Bab 20

“Diana, Nenek sama Kakek mau berangkat dulu ke Pasar. Kamu bersihkan rumah, setelah itu menyusulah ke pasar.” Ucap Nenek Timah.

“Baiklah, Nek.” Jawab Diana.

Hari ini adalah hari minggu, Diana bisa pergi ke pasar di pagi hari. Ia membersihkan rumah, mulai dari menyapu, membersihkan piring, merapikan kamar, mencuci pakaian kotor dan menjemurnya.

“Alhamdulillah, tugas membersihkan rumah sudah selesai. Selanjutnya berangkat ke pasar.”

Diana mengayuh sepedanya menuju pasar yang tak jauh dari tempat tinggalnya. Setiba di pasar, ia membantu Neneknya melayani pembeli.

“Maa syaa Allah, pasar hari ini ramai sekali.” Diana memperhatikan di sekelilingnya yang penuh dengan kerumunan orang.

“Iyah, karena hari ini adalah hari ahad. Semua orang menyempatkan diri untuk membeli kebutuhan sebelum kembali kerutinitas pekerjaannya.” Jawab Nenek Timah.

“Nenek benar.”

“Kakekmu dimana?”

“Katanya tadi Kakek pulang ke rumah, Nek. Karena tidak enak badan.” Ujar Diana.

“Ya Allah, semoga Kakek baik-baik saja.” Ucap Nenek Timah merasa khawatir dengan kondisi suaminya.

“Nak, Nenek pulang dulu yah. Kasian Kakek sendiri di rumah, apalagi kondisinya sedang tidak enak badan.”

“Iyah, Nek. Nenek pulang saja dulu, in syaa Allah Diana pulangnya nanti siang.”

Nenek Timah meninggalkan Diana di pasar sendiri, ia berjalan dengan terburu-buru agar sampai ke rumah lebih awal.

“Ya Allah, semoga Engkau memberikan kesehatan pada Kakek & Nenek.” Doa Diana dalam hati.

Sayur-sayur Diana terjual habis, sekarang Diana memutuskan untuk pulang setelah menutup tempat jualannya.

“Hum...Bannya kempes, qadarullah.” Diana terpaksa berjalan mengiringi sepeda karena bannya sudah kempes.

Di lain tempat, Dhani dan kawan-kawannya sedang nongkrong di Cafe Lestari setelah puas bermain PS. Mata Dhani tak sengaja menatap ke arah luar dan melihat sosok yang beberapa kali ia jumpai.

“(mengfokuskan pandangannya) Bukankah itu, Diana?” Tanya Dhani dalam batinya.

“Yah, tak salah lagi itu Diana, tapi kenapa dia sering melewati jalan ini?” Dhani mengingat kembali pertemuan pertamanya dengan Diana.

“He...Dhani, melamun terus melamun terus, kebiasaan sekali.” Lagi-lagi Dhoni mengagetkan Dhani yang termenung menatap ke arah luar.

Plak..... Dhani memukul bahu Doni.

“Aauwww, sakit tahu.” Ucap Doni sambil mengelus-elus bahunya.

“Makanya jangan suka ngagetin aku.” Ucap Dhani kembali fokus menatap ke arah Diana.

“Gimana aku tidak ngagetin kamu, dari tadi ditanya mau pesan apa malah melamun. Emangnya kamu lihat siapa?” Tanya Doni.

“Kamu kenal gadis itu?”

“Yang mana?”

“Itu loh yang berjalan dengan menggiring sepedanya.” Ucap Dhani.

“Aku tidak tahu dengan orang asing.” Doni menjawab dengan ketus sebab ia masih kesal dengan Dhani yang memukul bahunya.

“Oh itu, dia namanya Diana Cahayati teman kelasku. Orangnya pendiam, cuek dan bahan bullyan di kelas karena ia lugu sekali.” Tiba-tiba Akmal menjawab karena dari tadi ia memperhatikan percakapan kedua temannya.

Akmal mengenal Doni & Dhani ketika pertama kali ia bermain PS di tempat yang sama, walaupun Akmal tahu kalau Doni & Dhani adalah kakak kelasnya di sekolah tapi mereka tetap berteman akrab seperti anak seumuran.

“Oh yah? Lalu kenapa aku sering melihatnya berlalu di jalan ini?” Tanya Dhani penasaran.

“Itu karena ia berjualan sayur di pasar bundaran membantu Nenek dan Kakeknya.” Jawab Akmal kemudian meminun jus yang ia pesan.

“Oh begitu, yah”

“Menarik” Batin Dhani.

“Ada apa kamu bertanya tentang gadis itu, atau jangan-jangan kamu tertarik yah?” Ujar Doni

“Sok tahu loh. Ngapain gue tertarik sama gadis seperti itu?. Buang-buang waktu.” Ucap Dhani menutup kebohongannya.

“Baguslah, karena aku yang mulai tertarik dengannya.” Ucap Akmal, sontak membuat Doni dan Dhani melihat ke arahnya.

“Apa?” Ucap keduannya bersamaan.

“Iyah, aku mulai suka dengannya. Dia berbeda dengan gadis yang pernah ku temui selama ini, di dalam kelas di sangat pendiam dan tidak terlalu akrab dengan yang lain.” Ucap Akmal.

“Bahaya! Sekarang aku sudah punya saingan.” Batin Dhani.

“Udah-udah, tidak usah bahas gadis itu lagi. Dia juga sudah tidak kelihatan.” Ucap Dhoni mengalihkan pembicaraan.

Di saat Dhani dan teman-temannya menikmati minuman jus, tiba-tiba Rosa dan Lita datang menghampiri.

“Hi...Boleh kami gabung?” Tanya Rosa dan tersenyum ke arah Dhani.

“Silahkan gabung, disini juga masih banyak kursi yang kosong.” Ucap Doni sembari melihat ke arah Rosa dan Lita.

“Maa syaa Allah, gadis ini cantik sekali, kalau bukan karena ia menyukai Dhani sudah dari dulu ku dekatin.” Batin Doni melihat ke arah Rosa.

“Unch...My Baby Doni. Ganteng amat!” Batin Lita ketika melihat ke arah Doni.

“Terimakasih, yuk Lita duduk di sampingku.” Rosa mengejutkan Lita dari lamunannya.

“Eh...Iyah iyah.” Jawab Lita.

“Ngapain lagi ini Nenek sihir datang, merusak suasana saja.” Batin Dani merasa kesal karena keberadaan Rosa.

Terpopuler

Comments

Pink Panther

Pink Panther

lanjut 5 boomlike🙌👍
kutunggu feedbacknya di Who is He? Dah UP lho😉💕

2021-02-19

0

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

👍👍👍👍

2021-01-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!