Chapter 18 — Club Alat Pendukung

Pagi hari dengan cepat menyongsong, dalam waktu singkat yang terasa sangat panjang, akhirnya Gray dan Lina dapat berjalan berdampingan menuju sekolah bersama.

Bagi sebagian orang mungkin telah menjadi hal biasa, namun bagi mereka terdapat perubahan tertentu pada suatu aspek yang mana hanya akan diketahui oleh mereka berdua saja, sama halnya dengan rahasia besar yang terus mereka jaga.

Namun atas keinginan egois yang dimiliki Lina, rahasia itu lambat laun akan terungkap dan tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah juga mungkin bukan tempat yang aman baginya. Satu-satunya tempat teraman adalah berada di samping pria itu, kakaknya sendiri.

"Apakah itu kau, Gray?!"

Terhadap seru semangat seseorang di seberang jalan, mereka menyadari bahwa terdapat seorang gadis ceria yang melambaikan tangannya seakan baru saja menjumpai kerabat yang lama tidak dia jumpai.

"Lama tidak berjumpa, Rin. Kau tetap saja menawan dan penuh semangat seperti biasanya, yea."

"Dan kau tetap seperti mayat hidup penggoda seperti biasanya..."

Mereka saling bertukar guyon ringan, menyapa satu sama lain dan memutuskan berjalan berdampingan karena memiliki tujuan yang sama, sekolah Andromeda.

"Kupikir kau akan diskors selama berbulan-bulan sampai harus melewati Festival Empat Sekolah, syukurlah bahwa kau kembali jauh lebih cepat."

Festival Empat Sekolah menjadi satu-satunya acara sekolahan tahunan yang selalu dinanti-nanti oleh murid-murid atau bahkan warga bekasi. Bagi mereka, festival ini tidak jauh dari sebuah panggung setahun sekali di mana putra putri mereka ataupun Ranker hebat dimasa depan bertarung dengan tujuan hiburan belaka.

Tentunya akan timbul beberapa kekhawatiran akan timbul konflik diantara partisipan, namun dari tahun ke tahun tidak ada konflik apapun yang tampil di depan layar, justru sebaliknya, sesuatu mungkin saja benar-benar terjadi. Hanya saja itu terjadi di balik layar, di mana publik tidak dapat menyentuhnya.

"Yea, entah bagaimana pak Thunder juga memikirkan hal itu dan memberikan skors yang lebih ringan. Aku tidak tahu pasti apa yang terjadi dengan Gazef, kupikir dia mendapat tidak jauh berbeda denganku."

Berita tentang kepala sekolah Andromeda yaitu Thunder, sangatlah memperhatikan dan begitu perduli terhadap murid-muridnya dan membuatnya dicintai semua siswa. Lebih dari apapun, tidak ada orang selain dirinya yang sangat menghargai masa muda para remaja yang mana hanya akan terjadi satu kali dalam satu kehidupan.

Begitu nama 'Gazef' disebutkan, Lina sedikit berkedut atas ketidak nyamanan, namun hilang bak ditelan bumi dalam sekejap. Rin yang dengan acuh berjalan menatap langit selagi meletakan telunjuk pada bibirnya...

"Membahas tentangnya, aku benar-benar terkejut bahwa kau bisa mengalahkannya, Gray. Mengingat Ranking dan kekuatannya, dia benar-benar kuat, bahkan lebih dariku..."

Dia telah mendengar cerita Lina dan Gray, semuanya sama persisi dan hampir tidak ada kemungkinan bahwa mereka berbohong. Namun tetap saja, firasatnya mengatakan bahwa mereka berdua tidak berniat memberitahukannya sedikitpun.

Antara perkataan mereka atau firasat absurd miliknya, jelas dia akan memilih yang terakhir. Semenjak kecil dia telah melatih firasat itu hingga tahap di mana firasatnya seakan-akan memberikan informasi samar atau peringatan akan sesuatu.

Firasatnya mengatakan bahwa Lina dan Gray menyembunyikan sesuatu, terutama di balik kekuatan Gray. Namun firasatnya pula yang menyatakan untuk tidak mencampuri lebih dalam bila tidak ingin menghilang.

"Yea, aku sendiri tidak percaya dapat melakukan itu hanya dengan mengandalkan seni bela diri dan sedikit kekuatanku yang memang sedikit sejak awal. Mungkin ini yang mereka maksud kucing bisa menjadi singa ketika dirinya marah."

"Aku tidak pernah mendengar pepatah atau filsafat semacam itu. Namun yang paling penting adalah, kalian berdua baik-baik saja."

Yang menjadikan Rin berbeda dari Nico ataupun yang lainnya adalah kebaikan hatinya yang tak mengenal dasar, batas ataupun ujung. Namun dilain sisi, sesuatu yang bagus seperti itu kelak akan menghancurkannya.

"Mengenai festival itu, apa kau mengikuti acara atau sesuatu yang kau sukai?"

"Ah, aku mencoba mendaftarkan diri di polisi maling karena sudah sering kumainkan semenjak kecil. Jadi aku percaya diri dengan kemampuanku. Bagaimana denganmu, Gray? Apa kau berniat mengikuti salah satu lomba??"

Dia telah mendengar rincian lomba yang ada dari Lina, dia juga tahu bahwa teman sekelasnya berniat mendaftarkan dirinya ke polisi maling atau One by One. Tentunya Gray sudah membuat beberapa pertimbangan, namun dengan tambahan masukan dari Lina dia telah memutuskan.

"Aku pikir jauh lebih baik bagiku ikut acara sampingan, sepak bola misalnya. Namun aku tidak tahu juga, lihat saja nanti."

Sebenarnya dia sendiri tidak memiliki niat untuk bergabung dalam apapun, namun karena hal ini menjadi permintaan Lina untuknya sedikit menikmati masa muda dan berpartisipasi.

Meskipun terdapat resiko keberadaan mereka akan terungkap, sedikit banyaknya dia telah mengambil langkah-langkah defensif untuk mengatasinya.

"Yeah, baguslah jika kau memiliki niat untuk ikut... Bukankah Nico yang di sana? Dia nampaknya sedang kesulitan dengan banyak barang bawaan itu."

Mendengar perkataan Rin, Lina dan Gray mengikuti tatapannya dan menemukan Nico yang membawa banyak sekali barang di tangannya, bahkan sampai menutupi wajahnya karena barang bertumpuk itu. Tanpa membuang waktu, mereka bertiga menghampiri Nico dan Gray mengambil sebagian barangnya sebagai bentuk bantuan.

"Oh? Sebuah kejutan yang manis melihat mayat hidup kembali bersekolah, selamat pagi Gray, Lina, Rin."

"Selamat pagi Nico. Kau nampaknya sangat sibuk, mau kau apakan barang-barang ini?"

Lina dan Rin menatap barang bawaan Nico dan sama sekali tidak memahaminya, karena itu nampak jelas berhubungan dengan mesin dan sejenisnya.

"Aku ingin membawanya ke ruang club demi menyelesaikan prototipe yang sedang kami kerjakan. Memang merepotkan, maukah kau membantuku untuk ini Gray?"

Nico nampaknya sudah benar-benar kelelahan, lagipula sesuatu yang berhubungan dengan fisik bukan keahliannya. Gray juga menyadari bahwa Nico memiliki beberapa luka di tubuhnya.

"Baiklah, aku akan membantumu."

"Terima kasih banyak, aku pinjam Gray dulu, ya. Ada banyak pekerjaan untuk dilakukan sehingga tidak banyak waktu untuk bicara."

"Baiklah, kalau begitu kami akan pergi ke kelas kami. Ayo kita pergi, Rin..."

Mereka berpisah jalan, Gray pergi bersama Nico menuju ruang club pembuat alat pendukung. Sudah sejak lama dia penasaran dengan tempat itu, tidak ada salahnya mampir sesekali jika diizinkan.

"Ayo masuk, Gray, kita sudah sampai..."

Meskipun Nico berkata demikian, dia teringat bahwa Nico selalu merahasiakan proyek yang mereka kerjakan, jelas akan muncul sedikit keraguan.

"Apa yakin tidak apa aku masuk? Bukankah kau berencana menyimpannya untuk festival nanti??"

"Tidak apa, lagipula aku yakin kau tidak akan menceritakannya pada siapapun."

Nico tanpa ragu membuka pintunya dan Gray mengikuti di belakang, hanya untuk terkesima terhadap ruangan mereka yang cukup luas. Bahkan cukup untuk bermain sepak bola di dalamnya. Gray menghampiri salah satu benda yang membuatnya tertarik.

Ada begitu banyak benda yang tengah mereka buat secara terpisah, bahkan dengan kehadirannya, tidak satupun memperdulikannya berkat konsentrasi mereka terhadap apa yang mereka kerjakan.

Dari yang dia perhatikan, mereka tengah membuat robot kecil dengan tampilan seperti pramusaji. Sepertinya tidak hanya alat pembantu Ranker, mereka juga membuat hal lain yang bermanfaat.

Melihat itu, Nico segera tersenyum dan merasa sombong akan sesuatu yang tidak dapat dipahami.

"Hoho? Nampaknya seorang Gray juga bisa tertarik dengan sesuatu. Yeah, mau bagaimanapun mesin adalah romansa bagi pria, mustahil pria tidak tertarik dengan mesin. Ikutlah denganku, proyek besarnya ada di sana."

Mengikuti Nico, mereka sampai di ruangan yang nampak disiapkan khusus untuk hal besar, terlihat jelas dari perlengkapannya yang lebih lengkap. Begitu tiba, dia disambut oleh beberapa murid lain dan memberikan barang yang dia bawa.

"Memangnya apa yang sedang kalian kerjakan?"

"Fufu, berbanggalah Gray, berkat ide cemerlang temanmu ini, benda hebat akan segera terlahir! Saksikanlah maha karya yang akan kami buat, Jetpack akan terlahir!"

Dengan bangga mengumumkan pekerjaan mereka, Nico mendengus dan merentangkan tangannya ke benda yang seperti tas mekanik itu. Daripada sebuah tas, mungkin benda itu lebih seperti sayap pesawat dalam ukuran manusia.

"Sebuah Jetpack..., bahkan perusahaan besar masih mencari cara untuk mewujudkannya. Lalu bagaimana kau akan menerapkannya di dunia nyata?"

Umumnya benda itu akan muncul di kebanyakan film, bahkan dengan dunia yang berafiliasi dengan kekuatan super, Jetpack masih sulit diwujudkan.

"Awalnya kami sendiri berpikir ide itu sulit untuk diwujudkan karena selain resiko jatuh dan tingkat kematian yang tinggi, cara penerbangannya juga bermasalah." seorang murid berkacamata yang nampak tahun kedua bergabung dalam obrolan mereka.

"Yeah, namun aku tidak menyarankannya tanpa rencana. Jika saja kita menggunakan mesin jet turbofan mini berdasarkan Newton III. Tentunya hal itu juga tidak terlalu relatif mengingat energi untuk pembakaran yang terbatas dan akan menambahkan beban, namun entah bagaimana kami berhasil memodifikasinya dengan merubah energi pembakaran menggunakan listrik dari baterai tenaga surya."

Nico dengan bangga mulai menjelaskan mekanisme Jetpack yang tengah mereka kerjakan saat ini. Meski penjelasan Nico memiliki lubang di beberapa tempat, namun Gray memahami sedikit banyaknya mekanisme itu.

"Jadi begitu. Namun dari yang aku lihat, kamu juga menggunakan aerodinamika. Apakah ini idemu juga, Nico?"

"Tidak, hal itu adalah ide dari wakil proyek ini, dia adalah Evan."

Nico merangkul murid berkacamata yang menyela pembicaraan mereka sebelumnya. Karena tindakannya itu, Evan terlihat sedikit malu dan memberikan salam kepada Gray.

"Yeah, itu karena ada banyak lubang dari saran yang diberikan Nico. Meskipun menggunakan tenaga surya, energi yang dapat dikeluarkan terbatas. Karena itu, menurutku membuatnya berbentuk seperti sayap pesawat akan dapat membuatnya melayang tanpa harus terus menyalakan mesinnya."

Sayap pesawat dirancang dengan bagian depannya yang tipis karena berguna untuk memotong udara dan memanfaatkan udara yang sebelumnya terbelah kembali bersatu untuk tetap berada di udara.

Gray dapat tahu bahwa ada beberapa hal yang belum terselesaikan, terutama ketika Jetpack itu kehilangan daya terbangnya maka kejatuhan tidak akan terhindarkan. Terutama pada bagian keamanannya yang jelas-jelas sangatlah lemah.

"Aku mengerti, ini benar-benar hebat. Bahkan meskipun dengan banyaknya kekurangan yang ada seperti lepas landas dan pendaratan, namun selama Jetpack ini bisa terbang dengan lancar, aku yakin setidaknya ada perusahaan besar yang tertarik dengan ini."

Jelas bahwa teknologi itu akan sangat membantu para Ranker untuk bertugas, terutamanya ketika terjadi pembajakan pesawat atau misi mata-mata.

"Yeah, mengenai masalah penerbangan kupikir kami hanya selangkah lagi menuju akhir. Namun masalah selanjutnya muncul yaitu mengenai keamanannya di udara dan saat mendarat. Setiap kali aku menjadi kelinci percobaan, pendaratannya tidak pernah berjalan dengan baik. Bahkan terkadang aku tersetrum dan Jetpack itu hilang kendali. Entah berapa kali sudah wajahku menghantam dinding."

Nico terlihat sangat lesu selagi menjelaskannya. Dapat terlihat bahwa dia benar-benar mendapatkan masalah dari pendaratannya dari luka dan memar di tubuhnya.

"Meski dengan banyaknya kegagalan yang ada lalu memperbaikinya, bukankah itu menyenangkan bagi kalian?"

"Yea," Evan tersenyum dan membalas Gray dengan riang. "Trial and eror, hal itu menjadi daya tarik utama club ini. Merasakan kegagalan, memperbaikinya dan ketika mencapai hasil yang diinginkan, kebahagiaan luar biasa dapat dirasakan."

Terhadap perkataannya, Nico mengangguk setuju, dia menyebut hal itu adalah bagian dari roman pria yang menyukai tantangan.

Selagi menghabiskan waktu di Club itu, bell sekolah berbunyi dan Gray menuju kelas, meninggalkan Nico yang masih perlu mengurus beberapa hal sehingga harus membolos.

Terpopuler

Comments

Atha Putra

Atha Putra

semangat up thor

2021-07-10

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!