Bab 3

Setelah kejadian di kantin, Diana benar-benar merasa kecewa pada sahabatnya yang sudah berubah 100% dari sifatnya dulu.

Flashback on

Suasana di kelas sangatlah ramai, karena terdapat 4 orang siswa yang sedang bernyanyi untuk menuntaskan hukuman bagi mereka yang terlambat datang ke sekolah.

4 orang itu adalah Tina, Dita, Lusi dan Diana. Mereka adalah sahabat baik, yang selalu kompak untuk segala hal.

"Sudah cukup menyanyi nya, sekarang berdiri di samping papan tulis sambil memegang telinga masing-masing" Ucap bu guru kepada mereka berempat.

"Tapikan, Bu. Kami hanya terlambat 15 menit saja" Diana cemberut karena tidak terima dengan hukumannya.

"Ayolah ibu guru cantik, kasihani kami. Besok janji deh tidak akan telat lagi" Tina pun berkata dengan nada memohon.

"Saya bilang berdiri yah berdiri. Kalau kalian masih melawan, saya kasih kalian nilai C. Mau!!!" Suara ibu gurupun mulai meninggi.

"Iyah Ibu guru, kami nurut" mereka menjawab dengan serempak.

Setelah mata pelajaran selesai, mereka diijinkan untuk istirahat.

"Lain kali kamu jangan terlambat deh Tina dan Dita. Yang impas nya kan kita berdua" Menunjuk ke arah Diana.

"Hehehe, iyah iyah besok insya Allah saya usahakan berangkat sebelum subuh" Ucap Tina dengan polos.

"Mau apa kamu berangkat sebelum subuh?. Membangunkan masyarakat dengan suara kokuroyokmu? Hehheheh" Diana tertawa menanggapi ucapan Tina.

"Heheheh, kan katanya jangan sampai terlambat, jadi berangkat nya harus subuh-subuh" masih dengan keadaan polos.

"Tina tini teni.... Maksudnya jangan terlambat itu usahakan jangan sampai lewat dari jam 07.30. Kamu ini, itu saja tidak tahu" Dita menjawab dengan PDnya.

"Udah-udah ndak usah ribut, kamu juga Dita sama saja. Sama-sama terlambat" Mereka pun tertawa bersama-sama.

Setelah pulang ke sekolah Diana dan teman-temannya sudah membuat janji untuk pergi ke suatu tempat.

"Nek, Diana mau pergi jalan-jalan ke kebun sama teman-teman" Ucap Diana.

"Iyah, pergilah. Pulangnya jangan terlalu sore Nak"

"Iyah Nek. Diana usahakan untuk pulang cepat. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumusalam."

**********

"Diana, kami sudah sampai" Ucap lusi yang datang bersama Tina dan Dita.

"Iyah, kalau datang ucap salam gitu napa?" merasa heran kepada teman-temannya.

"Hehehe, lupa. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumusalam, mari duduk di sini"

Mereka berempat menghabiskan waktu bersama dengan menikmati cemilan yang mereka bawa. Pemandangan kebun sayur milik Diana sangat indah dan sejuk terasa membuat mereka nyaman berada di tempat itu.

"Lusi, Dita dan Tina. Janji yah, kalau kita akan tetap menjadi sahabat baik sampai kapan pun. Jangan jauhi saya karena saya hanya orang miskin" Diana merasa sedih jika suatu saat persahabatannya harus berakhir begitu saja.

"Din, kamu bilang apa sih. Kamu adalah sahabat terbaik kami. Tidak ada yang namanya perpisahan, kita adalah sahabat forever" Ucap ketiga temannya. Dan mereka pun saling berpelukan.

Flashback Off

Hari minggu adalah hari dimana Diana harus pergi ke kebun bersama Kakek dan Neneknya untuk memetik sayur.

"Diana, cepat bawa embernya Nak. Kakek mau cabut wortelnya" Ucap Kakek Edi.

"Iyah Kek, Diana ambil embernya dulu"

Setelah mendapatkan ember Diana lalu menghampiri Kakeknya.

"Ini Kek, embernya. (Melihat ke arah wortel yang sudah dicabut), Maa Syaa Allah, wortelnya besar dan sehat-sehat lagi."

"Iyah, Alhamdulillah Nak. Kita patut bersyukur kepada Allah karena telah memberikan kita rezeki yang baik dan banyak" Ucap Kakek Edi.

"Iyah Kek, Diana mau membantu Nenek dulu menyiram sayur yah Kek"

"Iyah bantulah Nenekmu, kasihan dia pasti sudah lelah dari tadi"

"Begitu besar rasa cinta dan perhatian Kakek pada Nenek. Mereka mampu menjaga keharmonisan rumah tangganya hingga mereka tua. Humm, jika aku sudah dewasa maka aku akan mencari calon seperti Kakek yang paham agama dan penuh perhatian untuk keluarganya tercinta" Diana berbicara dalam hati.

Hari mulai sore Diana, Kakek dan Neneknya pulang ke rumah setelah selesai memetik sayur sayuran untuk di jual ke pasar.

***********

Di dalam kelas suasana terlihat riuh, anak-anak sibuk dengan buku catatannya. Karena hari ini adalah hari ujian semester ganjil bagi Diana dan teman-teman kelasnya.

"Din, kamu sudah belajar tadi malam?" Tanya Mutiah.

"Alhamdulillah sudah, jadi sekarang aku hanya mengulang bacaanku saja" Jawab Diana.

"Baguslah kalau begitu, aku sih gampang. Tidak perlu belajar semua jawabannya di luar otak. ehheheheh" Mutiah tertawa.

"Di luar otak? Maksudnya apa?. Jangan-jangan kamu mau nyontek yah!" tanya Diana.

"Hehehe, tahu aja kamu, Din." Menjawab dengan muka polos.

"Astagfirullah, ingat dosa. Nanti hasilnya tidak berkah loh" Nasehat Diana.

"Sekali ini saja, Din"

"Terserah kamu, yang penting aku sudah mengingatkan" Diana tidak mau lagi berdebat dengan Mutiah karena percuma Mutiah tetap pada pendiriannya.

Setelah ujian selesai, tiba-tiba Rio datang menghampiri Diana yang duduk sendirian soalnya Mutiah sudah ijin ke toilet.

"Hy, Diana!" Sapa Rio

"Iyah, kenapa?" Jawab Diana dengan ketus.

"Ih, ketus bangat si jawabannya" Rio mencoba untuk menggoda Diana.

"To the point saja, kamu mau apa dari saya. Saya sibuk!"

"Boleh minta nomor hpmu, ngak?"

"Gimana yah?, Aku hanya punya nomor sepatu, mau?" Diana tertawa dalam hati.

"Ko nomor sepatu si, orang minta nomor hp. Jangan bercanda deh" Ucap Rio dengan nada lemas.

"Siapa yang becanda orang serius juga. Saya tidak punya hp, kalau nomor sepatu saya ukuran 34, kalau kamu mau belikan saya sepatu yah, Alhamdulillah. Heheheheh" Diana mulai bercanda.

"Ya sudah, nanti aku belikan kamu sepatu. Tunggu yah!" Jawab Rio dengan Antusias. Dan pergi dari tempat duduk Diana.

"Humm, Laki-laki aneh. Heheheh, tapi baik juga sih" kata Diana dalam hati.

Mutiah kembali dari toilet dan menghampiri Diana yang sedang tersenyum senyum sendiri.

"Din, kenapa kamu tersenyum-senyum sendiri?" Tanya Mutiah merasa heran dengan Diana.

"Begini loh, Mutiah. Tadi si Rio datang ke meja ku. Dia minta nomor hp dan saya jawab saja kalau saya hanya punya nomor sepatu" Diana menceritakan kejadian tadi pada Mutiah.

" Terur trus, bagaimana responnya?" Mutiah bertanya.

Padahal dalam hati Mutiah berkata "Ternyata Rio menyukai Diana, sedangkan aku hanya menyukai Rio dalam diam. Humm, nasib sudah".

"Dia malah tertawa. Dan katanya akan belikan saya sepatu, ah bodoh amat terserah dia saja. Udah-udah berhenti bahas tentang Rio, kita bahas yang lain saja" Diana mengalihkan pembicaraan.

"Iyah, bagaimana kalau setelah pulang sekolah besok aku temani kamu pergi ke pasar. Boleh ngak?" Mutiah meminta pendapat Diana.

"Kalau aku sih boleh-boleh saja, tapi apakah orang tuamu tidak marah kalau kamu akan pulang terlambat?" Diana merasa tidak enak jika harus mengajak Mutiah untuk ikut ke pasar soalnya Mutiah itu anak orang kaya.

"Tenang saja, Mami dan Papiku tidak akan marah. Malah mereka senang aku bisa berteman dengan orang sepintar dan sebaik kamu" Jawab Mutiah.

"Baiklah, in syaa Allah besok saya ajak kamu ke pasar"

"Okee....."

Bismillah

Hi, Readers....Salam kenal dari Author. Terimakasih sudah mampir ke cerita saya, jangan lupa like, coment dan votenya. Terimakasih...

Terpopuler

Comments

Chuu

Chuu

hi juga thor

2021-02-02

0

Umrida W. Dongoran

Umrida W. Dongoran

Aku hampir gk pernah telat masuk sekolh, namun pas sekali telat dapat hukuman berat dari ustazd

2021-01-29

2

Mei Shin Manalu

Mei Shin Manalu

Aku juga udh kasih rate bintang 5 lho 🌟🌟🌟🌟🌟...

2021-01-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!