Pagi hari, seperti kemarin, Lina berangkat sekolah seorang diri karena saat ini Gray tak kunjung pulang dari misinya. Dia berharap jika Gray akan kembali sebelum penentuan daftar orang yang akan mengikuti lomba di Festival Empat sekolah di tutup. Lina yakin setidaknya Gray akan mendapatkan salah satu acara untuk di ikuti olehnya, dengan harapan Gray akan menemukan sedikit kesenangan di hatinya yang hampa.
Lina tidak begitu mengetahui pasti misi macam apa yang harus di jalani Gray, namun dia dapat memastikan bahwa itu berhubungan dengan pengamanan dan melenyapkan sesuatu. Jika benar adanya, maka seharusnya tidak di perlukan waktu lama bagi Gray untuk menyelesaikannya. Kemungkinan terbesar dia telah menyelesaikan misi dan akan kembali besok malam.
Lina mencapai sebuah penyebrangan jalan, tempat dia menyaksikan Flugel menyelamatkan seorang gadis dan menghancurkan bagian depan sebuah mobil Truk dengan satu tangan.
Kalau tidak salah kekuatannya adalah Sepuluh Ribu Gajah atau sejenisnya, yang berhubungan dengan kekuatan fisik super kuat. Batin Lina.
Meski mereka teman sekelas, Flugel adalah murid yang tidak begitu banyak menarik minatnya pada teman kelas ataupun hal lain. Lina bahkan belum pernah melihat Flugel berbicara dengan seseorang, sosoknya sendiri hilang bagai di telan bumi saat jam istirahat tiba.
Selain itu dia adalah Rank 4 dari 10 Ranker S sekolah Andromeda. Kekuatannya jelas sangat kuat dan bukan hanya isapan jempol belaka. Namun dia berbeda dari yang lainnya, dia tidak mencoba memamerkan kekuatannya seperti Gazef.
Mungkin dia tidak suka mencolok, namun jika begitu dia tidak akan menunjukkan kekuatannya dan menjadi ranking S ke 4 sekolah.
Tujuannya melakukan itu jelas tidak di ketahui atau dia mungkin juga tipe seperti Roy yang tidak menyukai kekerasan dengan kemampuan super.
Lampu telah berganti hijau dan sudah waktunya semua orang kembali menyebrang. Banyak orang selain Lina yang menunggu lampu menghijau di mulai dari pekerja kantoran sampai murid yang pergi ke sekolah sama seperti Lina.
"Selamat pagi."
Suara seorang pria yang belum lama dia kenal menyapanya. Lina terkejut dan menoleh untuk menemukan Flugel berjalan di sampingnya. Dia seperti biasa menggunakan jaket hitam dengan kupluk dan sebuah headphone.
Lina tidak menyangka akan bertemu dengan Flugel lagi pada hari ini dan yang mengejutkan adalah Flugel yang menyapanya. Biasanya dia adalah tipe orang yang dingin dan mengabaikan orang-orang di sekitarnya bahkan seakan-akan menjauhi orang lain.
"Se-selamat pagi, Flugel." Ujar Lina dengan sedikit canggung.
Ntah ada angin apa Flugel yang biasanya pendiam kini mulai berbicara dengannya. Mungkin saja ada sesuatu yang dia inginkan dari Lina atau sesuatu mengenai hal yang lainnya.
Lina dan Flugel berjalan bersama-sama karena tujuan yang mereka tempuh sama, yaitu sekolah Andromeda. Lina tidak tahu apakah harus memulai percakapan atau tidak. Jika dia memulai percakapan, maka hal apa yang harus di bicarakan? jika tidak memulai percakapan, suasana akan sangat canggung.
"Aku dengar, kekuatan yang di miliki kakakmu adalah Telekinesis yang sedikit spesial, begitulah yang kalian ceritakan, bukan?"
Tanpa di duga Flugel menjadi sosok yang memulai percakapan. Padahal dia bukanlah tipe orang yang akan memulai percakapan, tentunya hal yang ingin dia bahas pastinya cukup penting.
"Ya, begitulah. Seperti yang kita lihat saat dia bertarung dengan Gazef, kakakku Gray dapat menggunakan dengan baik kekuatannya."
Lina tidak berniat menjelaskannya dan memilih Flugel untuk mengingat kembali kejadian yang tentunya masih segar dalam ingatannya. Lina takut salah mengatakan sesuatu yang dapat memancing kecurigaan Flugel, selain itu Lina merasa Flugel bukan orang yang mudah untuk di tipu.
"Ya, namun itu hanyalah opinimu terhadap publik. Dari mataku sendiri, jelas sekali bahwa itu tidak terlihat seperti sebuah Telekinesis belaka. Mengambil teori dari kutub magnet yang saling tolak menolak memang sangat bagus, namun kalian tidak dapat membodohi mataku ini." Flagel menatap Lina dan mereka saling menatap satu sama lain.
Lina memandang kedua mata Flugel yang tidak lai memancarkan cahaya dengan seksama. Dia tidak menduga bahwa akan ada saat ketika orang luar mencoba mengungkap kebenaran yang berada di dalam kegelapan.
"Apa jangan-jangan kamu mempunyai kekuatan lain, seperti megamati kemampuan seseorang?"
Bukannya tidak ada kemungkinan jika Flugel memiliki lebih dari satu kekuatan dan menyembunyikannya. Pada dasarnya memiliki dua kekuatan super bukanlah hal yang mustahil, contohnya adalah ketua OSIS Hanami Heartfiliya yang dapat menggunakan Pyrokinesis dan melayang di udara. Orang dengan dua bakat kemampuan super biasanya berasal dari bakat alami atau memiliki gen superior dalam diri mereka.
Keluarga Heartfiliya termasuk ke salah satu empat keluarga utama terkuat di Indonesia yang sudah menghasilkan banyak Ranker tinggi dan berkualitas. Selain itu, keluarga Heartfiliya juga terkenal dengan para Ranker mereka yang mayoritasnya memiliki dua kemampuan super perindivudu. Namun tentu pada akhirnya semua di tentukan oleh bakat yang di miliki individu tertentu. Meski mereka memiliki dua kemampuan super sejak lahir, bukan berarti mereka dapat langsung mengendalikan keduanya dengan mudah. Bahkan tidak jarang kasus dimana orang dengan dua kekuatan super hanya dapat menggunakan satu dari keduanya.
Untuk empat keluarga terkuat, mereka adalah empat keluarga terkuat di Indonesia dan kekuatan salah satu di antara mereka dapat menyaingi kekuatan militer Indonesia, tentunya dengan mengecualikan para Ranker bintang yang bekerja di balik layar. Keempat keluarga itu adalah Heartfiliya, Storm, Lighting dan yang terkuat Stardust. Jika keempat keluarga terkuat bersatu dan berniat memulai kudeta, dapat di pastikan bahwa pemerintahan negara ini akan lengser jika para Ranker bintang tidak berniat ikut campur ke dalam urusan.
"Ntahlah, yang jelas aku hanya ingin mengemukakan hal yang kuperhatikan mengenai kemampuan kakakmu itu."
Lina hanya diam dan membiarkan Flugel berbicara. Ada banyak murid yang pergi menuju ke sekolah yang sama namun mereka tidak menghiraukan Flugel dan Lina yang berjalan berdampingan dengannya.
"Kau berkata bahwa kekuatan kakakmu—Gray adalah Telekinesis yang sedikit berbeda dari yang lain. Namun dari pengamatanku, itu sama sekali bukan Telekinesis atau bahkan elektromagnetik, melainkan sesuatu yang belum pernah kulihat sama sekali. Sesaat sebelum serangan cambuk angin milik Gazef menyentuhnya, sesuatu tak kasat mata muncul dan menolak atau mengubah arah laju cambuk Gazef. Seakan-akan meniadakan hukum fisika. Jika itu Telekinesis, seharusnya tidak mungkin dapat mengubah arah sesuatu yang terbuat dari kemampuan super seseorang."
Lina mulai berkeringat dingin namun tetap menjaga baik-baik ekspresinya. Pastinya ada sesuatu yang lain dari Flugel. Bukan hanya tajam, tetapi dia memiliki pengetahuan dan pandangannya terhadap dunia begitu luas. Satu-satunya hal yang dapat di lakukan Lina hanyalah bermain menjadi orang bodoh.
"Sesuatu tak kasat mata? maksudmu kamu dapat melihat hal yang tidak dapat di lihat?" Lina bertanya. Mendengar hal itu, Flugel hening sesaat dan sedikit melirik Lina
"... Yah, begitulah. Meski aku berkata tak kasat mata, namun bukan berarti itu benar-benar tidak dapat di lihat. Meski hanya sekejap saja, aku dapat melihat dengan jelas sebelum cambuk Gazef berbelok arah, terdapat sebuah gelombang unik yang membengkokkan serangan Gazef. Awalnya aku juga tidak mempercayai dan berusaha keras menganggap itu hanyalah Elektromagnetik kecil, namun sayangnya tidak ada tanda-tanda bahwa itu benar dan kalian menyangkalnya sendiri jika itu bukan Elektromagnetik."
Lina sama sekali tidak mengerti tentang gelombang yang di maksud oleh Flugel. Lalu, Lina tahu dengan pasti seperti apa kekuatan Gray, dan dia dapat menjamin 100% bahwa kekuatan Gray bukan Elektromagnetik.
Jika menyaksikan pertarungan Gray dengan Gazef, mungkin sangat masuk akal bahwa setiap orang akan memikirkan bahwa itu hanyalah Elektromagnetik. Namun, tanpa mereka sadari, Elektromagnetik juga tidak dapat membelokan serangan yang tidak memiliki medan magnet atau sedikit energi listrik. Dan serangan cambuk Gazef sama sekali tidak memiliki keduanya.
"Aku mengerti. Namun, dari yang aku tahu Kakakku memiliki Telekinesis yang berbeda dari orang lain, aku juga tidak begitu mengerti banyak tentang cara kerjanya. Lalu, jika benar ada gelombang tertentu yang membengkokkan serangan Gazef, bukankah aneh jika yang lainnya tidak melihatnya?"
Flugel berhenti berjalan dan menatap Lina yang bertanya dengan santai. Wajah Lina terlihat polos dan tidak menunjukan tanda-tanda kekhawatiran. Nampaknya dia benar-benar tidak mengetahui banyak kekuatan Gray, atau mungkin, dia pandai memainkan wajahnya?
"Ada apa, Flugel?" Lina kembali bertanya terhadap Flugel yang menatap diam.
"Tidak, sepertinya kau benar, mustahil bila hanya aku yang melihatnya. Sepertinya aku salah lihat. Mungkin pada saat itu matahari begitu menyengat dan membuatku melihat gelombang panas."
Tidak ada gunanya melanjutkan percakapan ini lagi dan Flugel tahu itu dengan jelas. Meski tahu bahwa Flugel tidak lagi berniat mengorek informasi, Lina tidak membiarkannya berlalu seperti angin, karena dia merasa tertarik kepada Flugel. Tentunya bukan tertarik sebagai lawan jenis dan ini tidak berkaitan dengan percintaan.
"Hahah, kau memang aneh... Sebelum itu bisakah aku bertanya sesuatu padamu?"
Flugel mengangguk dalam diam dan membiarkan Lina kembali berbicara.
"Kenapa kau selalu sendirian dan seakan-akan tidak ingin bergaul dengan yang lainnya? aku berfikir jika mungkin kau hanya tidak ingin terlihat mencolok, namun jika kau memang berniat seperti itu, tidak menunjukan kekuatan dan menjadi nomor 4 adalah sebuah pilihan."
Jika Lina tidak benar-benar ingin terlihat mencolok, dia pasti akan memilih menyembunyikan kekuatannya dan memilih sendiri untuk berada di kisaran mana penilaian yang hendak di dapatkan. Tentunya, Lina saat ini tidak memiliki kemampuan untuk melakukannya, karena dia benar-benar hanya memiliki kemampuan Rank A, berbeda dengan sosok yang dia kenal.
"Kau memiliki pemikiran yang tajam... Yah, bukan berarti aku tidak ingin tampil mencolok. Aku juga menginginkan teman dan menghabiskan waktu bersama. Hanya saja, aku tidak tahu cara untuk menghasilkannya. Kupikir dengan menjadi rank S nomor 4 sekolah, akan ada banyak orang yang mulai berbicara denganku. Namun faktanya berkebalikan dengan harapan, untuk alasan yang tidak ku ketahui, mereka hanya mengagumi dari kejauhan."
Lina cukup terkejut bahwa Flugel mampu berterus terang seperti itu. Awalnya dia berfikir Flugel selalu menjauhi orang-orang dan lebih menyukai kesendirian. Terkadang ada beberapa orang yang merasa kesendirian adalah sebuah ketenangan dan kedamaian tiada dua.
Alasan tidak ada yang mencoba berbicara dengannya, karena Flugel selalu tampak suram dan mencoba menjaga jarak dari yang lainnya. Namun tidak akan ada yang menduga bahwa ternyata sebaliknya, dia mencoba membangun jembatan untuk memotong jurang pemisah.
"Hahaha, kukira permasalahanya jauh lebih rumit, namun ternyata begitu ya." Lina tertawa geli, di sisi lain Flugel memasang wajah yang rumit terhadap Lina yang mentertawakannya.
"Memangnya kau tidak ingin mencari teman dengan cara yang sama seperti Gazef, yaitu menunjukkan kekuatanmu sepenuhnya?"
Untuk orang dengan penilaian rank S sekolah sepertinya, seharusnya bukanlah hal sulit mendapatkan teman hanya dengan cara memamerkan kekuatannya. Alhasil, para penjilat tentu akan mendatanginya.
"Pertemanan atas hubungan kekerasan semacam itu bukanlah pertemanan. Seseorang yang mencari teman melalui kekuatannya tidak lebih dari seorang Tirani ampas. Mereka yang berteman dengan Tirani ampas hanyalah orang-orang yang tidak ingin mendapat penindasan darinya saja. Apa yang semacam itu pantas di sebut pertemanan?"
Lina terkesima mendengar jawaban Flugel yang di luar perkiraan. Hubungan semacam itu memang bukanlah sebuah pertemanan, melainkan hanya sekumpulan sampah yang menjilat pada yang kuat untuk mendapatkan perlakuan yang spesial di mata orang tersebut.
"Memang benar bahwa yang seperti itu bukanlah pertemanan. Aku mengerti, jadi begitu pandanganmu terhadap hubungan pertemanan."
Sebuah hubungan yang dekat, namun begitu sulit untuk di raih oleh Flugel. Ntah sudah berapa kali dia mengharapkan uluran tangan seseorang untuk berteman, namun seperti biasa dia tidak cocok untuk berharap pada apapun dan membuatnya menyerah tuk mencari hubungan.
Lina mengambil langkah sedikit lebih cepat dan mendahului Flugel. Dia berbalik dan menghadap Flugel secara langsung.
"Jika berkenan, aku mau menjadi teman pertama yang kau miliki."
Flugel berhenti berjalan, dia terbelalak terkejut mendengarnya. Tentunya dia tidak akan pernah menduga situasi seperti ini. Dia hanya ingin mengatakan sesuatu mengenai kekuatan kakak laki-laki Lina, Gray. Dia tidak akan pernah mengira bahwa Lina akan mengulurkan tangan pertemanannya.
"Kau bukannya tidak bisa mendapatkan teman, Flugel. Kau hanya tidak tahu cara untuk memulainya. Buktinya kau dapat dengan mudah berbicara denganku. Yang kamu butuhkan adalah mulai mengambil langkah awal saja dan hanya masalah waktu bagimu mendapatkan banyak hubungan."
Flugel yang terbelalak perlahan memejamkan mata dan mendengus selagi tersenyum. Untuk pertama kalinya Lina melihat Flugel tersenyum dan dia menjadi pria yang sangat mempesona saat tersenyum.
"Sepertinya kau benar di poin itu. 'Apa aku harus mengatakan ini atau mengatakan itu?' pemikiran semacam itu akan selalu muncul setiap kali aku ingin menjalin hubungan sampai akhirnya menyerah untuk melakukannya."
Flugel mencibir dirinya sendiri dan mulai kembali berjalan di samping Lina.
"Yah, terkadang itu memang terjadi. Selain itu, apakah tidak ada hal lain yang ingin kau sampaikan tentang kakakku Gray?"
"Ya, aku ingin membahas tentang Barrier Cube yang hancur, namun sepertinya itu tidak terlalu di butuhkan. Jika kau bertanya akankah itu kebetulan atau bukan, aku akan memilih yang terakhir. Lagipula mekanisme Barrier Cube sangat mudah, hanya dengan menghentikan aliran energi utama Barrier Cube melalui sirkuit pada dindingnya sudah cukup untuk mematikan fungsinya dengan mudah."
Lina memasang wajah terkejut dan kagum kepada Flugel. Tentunya itu hanyalah emoticon yang sengaja dia pilih untuk di tunjukan.
"Justru sangat luar biasa bagimu mengetahui itu."
Hampir seakan-akan Flugel bukanlah seorang siswa biasa. Nampaknya terdapat sesuatu yang lain tentang dirinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments