Awan kabut menutupi arena pertarungan Gray dan Gazef, semua orang tidak dapat melihat apapun yang terjadi disana.
"Sial...Aku tidak bisa melihat apapun di sana!!"
Nico mengutuk selagi terus mencari Gray di dalam kumpulan awan debu itu. Rin juga mencari dengan khawatir sementara kepercayaan diri Lina tak tergoyahkan. Dia sangatlah yakin bahwa Gray yang akan keluar sebagai pemenang pertarungan ini.
Setelah cukup lama menunggu, awan kabut yang berkumpul mulai menghilang secara perlahan dan memperlihatkan sosok pria berdiri tepat di depan seorang pria yang tidak sadarkan diri. Nico, Rin dan murid yang menonton berfikir jika mata mereka membohongi mereka. Tidak ada seorang pun yang dapat menebak hasil ini selain Lina.
Yang berdiri di sana adalah sosok yang seharusnya sudah diduga akan kalah, pria itu adalah Gray.
"G-Gray mengalahkan Gazef??..." Gumam Nico dengan tidak percaya.
Bahkan Rin yang seorang ranking S sekolah tidak akan sanggup mengalahkan Gazef. Namun, nyatanya Gray seorang rank E mengalahkan Gazef yang seorang ranking S. Melihat hal ini, murid dari kelas VIP, dan Elite mulai berbicara.
"Oi oi, apakah ini ilusi?? Tidak mungkin ranking rendahan itu mengalahkan seorang ranking S?! Apakah Gazef kebetulan sengaja membiarkannya menang??"
"Tidak... Jika di lihat dari kepribadiannya, Gazef bukan seseorang yang mau mengalah dengan sengaja."
"Lihatlah!! Gazef nampaknya tidak sadarkan diri, hidungnya patah dan wajahnya tampak seperti habis di pukuli...!!!" Teriak seorang gadis dari kelas VIP.
Mendengar hal itu, semua murid kelas Elite dan VIP mulai berdiri dari kursi mereka dan dengan marah mengutuk Gray yang bahkan tidak menatap mereka sama sekali.
"Apa yang kau lakukan kepada Gazef, dasar pecundang...!!! Kemarilah, akan kuhajar kau...!!!"
"Dia pasti melakukan sesuatu yang curang agar Gazef tidak dapat melawannya...!!"
"Dasar pecundang...!!!"
Seekor monyet hanya bisa merengek saat temannya dimangsa seekor singa, seperti itulah Gray menganggap murid dari kelas VIP dan Elite.
Mereka adalah monyet menjijikan yang menjadikan nonaku sebagai tontonan. Mereka adalah tikus rendahan yang menikmati saat-saat Nonaku disiksa.
Gray menatap ke arah murid-murid yang menyorakinya dengan dingin. Saat tatapan dingin Gray yang dipenuhi nafsu membunuh menatap ke arah mereka, murid kelas VIP dan Elite tampak gentar dengan tatapan Gray. Ada juga beberapa murid yang memiliki keberanian lebih dari yang diduga.
Kata-kata Lina terus berputar layaknya sebuah DVD yang sama di mainkan terus menerus dan hanya memainkan suara :
"Buktikanlah dirimu, Gray..."
Gray mengencangkan sarung tangan yang dia gunakan selagi berjalan menghampiri murid-murid yang mengusiknya. Melihat itu, pak Reynold tampak terkejut dengan keaneham dari tingkah laku Gray. Sebagai seorang Ranker Veteran yang sudah pernah mengalami situasi hidup dan mati, Pak Reynold dengan sangat jelas bisa merasakan niat membunuh yang sangat besar datang dari Gray.
Apa-apaan bocah ini...?? Hawa membunuhnya sangat mengerikan sampai tubuhku merinding karenanya... Aura membunuh ini bukan tekanan yang seharusnya dikeluarkan murid sepertinya. Aura ini seperti seseorang yang sudah pernah menyentuh kematian dan juga, seseorang yang telah membunuh banyak orang. Jangan-jangan...
Batin Pak Reynold.
Selagi Pak Reynold berfikir, Gray terus berjalan dan sudah semakin dekat dengan murid-murid yang berada dikursi penonton. Salah seorang murid VIP mulai berkata dengan sombong dan menghina.
"Hahaha, bahkan jika kau ingin menghajar kami, kau tidak akan bisa melewati Barrier Cube yang masih aktif itu, bodoh... Kau itu bagaikan burung di dalam sangkar, E rendahan... Bahkan jika kau berhasil melewatinya, kau hanya akan dikeroyok..."
Murid lain mulai tertawa dengan fakta tak terbantahkan itu. Disisi lain, Lina yang baru menyadari keanehan Gray saat ini mulai panik. Lina telah membuat satu kesalahan yang fatal hanya karena emosi pribadi miliknya.
"Rin, Nico, bawalah aku ke tempat kakakku berada... Cepatlah sebelum semua terlambat...!!!" Ucap Lina dengan panik dan gelisah.
"Apa yang membuatmu panik dan khawatir seperti itu...??"
"Aku tahu kau senang karena Gray memenangkan One By One, namun perhatikanlah kondisimu saat ini, Lina..."
Nico dan Rin sepertinya tidak mengerti arti di balik ke khawatiran Lina. Sebisa mungkin, dia harus menghentikan Gray sebelum semuanya terlambat.
"Cepatlah sebelum semuanya terlambat...!!! Tidak, Gray...!!!"
Lagi-lagi, Lina memanggil kakaknya dengan nama langsung, namun suaranya tidak mencapai Gray yang sudah berada tepat di depan Barrier Cube yang membatasinya dengan tempat murid lain berada.
Ahh~, ini sudah terlambat... Semua ini adalah kesalahanku. Batin Lina.
Gray menyentuh Barrier Cube dengan tangan kanannya selagi murid-murid yang berada di depannya mengejeknya.
"Kalian semua hanyalah anjing penjilat, bahkan dengan jumlah ratusan dari kalian tidak akan pernah bisa mengalahkanku..." Ujar Gray.
Mendengar provokasi langka dari Gray, beberapa murid mulai melompat turun ke depan Gray yang berada di dalam Barrier Cube.
"Kau meremehkan kami, huh?! Jika kau tidak berada di dalam Barrier, sudah kuhancurkan dirimu...!!!"
"Tenang saja... Karena memang itulah tujuanku...."
Untuk pertama kalinya, Gray mengeluarkan senyuman haus darah kepada semua orang. Senyumannya hanya melambangkan satu hal, kengerian. Lalu, sesuatu yang membuat semua orang terkejut terjadi. Bahkan pak Reynold sangat tidak menduga dengan apa yang dia lihat.
Dari tangan kanan Gray yang terulur, Barrier Cube yang seharusnya tidak akan hancur apapun yang terjadi, perlahan memudar dan retak. Murid-murid yang berada di depan Gray mengambil beberapa langkah mundur karena terkejut.
"T-tidak mungkin... Bagaimana dia bisa menghancurkan Barrier...??"
"Ini gawat.... Semuanya, menjauhlah darinya...!!!"
Pak Reynold yang berada di kejauhan berteriak dan berlari ke semua orang untuk segera menjauhi Gray.
'Sial, aku terlalu lama berfikir...!!! Seharusnya aku sudah menduganya dari aura membunuh yang berasal darinya... Kemungkinan besar dia adalah seorang Assassin!!!' Batin pak Reynold.
Namun dia terlambat, Gray sudah melangkah maju dan dengan sangat cepat mengulurkan tinjunya ke murid yang berada di dekatnya.
Bang.
Khak...
Dalam satu pukulan kuat di dada, murid itu langsung tidak sadarkan diri. Sesuatu yang retak dapat terdengar dari dadanya, kemungkinan beberapa rusuk patah.
"Satu penjilat telah dibersihkan..."
"Kurang ajar...!!"
Melihat temannya dihajar murid VIP lainnya tidak tinggal diam, mereka bersama-sama menerjang maju ke arah Gray, bahkan ada beberapa dari mereka yang melontarkan kekuatannya dari kursi penonton. Ratusan serangan meluncur langsung ke arah Gray, jika dia tidak dapat menghindarinya, maka akan jadi terakhir kalinya Gray melihat pagi hari.
Di detik-detik terakhir, sebuah kilatan petir jatuh dari langit tepat di tengah-tengah pertarungan dan menghempaskan seluruh murid yang ada. Di tengah petir yang jatuh dari langit, terdapat seorang pria yang menyilangkan tangannya dan dengan jas di punggungnya. Tubuhnya terlihat sangat kekar, otot-ototnya terlihat dengan jelas meskipun dia tampak seperti pria berumur.
"Hentikanlah pertikaian kalian... Tidak boleh ada seorangpun yang membuat ulah di sekolahku..."
"K-kepala sekolah..." Ujar pak Reynold.
Sosok yang tidak banyak tampil di depan umum, sosok terkuat di sekolah Andromeda dan juga orang yang mengendalikan segala sesuatu yang berjalan di sekolah ini muncul dan mencegah pertarungan antara Gray dengan dua kelas atas lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
yolooo
thor lanjutlah greget
2021-01-28
1
Sasuke
lanjut
2021-01-27
2