjauh, sampai akhirnya dia memutuskan kembali ke kursinya. Dia memahami maksud Lina, tentang dirinya yang tidak tahu cara untuk memulai. Untuk itu, dia akan mencatatnya baik-baik di dalam kepala.

Pelajaran di mulai. Mereka tengah mempelajari teori gravitasi bumi yang cukup rumit untuk di jelaskan, sampai tanpa di sadari waktu telah berlalu hingga jam makan siang.

Seperti biasa, Lina hendak pergi ke kantin bersama Ria, Rie, Rin dan Roy. Kombinasi mereka tidak berubah, namun untuk beberapa hal, Lina berniat mengajak Flugel makan bersama.

"Flugel, apa kau mau ikut makan siang bersama?" Lina menyapa dengan santai.

Flugel tentu terkejut, tidak menduga akan mendapatkan ajakan makan bersama darinya. Namun, dirinya menyadari orang lain juga mendekat.

"Permisi, sebelum kalian pergi, aku ingin membicarakan sesuatu dengan Flugel."

Perwakilan Kelas VIP, Saga datang dengan sebuah buku di tangannya. Menyadari bahwa ini tidak akan lama, Ria dan yang lain menghampiri mereka.

"Tentang apa itu?" Tanya Flugel, dengan sedikit penasaran.

"Ini tentang turnament empat sekolah. Aku ingin mendaftarkanmu ke lomba tarik tambang. Jika kau setuju dengan itu, aku akan segera menuliskan namamu."

Jika mengenai adu kekuatan fisik, jelas Flugel akan menjadi tempat pertama untuk bermain dalam acara. Kemampuan Super Flugel setara dengan kekuatan 10.000 gajah, hampir tidak ada kemungkinan untuknya kalah dalam tarik tambang.

"Aku tidak terlalu menyukai memperlihatkan kekuatanku di hadapan orang banyak." Dia tentu ingin menolaknya, namun seseorang yang baru-baru ini dikenal berusaha membujuknya.

"Bukankah itu kesempatan yang bagus, Flugel? Jika kamu memenangkannya aku yakin kamu akan menjadi begitu populer dan banyak orang yang ingin berteman denganmu." Lina tersenyum dan sedikit menyenggol bahu Flugel.

"Dapat ku jamin orang-orang itu hanyalah penjilat dan aku tidak suka memiliki mereka di sekitarku." Flugel memasang Ekspresi rumit.

Memang bahwa jika orang-orang melihat kekuatannya secara langsung akan ada banyak yang berusaha mendekatinya untuk perlindungan dan semacamnya. Orang-orang seperti itu tidak pantas mendapat panggilan teman, penjilat justru menjadi panggilan cocok.

"Meski begitu, kupikir akan sangat di sayangkan untuk menolaknya, Flugel Boy. Lagipula ini hanya untuk bersenang-senang, nikmatilah masa muda." Roy ikut membujuk dengan senyuman lembut.

Flugel hanya bisa pasrah, dia tidak memiliki kata-kata penolakan lagi. Mendesah lelah, Flugel mengizinkannya.

"Baiklah, lagipula tidak ada jaminan bahwa aku yang akan bermain, jadi tidak masalah."

"Ya, kalau begitu aku akan menuliskan namamu dalam tarik tambang." Meninggalkan kata-kata itu, Saga melepaskan Flugel.

Sesampainya di kantin dan membeli makanan, mereka mencari kursi kosong dan menyantap makanan bersama selagi berbincang-bincang.

"Nah Flugel, aku selalu penasaran dengan kekuatanmu. Sebenarnya jenis apa kekuatanmu? kekuatan 10.000 terdengar aneh bagiku." Ujar Ria.

Flugel menyantap Ramen dan menelannya terlebih dahulu, hingga dia menjawab pertanyaan itu.

"Aku tidak terlalu suka membicarakan kekuatanku. Selain merepotkan, ada beberapa hal yang sebaiknya tetap dalam bayangan."

Dapat di mengerti, jika seseorang tidak berniat mengekspos kekuatan yang mereka miliki. Bahkan sekolah tidak dapat membantu apa-apa jika murid tidak ingin kekuatan aslinya terungkap. Tentunya, hanya orang dengan pangkat tertinggi yang mengetahuinya, kepala Sekolah Thunder.

"Yah, kita tidak bisa memaksa lebih jauh. Selain itu, aku terkejut melihat orang dengan Heterochromia." Rie mendekatkan wajahnya untuk melihat lebih jelas warna mata Flugel yang berbeda-beda.

"Wajahmu terlalu dekat, tahu. Seakan kau ingin menciumnya." Rin mengejek Rie yang langsung merona setelahnya.

"Dari pada itu, aku lebih tertarik dengan alasanmu tertarik kepada Kakak Lina Girl. Bisakah kamu menjelaskan apa yang membuatmu tertarik padanya, Flugel Boy?"

Ntah apa niat sesungguhnya, namun nampaknya Roy tengah mencoba menyelidiki lebih jauh mengenai Gray. Bukan hanya Flugel, tetapi dia mencurigai bahwa kekuatan Gray sesuatu yang jauh dari kata Telekinesis.

"Yah, aku berpikir bahwa kekuatannya adalah sejenis elektromagnetik unik yang dapat sedikit membelokan kemampuan super seseorang. Aku pernah melihat hal semacam itu beberapa kali dan bertanya-tanya jika kekuatan kakak Lina memang sejenis itu, penempatannya sebagai rank E sangat tidak masuk akal. Aku mengkonfirmasi langsung dari Lina, nyatanya dugaanku yang salah."

Tentunya mustahil Flugel mengungkapkan kecurigaannya yang sebenarnya. Dia tentu telah menyiapkan alasan yang pantas untuk itu.

"Begitu ya, jadi begitu. Aku mengerti sekarang. Sejujurnya, aku benar-benar tertarik dengan kekuatan super Gray Boy semenjak pertarungannya dengan Gazef. Namun sepertinya dia pria yang memiliki bayangan besar menyangkut dirinya itu termasuk kau, Flugel Boy." Roy melirik Flugel dengan tertarik.

"Aku mungkin tidak pantas mengatakannya, namun kamu juga orang yang memiliki bayangan besar di balik senyummu. Baik aku, kau, Lina dan kakaknya pasti memiliki beberapa hal yang tidak ingin terekspos ke kalangan orang. Itulah sebabnya orang seperti kita benar-benar tidak tertarik dengan pertarungan kan?" Flugel mengejek dengan senyuman yang menandakan dia tahu bahwa Roy memiliki sesuatu sepertinya.

Roy tidak dapat membantah apapun selain kagum dengan Flugel. Padahal ini kali pertama, namun dia seakan telah menemukan keberadaan buntut di punggungnya.

"Hahaha, itu memang tidak terbantahkan, jika semua orang memiliki rahasia mereka sendiri," Roy tertawa, selagi mengibaskan rambutnya, "Kamu memang orang yang menarik, Flugel Boy. Aku yakin kita akan akrab ke depannya." Dia tersenyum lembut, begitu pula Flugel.

Tentu suasana di permukaan terlihat hangat dan memenangkan, namun yang sebenarnya, mereka saling mengejar buntut satu sama lain, atas nama rasa keingintahuan. Meski tidak menunjukannya, Lina tidak ada bedanya dengan Roy dan Flugel.

Diam-diam dia juga mencoba menemukan apa yang ada di balik bayang-bayang. Demi menjaga rahasianya dan Gray, menemukan rahasia kedua orang itu dan menggunakannya sebagai ancaman akan penting di masa depan.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!