"Jangan membuat kekacauan di sekolahku..." Ujar kepala sekolah Andromeda.
Pria berumur yang mengenakan kemeja putih polos, lengan panjang kemejanya dilipat sampai ke siku dan jas hitam di punggungnya. Rambut pendeknya yang hitam hampir memutih karena umur tua.
Murid yang menyaksikan kemunculan kepala sekolah mulai gemetar karena kehadiran kuat yang dipancarkan darinya. Bahkan pak Reynold ketakutan saat menyaksikan sosoknya berdiri tepat diantara murid-murid. Untuk Gray, dia sama sekali tidak terkejut dengan kemunculan kepala sekolah, dia bahkan tidak sedikitpun takut atau gemetar karena kehadirannya. Gray hanya berfikir jika musuhnya bertambah satu lagi.
"K-kepala sekolah Thunder, m-maafkan aku, karena kelalaianku ini semua terjadi..."
Bahkan pak Reynold tampak ketakutan di hadapan sosok kepala sekolah yang begitu mengintimidasi. Dalam jeda sesaat ini, Lina memanfaatkan waktunya untuk pergi ke tempat Gray berada dengan tergesa-gesa dan berteriak.
"Sudah cukup, Gray... Hentikan ini...!!!"
Gray menyadari kehadiran Lina yang berlari ke arahnya. Dia hampir terjatuh dalam perjalanannya, sebelum Lina benar-benar terjatuh, Gray meraihnya dan meletakan nya di pelukannya.
"Aku mengerti, Lina..." Ujar Gray, menunjukkan senyuman yang sama seperti biasanya. Sesuatu seakan keluar dari tubuhnya, seakan setan yang merasukinya pergi darinya.
Lina menghembuskan nafas lega, dia bersyukur tidak ada hal buruk terjadi dan identitasnya tetap berada dalam bayang-bayang. Disisi lain, Rin dan Nico berlari menghampiri Lina sedangkan kepala sekolah hanya menatap Gray sesaat dan langsung menatap tempat Barrier Cube yang telah hancur.
"Sepertinya Barrier Cube ini sudah bertahun-tahun tidak melakukan perawatan sehingga ada masalah teknis. Aku akan memanggil wakilku untuk memperbaikinya... Latih tanding hari ini disudahkan, semuanya silahkan kembali ke kelas masing-masing!!" Ujar kepala sekolah.
Semua murid VIP dan Elite, meski kesal mereka mematuhi kata-kata orang besar dari sekolah ini dan kembali menuju ruang ganti lalu pergi ke kelasnya masing-masing. Murid dari kelas Rendah tampak khawatir dan penasaran dengan kemampuan bertarung Gray, namun mereka secara kompak memilih waktu lain untuk bertanya kepada Gray.
"Reynold, aku akan mendengar rinciannya di ruanganku nanti. Kau bawalah murid yang terkapar di sana ke guru penyembuhan untuk menerima perawatan..." Lanjut kepala sekolah.
"Baik..." Balas Pak Reynold dengan lesu.
Kepala sekolah menatap Gray yang sedang memegang Lina yang tampak sangat lemah. Pandangan matanya seakan dapat melihat ke dalam diri Gray.
"Lalu untuk murid yang di sana, temui aku di ruangan konseling sekarang juga, itu saja." Ujar kepala sekolah sambil berjalan pergi menjauh.
"Baik." Balas Gray.
"Rin, Nico, bisakah kalian mengantarkan Lina ke UKS segera??" Lanjut Gray.
"Aku sih tidak masalah. Namun Gray, bisakah aku menanyakan sesuatu kepadamu sebelum kau menemui kepala sekolah??" Tanya Nico dengan khawatir.
Gray tidak tahu apa yang ingin ditanyakan Nico, karena dia adalah orang yang selalu mengatakan hal tak terduga sehingga membuatnya sulit untuk ditebak. Namun, Gray tidak ingin membuang waktu di sini dan ingin segera bertemu dengan Kepala sekolah Thunder.
"Maaf, Nico. Aku tidak bisa membuat kepala sekolah menunggu, Bisakah kita tunda pembicaraan ini??" Ujar Gray.
Nico agak tampak bermasalah namun dia dengan cepat tersenyum dan berkata...
"Aku mengerti, kau juga jangan sampai mengatakan hal yang tidak sopan kepada kepala sekolah, ya." Ujar Nico, menepuk bahu Gray.
Gray membalas Nico dengan tersenyum dan segera, menyerahkan Lina kepada Rin yang diam membatu sejak tadi.
"Sisanya kuserahkan pada kalian ya, aku pergi dulu." Ujar Gray, berjalan pergi menuju ruang konseling.
Rin, Nico, dan Lina menatap punggung Gray yang semakin mengecil menjauh dari mereka. Saat sosok Gray tidak lagi terlihat, Rin akhirnya membuka mulut.
"Lina, bisakah kau menjelaskan apa yang terjadi sebelumnya kepada kami?? aku ingin tidak ada lagi rahasia di antara kita." Ujar Rin, menatap Lina dengan serius.
Di sisi lain, Lina tidak mampu menatap mata Nico dan Rin yang sama sekali tidak mengetahui apapun tentang Gray. Dia seharusnya sudah tahu jika cepat atau lambat dia harus menceritakannya kepada Lina dan Nico. Meski mereka adalah orang yang bisa di percaya, namun Lina masih meragukan akankah mereka membocorkan nya suatu hari nanti.
"Di sini bukan tempat yang bagus untuk menceritakannya, lebih baik kita ke tempat yang tidak memiliki telinga selain kita bertiga."
Ujar Lina.
Rin dan Nico saling memandang dan sedikit bingung. Mereka berfikir apakah informasi yang akan di ceritakan Lina sangatlah penting sampai-sampai tidak boleh di dengar orang lain?? Mereka akan tahu saat Lina menceritakannya.
"Baiklah, kalau begitu mari kita pergi ke UKS." Ujar Nico.
Lina setuju dengan saran Nico dan Rin menopang tubuhnya dan membantunya berjalan menuju UKS.
Sesampainya di UKS, Rin membaringkan Lina yang masih lemah. Rin dan Nico tidak mengatakan sepatah katapun, mereka menunggu Lina untuk bercerita.
"Kalian tahu bahwa pembicaraan kita adalah sesuatu yang tidak boleh diketahui banyak orang kan??" Tanya Lina.
"Ya, dari hawa yang kurasakan darimu, ini bukanlah pembicaraan yang ringan." Balas Nico.
"Tenang saja, Lina. Aku bersumpah akan membawa apapun yang kudengar darimu sampai liang kubur." Ujar Rin.
"Baiklah, apa yang akan kuceritakan kepada kalian adalah kekuatan sebenarnya dari sosok bernama Gray..."
Meskipun dirinya berkata akan mengatakan kebenarannya, namun sebenarnya tidak ada niatan sama sekali untuk mengatakannya. Sebelum memasuki sekolah ini, dia dan Gray telah membuat langkah antisipasi. Informasi yang mungkin dapat dipercaya sebagai kebenaran.
***
Di sisi lain, Gray sedang berada disebuah ruangan konseling yang tertutup rapat untuk menghindari adanya telinga di dinding. Kepala sekolah mempersilahkan Gray duduk dan berhadap-hadapan dengannya sampai kepala sekolah mendesah dalam...
"Huh~, tidak kusangka jika Lina akan melepas belenggunya, jika saja aku tidak datang, identitas kalian pasti cepat atau lambat akan terungkap..." Ucap Kepala Sekolah Thunder.
Dia mengambil sebuah korek api dari sakunya dan menyalakan rokoknya. Gray hanya tersenyum saat melihat kepala sekolah Thunder tampak kelelahan.
"Aku sangat berterima kasih karena kau selalu membantuku dan Lina dalam segala hal dan menyembunyikan keberadaan kami dari yang lainnya." Ujar Gray.
"Sudah kubilang itu bukanlah apa-apa, dan panggil saja aku Thunder seperti biasanya." Balas Kepala sekolah Thunder.
"Sayangnya aku tidak bisa, karena sekarang yang berada di depanku adalah kepala sekolah Andromeda." Ujar Gray, sembari tersenyum.
Kepala sekolah Thunder menatap dan mempelajari senyuman Gray yang tidak pernah berubah. Dia tahu bahwa itu bukanlah senyuman yang alami.
"Sesukamu saja... Lalu, untuk kejadian ini, setidaknya kau harus bisa menahan dirimu Gray. Lalu jangan terlalu merendahkan dirimu yang membuat Lina menjadi tidak sabaran dan akhirnya ingin mengungkapkan seberapa kuat dirimu itu." Ujar Kepala sekolah Thunder.
Gray hanya bisa diam membatu dan tidak membalas perkataan Kepala sekolah Thunder. Melihat Gray yang hanya diam mendengarkan, kepala sekolah Thunder sendiri telah mengerti. Gray bukannya tidak menahan diri, dia hanya tidak bisa melakukannya, karena semua kehendaknya telah dikekang sehingga dia hanya menjadi boneka yang patuh dengan tuannya.
"Yah, kita lewatkan hal itu. Mungkin ini waktu yang cukup tepat, Mayor Hazama memiliki misi yang harus kau laksanakan, Gray. Dia memintamu untuk datang ke pangkalan militer secepatnya. Aku akan menskors dirimu selama beberapa waktu dengan alasan penyerangan terhadap siswa selagi kau pergi menjalankan misi." Ujar kepala sekolah Thunder.
Mendengar hal itu keluar dari mulut kepala sekolah Thunder, Gray menjadi lebih serius dari biasanya. Hanya ada satu jawaban yang mengharuskan Mayor Hazama sampai memanggilnya. Lalu, kepala sekolah Thunder mulai berbicara, seakan mengkonfirmasi kecurigaan Gray.
"Mereka sudah mulai bergerak. Intel negara kita telah mendeteksi gerak-gerik mereka di Bandung. Pemerintah membentuk sebuah grup kecil yang di pimpin Ranker bintang di dalamnya." Ujar kepala sekolah Thunder.
Semua orang mengetahui Ranker bintang. Ranker bintang adalah seseorang dengan Ranker khusus yang berada ditingkatan berbeda, mereka bahkan bisa membantai lebih dari 100 Rank S dalam sekejap. Dari identitas, nama, dan bahkan kelamin mereka di rahasiakan. Yang menjadi keunikan Ranker bintang adalah julukannya yang melambangkan sosok seperti apa Ranker itu.
Hanya ada segelintir orang yang mengetahui wajah Ranker bintang. Kepala sekolah Thunder serta Mayor Hazama termasuk segelintir orang yang mengetahuinya. Ranker bintang sendiri, hanya melayani negara mereka dan menjalankan tugas secara rahasia entah itu serangan dari pemberontak atau negara musuh.
"Baiklah, aku menerima misi ini." Ujar Gray.
"Kau akan berangkat pada subuh esok hari Gray. Akan kuhubungi Mayor Hazama untuk menjemputmu melalui jalan tikus. Itu saja, kau boleh kembali ke kelasmu untuk saat ini..." Ujar kepala sekolah Thunder.
"Baiklah, kalau begitu aku permisi." Ujar Gray, membungkuk lalu pergi untuk menemui Lina dan yang lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
agen
lanjot
2021-02-10
2
CrazY<|<|<K€n☆
Thor kok jarang update apalgi bikin penasran 😀
2021-02-07
3
Sasuke
lanjut
2021-02-07
1