Chapter 4 — Membuktikan diri

One By One, pertandingan satu lawan satu. Dalam dunia yang dikuasai oleh kekuatan super, tidak jarang untuk seseorang berhadapan dengan pengguna ranker kuat lain. Agar para siswa memiliki kesiapan saat memasuki dunia para Ranker, One By One adalah salah satu cara sekolah untuk membuat murid terbiasa dalam pertempuran.

Tidak hanya itu, ada berbagai metode yang digunakan sekolah, contohnya Squad By Squad, setiap siswa diharuskan membuat Squad yang berjumlah paling banyak setidaknya enam orang dan akan bertarung satu sama lain dalam grup. Bahkan ada juga Solo By Squad, dimana satu orang akan berhadapan dengan enam orang sekaligus. Mungkin ini adalah metode terbaik untuk membuat siswa berkembang dengan cepat.

Lalu, saat ini... Pertarungan One By One antara Rank A terkuat melawan pengguna angin terkuat di sekolah Andromeda. Kedua peserta yang akan bertarung adalah Lina dan Gazef Storm.

"Oi, oi, Gray... Apakah adikmu serius ingin menghadapi si bangsat Gazef...?? Apakah kau tidak mencoba menghentikannya...??"

Nico tampak khawatir dengan keselamatan Lina saat berhadapan dengan Gazef. Mungkin karena setiap kali Nico bertemu dengan Gazef saat dia sedang merundung seseorang yang memiliki peringkat rendah. Contohnya, seperti saat dia meludahi wajah Gray.

"Tidak apa-apa, Nico... Lina melawan Gazef karena dia ingin mengetahui sejauh mana kekuatannya saat ini dan juga, mungkin saja dia akan menemukan gaya bertarung yang cocok untuknya. Lagipula, jika sesuatu yang buruk terjadi... Aku yakin Pak Reynold akan menghentikannya."

Gray tersenyum dan mengatakan alasan yang logis untuk membuat Nico sedikit lebih tenang. Namun dia masih tetap merasa khawatir.

"Itu mungkin hanya pandangan anehmu saja. Namun, menurutku Lina melawan Gazef karena kesal dengan apa yang dia lakukan kepadamu tadi, Gray. Selain itu, aku tidak yakin jika Pak Reynold yang terkenal akan keburukannya itu akan menghentikannya begitu saja."

Yang Nico maksud dengan keburukan Pak Reynold mungkin mengacu kepada rumor buruk yang bertebaran disekitarnya. Ada rumor yang mengatakan jika dia pernah melecehkan siswa wanita kelas tiga, ada juga yang mengatakan jika dia pernah hampir membunuh seorang murid dari kelas rendah. Alasannya tetap menjadi guru di sekolah ini karena, rumor hanyalah rumor... Pihak sekolah tidak bisa begitu saja mengusir seorang guru ranker A negara hanya karena sebuah rumor.

"Yah, aku yakin tidak akan ada hal buruk yang akan terjadi... Untuk saat ini, mari kita perhatikan mereka... Pertarungannya akan segera di mulai."

"Kau terlalu optimis seperti biasa, Gray... Yah, kita hanya bisa berharap saja agar tidak terjadi sesuatu yang mengkhawatirkan."

Nico dan gray sama sama memfokuskan diri mereka pada pertarungan Lina dan Gazef Storm yang akan segera dimulai. Pak Reynold berdiri diantara Lina dan Gazef, dia mulai menjelaskan aturan pertandingan.

"Akan kujelaskan aturannya :

-Pertama, setiap petarung dilarang menggunakan senjata tajam yang dapat melukai dan membahayakan nyawa. Kalian hanya boleh menggunakan senjata hanya jika mendapat izin dari pengawas.

-Kedua, setiap petarung dilarang menggunakan kemampuan dengan jangkauan area yang cukup luas dan membahayakan nyawa.

-Ketiga, petarung akan dinyatakan kalah jika dia menyerah atau tidak sadarkan diri serta, para petarung diharuskan menghentikan pertarungan jika pengawas memintanya. Itu saja... Apakah kalian sudah siap...??"

Lina dengan wajahnya yang serius dan sepenuhnya fokus kepada Gazef yang mengangguk namun tetap tersenyum mengejek. Melihat kedua peserta telah siap, Pak Reynold mengangguk dan mengambil remote dari sakunya dan mengaktifkan dinding penghalang untuk mencegah adanya serangan liar mengenai para penonton.

Dinding penghalang atau yang dikenal dengan nama Barrier Cube adalah sebuah alat pendukung yang biasa digunakan untuk acara pertarungan seperti ini. Barrier Cube ini berwarna biru muda transparan dan akan menjadi tembus pandang setelah beberapa detik, sehingga para penonton tidak akan merasa terganggu karena kehadirannya.

Jangkauan dari Barrier Cube itu sendiri dapat mencangkup seluruh lapangan sepak bola.

"Baiklah, pertarungan dimulai...!!!"

Bersamaan dengan aba-aba dari Pak Reynold, Lina dengan cepat berlari dan langsung menerjang ke arah Gazef yang hanya diam di tempat. Lina menciptakan api dikedua tinjunya dan mengayunkannya ke arah Gazef yang hanya berjarak beberapa meter darinya. Seketika, tinju api raksasa terbentuk dan mencapai Gazef yang hanya berdiam diri.

Lina masih belum bisa melemparkan apinya, namun dia bisa memperbesar apinya sehingga dapat menjangkau lawannya pada jarak tertentu.

Saat tinju api hampir mencapainya, Gazef tersenyum dan sebuah gasing lingkaran, angin terbentuk untuk melindunginya. Tinju api milik Lina lenyap dan bersatu dengan gasing angin yang terus berputar dengan Gazef yang berada di tengahnya. Apa yang awalnya adalah sebuah gasing angin, kini berubah menjadi gasing api. Gazef memanfaatkan serangan Lina untuk menciptakan gasing api itu, sangat jelas perbedaan kekuatan diantara keduanya.

Gazef tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah Lina. Dengan lambaian tangannya, gasing api yang berputar disekitar Gazef melesat langsung mengejar Lina yang berlari menjauh.

Lina mendecakan lidahnya karena kesal dan berbalik lalu mengulurkan tangan kanannya. Lina memejamkan matanya dan menarik nafas dalam dalam. Saat dia membuka matanya, sebuah api besar keluar dari tangan kanannya dan melahap gasing Gazef sepenuhnya dan gasing itu langsung menghilang setelahnya.

Semua orang yang menonton bingung dengan apa yang terjadi barusan. Hanya ada beberapa siswa dari setiap kelas yang memahami apa yang sebenarnya terjadi. Disamping Gray, Nico menatap dengan tidak percaya dan bertanya kepada Gray.

"Gila...!!! Apa yang barusan terjadi, Gray...?! Kenapa gasing itu langsung menghilang seperti itu...??? Bukankah itu aneh...?!"

Gray tersenyum saat melihat teman baiknya sangat bersemangat dan kebingungan dengan itu. Gray mulai menjelaskannya kepada Nico, tidak hanya Nico namun teman sekelasnya yang tidak mengerti apa yang terjadi mulai mengunci fokus mereka pada Gray.

"Itu tidaklah aneh jika kau memahaminya, Nico... Lebih mudahnya, Lina tidak benar benar melahap gasing api itu. Gasing api milik Gazef adalah gabungan dari api dan angin. Alasan api milik Lina dapat bergabung seperti itu karena pada dasarnya api bisa bertahan karena adanya oksigen."

"Ya, aku tahu hak seperti itu, lalu apa masalahnya...??"

Tidak hanya Nico, bahkan murid murid yang mendengarkan penjelasan Gray mulai berpikir namun tidak dapat memahami sepenuhnya.

"Lalu apa yang akan terjadi jika tidak ada udara yang di butuhkan api agar dia tetap bertahan...??"

Gray bertanya kepada setiap murid yang mendengarkan. Lalu, seorang murid perempuan cerdas di kelasnya yang bernama Putri tahu apa yang di maksud Gray.

"Jadi, maksudmu... Lina membuat gasing api milik Gazef berada di dalam sebuah ruangan tanpa udara untuk api bertahan...??"

"Seperti yang diduga dari murid cerdas sepertimu, Putri."

Mendengar pujian Gray, Putri memerah dan tersenyum malu.

"Tapi, bagaimana cara Lina melakukannya...??"

Toni yang masih tidak memahami sampai sejauh ini bertanya kepada Gray yang dengan sabar menjelaskan.

"Akan lebih mudah jika kita mengibaratkan bahwa Lina membuat sebuah toples dari Pyrokinesis miliknya. Saat gasing milik Gazef masuk kedalam toples, Lina menutup toples itu rapat rapat agar udara tidak dapat masuk dan keluar. Dengan begitu, api yang berada di dalam toples itu terus menerus membakar oksigen dan udara yang berada di dalamnya sampai habis dan akhirnya padam."

Nico, Toni dan murid lain yang mendengarkan mulai memahami apa yang coba disampaikan Gray. Intinya, Lina mengepung gasing api milik Gazef dan membuat gasing itu membakar habis udara yang ada di dalamnya sampai akhirnya padam.

Semua murid kelas Gray kembali menatap pertarungan Lina dan Gazef yang masih berlangsung sengit.

Lina terus berusaha mendekati Gazef yang sama sekali belum pindah dari posisinya berdiri sejak awal. Gazef menciptakan lebih banyak gasing angin di sekitarnya jadi Lina tidak bisa mengeluarkan apinya secara sembarangan. Gazef mulai berbicara...

"Ada apa Lina...?? Kenapa kau dari tadi hanya mondar-mandir ke sana sini... Bukankah kau ingin mengalahkanku karena merundung kakakmu itu...??"

"Diamlah, Gazef...!!! Aku melakukan ini untuk diriku sendiri...!!"

Lina terus melompat dan menghindari bilah-bilah angin yang dilontarkan Gazef ke arahnya. Nampaknya, Gazef hanya bermain-main sejak awal dan tidak berniat bertarung dengan sungguh-sungguh. Selagi Lina terus berputar putar, Gazef menguap dan nampak mulai bosan.

"Hoam... Ahh, membosankan... Lebih baik aku akhiri ini sekarang juga..."

Wajah Gazef yang awalnya hanya terlihat seperti bermai- main saja mulai berubah menjadi wajah serius. Gray merasakan ada sesuatu yang berbeda dari Gazef meski hanya dari perubahan ekspresinya saja.

"Ini bahaya..."

"Apanya yang bahaya, Gray...??"

Nico bertanya kepada Gray yang berguman sendiri. Tanpa perlu untuk Gray menjawab, di lapangan itu jawaban yang dicari Nico muncul dengan sendirinya. Semua orang yang menonton tampak sangat terkejut melihatnya.

"B-bagaimana bisa dia membuat cambuk dari udara...?!" Seru Nico karena terkejut.

Sampai bisa membentuk senjata dari kemampuan supernya, gelar Rank S sekolah bukan hanya gelar kosong belaka. Dibalik pencapaiannya itu, Gazef pasti sudah berlatih dengan sangat keras untuk mencapi tahap di mana seseorang bisa membentuk senjata dari kemampuannya. Hal ini sangatlah sulit dilakukan bahkan untuk para ranker negara. Tidak ada banyak orang yang dapat membuat senjata dari kemampuan supernya. Gray bahkan mengakui jika Gazef cukup hebat.

Selagi para murid terkejut dengan keseriusan Gazef, dia sudah memulai pertarungannya dan mengayunkan cambuknya untuk menyerang Lina.

Lina dapat menghindari setiap serangannya sampai saat ini karena kelincahannya dalam akrobatik dan mungkin berkat bakatnya dalam menari. Namun Lina tidak bisa menghindarinya terus menerus. Pada akhirnya serangan Gazef berhasil mengenai pinggang Lina dan membuatnya terjatuh. Pakaian Lina, tempat yang terkena cambuk sobek dan menampilkan kulitnya.

"Huhh... Tadinya aku berharap lebih dari ini, kau mengecewakanku... Lina."

Sat sat sat.

"Argh... Arhhh...!!!"

Gazef terus menerus mencambuki Lina dan sedikit demi sedikit merobek pakaian khusus tempur Lina.

"Gray, Lina dalam ba...haya...??"

Nico yang memperingati Gray terkejut dan merasa bingung. Gray yang sebelumnya duduk tepat di sebelahnya, kini menghilang entah kemana sampai suara teriakan terdengar dari tepi arena pertempuran.

"Lina...!!! Lina...!!! Menyerahlah, kau tidak akan menang melawannya...!!!"

Suara itu datang dari Gray yang sudah berada di tepi arena pertarungan. Untuk pertama kalinya Gray tampak benar-benar mengeluarkan ekspresi dan emosinya. Bahkan Nico dan Rin sangat terkejut melihatnya, mereka biasanya hanya menganggap Gray sebagai mayat hidup karena dia hampir tidak pernah menunjukan emosi yang dia rasakan sebenarnya. Dia hampir seperti sebuah robot tanpa perasaan.

Lalu, selagi pakaiannya dirobek oleh Gazef yang sengaja melakukannya, Lina membalas perkataan Gray...

"Aku... Aku tidak akan pernah... Menyerah pada siapapun..."

"Bagus, Bagus...!!! Selama kau belum menyerah atau tidak sadarkan diri pertempuran ini tidak akan berakhir..."

Selagi Lina tersiksa karena dicambuki, Gazef tersenyum lebar karena sangat senang dengan betapa keras kepalanya Lina. Gray menggertak giginya dan memandang Pak Reynold yang menatap dengan geli.

"Pak Reynold, tolong hentikan pertempuran ini... Lina sudah jelas kalah, tolong hentikan mereka...!!!"

"Tidak bisa... Aku hanya akan menghentikan pertempuran jika salah satu menyerah atau tidak sadarkan diri dan juga melanggar peraturan... Gazef ataupun Lina sama sekali tidak melanggar peraturan dan tidak ada yang mau menyerah."

"Tapi... Harusnya kau sebagai guru tahu bahwa ini tidak boleh dilanjutkan lagi...!!!"

Gray dengan putus asa berusaha membujuk Pak Reynold yang tetap menolak menghentikan pertempuran sementara Lina terus menerus tersiksa. Dari kejauhan Gray dapat mendengar anak anak kelas VIP mengejeknya...

"Lihat siswa sampah itu merengek untuk menyelamatkan adiknya."

"Kenapa dia tidak mencoba menyelamatkannya sendiri dan malah meminta bantuan orang lain...?? Payah sekali..."

"Hahaha, dia tidak memiliki harga diri sebagai seorang kakak dan bahkan adiknya terlampau jauh lebih kuat darinya..."

"Dasar Rank E rendahan, sampah dan pecundang."

"Oiii, mungkin jika kau berlutut di hadapan Gazef dia akan menghentikan aksinya..."

Mendengar itu, seluruh murid yang menyaksikannya tertawa terbahak bahak. Bahkan Pak Reynold yang seharusnya menghentikan hal ini juga ikut mengejek Gray. Tidak hanya kelas VIP, bahkan beberapa murid dari kelas Elite itu menyoraki Gray.

"Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut...

Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut... Berlutut..."

Semua orang dari kelas VIP dan kelas Elite secara kompak mengejek Gray yang hanya terdiam sampai akhirnya Gazef berbicara kepadanya.

"Kenapa kau tidak mencobanya, pecundang...?? Mungkin saja jika kau melakukannya aku akan memikirkan permohonanmu..."

Gazef menarik Lina dengan cambuknya dan membawa Lina yang tubuhnya sudah separuh telanjang ke depan Gray. Beberapa bagian dari tubuh Lina seperti dibagian payudara mulai terlihat. Setiap murid pria yang menyaksikannya menatap Lina dengan penuh nafsu terkecuali Nico dan seluruh murid kelas rendah. Bahkan Gray bisa melihat jika Rin berusaha menghentikan sorakan semua orang yang menyuruh Gray untuk berlutut dihadapan Gazef.

"Ada apa, rank E...?? Jika kau tidak melakukannya, adikmu akan menjadi tontonan publik tahu...??"

Gazef mulai menaruh tangannya di pipi Lina dan secara perlahan turun ke leher dan hendak ke dadanya. Sebelum Gazef menyentuh bagian itu, Gray bertindak tanpa emosi.

....

Semua orang menjadi hening sesaat, Nico, Rin dan Lina tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Terutamanya Gazef, dia cukup terguncang dengan tindakan Gray yang tanpa ragu sedikitpun bersujud di depannya.

Hanya karena kebanggaan dan harga diri, seseorang tidak akan pernah bisa hidup di dunia yang memiliki hukum rimba. Yang lemah akan di mangsa, dan yang kuat akan memangsa.

"Oi, oi... Dia benar benar bersujud di depanku... Apa yang harus aku lakukan kepadanya... Lihatlah ini semuanya...!!! Pria ini benar benar tidak punya malu dan harga diri... Dia bahkan tanpa ragu bersujud hanya untuk aku melepaskan adiknya, HAHAHAHAHA..."

"Oii, dia benar benar seorang pecundang rupanya..."

"Aku merasa kasihan dengan Lina yang memiliki kakak laki-laki tidak tahu malu seperti itu..."

Semua orang tertawa saat Gazef menertawakan Gray dengan kencang. Nico dan Rin benar benar tidak percaya jika Gray mau bersujud seperti itu.

Lina menatap Gray dengan sedih, sangat sedih dan mulai mengutuk dirinya sendiri.

'Ini semua salahku... Karena membuat kakak menjadi seperti ini... Semuanya salahku karena menghancurkan kemanusiaan miliknya...Karena aku yang terlalu keras kepala, kakak sampai harus dipermalukan seperti ini... Mereka tidak tahu apapun mengenai kakak dan seenaknya saja mencapnya sebagai orang lemah... Aku tidak bisa membiarkannya terus seperti ini...!!!'

Lina yang mulai sedikit menangis menatap Gray yang masih tetap bersujud. Dia berusaha memanggil Gray, bukan dengan panggilan hormat tetapi langsung namanya. Suaranya lemah namun masib dapat tersampaikan kepada Gray.

"G-gray... B-buktik-kanlah d-dirimu...P-perlihatkan s-seperti apa taring dari seekor Singa..."

Gray yang kepalanya menyentuh tanah perlahan bangkit dan berdiri langsung menatap Gazef. Wajahnya tidak lagi seperti manusia tanpa perasaan, hanya ada satu ekspresi yang terukir di wajahnya, Kemarahan.

"Ada apa...?? Kalu ingin menghajarku, huh?? Kalau begitu kemari dan tantanglah aku berduel..."

"Baiklah jika itu maumu... Aku menantangmu One By One..."

Gazef mulai tersenyum dengan sangat senang karena kebodohan Gray yang hanya seorang ranking E ingin menantang Ranking S berduel. Orang-orang akan menganggapnya gila atau sinting namun...

"Aku menerimanya..."

Gazef menerima Tantangan Gray dan pertarungan babak dua akan di mulai.

***

📌Memberikan Like tidak akan membuatmu rugi.

Terpopuler

Comments

Azkya El hans

Azkya El hans

saat Lina mengatakan tunjukanlah taring dari seekor singa,di situlah aku melihat taring singa yang sesungguhnya dari novel ini,benar benar cerita yang sangat menarik.Setelah sekian lama akhirnya aku menemukan cerita yang sangat sangat menarik.

2021-06-17

8

Sasuke

Sasuke

lanjut thor

2021-01-15

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!