"Katanya sisa uang ini, buat sedekah. Sedekah apanya, sedangkan sisanya hanya 7000, Dasar sombong!. Astagfirullah, Diana ingat dosa!" batinnya.
Karena hari mulai sore, Diana menutup tempat jualan sayurnya untuk segera kembali ke rumah. Jarak antara rumah dan pasar itu membutuhkan waktu 30 menit, soalnya Diana hanya jalan kaki dan dia tidak memiliki kendaraan.
Entah apa yang membuat Diana tidak fokus, tanpa sengaja dia menabrak seseorang.
Deg ...Deg...
Bunyi detak jantung Diana ketika melihat sosok yang ia tabrak dengan muka yang sangat dingin.
"Ma..maaf Kak, saya tadi tidak sengaja." Ucapnya sedikit terbata bata.
"Heh... Dasar gadis culun. Kamu tuh punya mata atau kamu sengaja yah menabrak saya. Lihat ini minuman saya tumpah semua dan baju saya yang mahal harus kotor gara-gara ulah ceroboh perempuan culun kaya kamu!" ujar lelaki itu dengan membentak Diana.
Laki-laki itu meneriaki Diana yang hanya bisa terdiam. Tapi karena kata-kata yang keluar dari mulut laki-laki itu sangat pedas, membuat Diana naik pitam.
"Apa kamu bilang!, gadis culun? Eh, lihat dirimu sudah kaya apa tampangmu sekarang, sangat kotor sekali. Kalau bicara hati-hati dong, jaga perasaan orang lain. Soal minuman loh yang tumpah, siapa suruh minum sambil berjalan. Akibatnya jadi begitu, kamu juga yang salah!" ujar Diana tak kalah emosi kepadanya, Diana memilih untuk pergi dari tempat itu daripada harus berlama-lama hanya akan menguras energinya.
"Enak saja bilang aku perempuan culun, aku kan orangnya cantik walaupun tidak terlalu cantik sih. hehehehh" Batin Diana, ia berjalan sambil tersenyum mengingat perdebatannya denga lelaki itu.
Sedangkan laki-laki tadi, hanya bisa menahan amarahnya.
"Tenang Dani, kamu harus tetap kelihatan cool. Awas saja itu perempuan, kalau ketemu lagi akanku kasih dia pelajaran." batin Dhani, ia membersihkan bajunya yang basah dengan mengusap-usapnya saja.
Lelaki yang tak sengaja ditabrak oleh Diana itu bernama Dhani. Dia adalah ketua osis di sekolah Diana. Mungkin Diana tidak akan seberani tadi ketika memarahi Dani kalau ia mengetahui bahwa Dani adalah ketua OSISnya.
*********
Diana sedang sibuk, mempersiapkan buku pelajaran yang akan ia bawah di sekolah besok. Setelah menyelesaikan tugas sekolah, Diana mendengar suara adzan isha di masjid dan kemuadian Diana melaksanakan shalat isha dengan mengaji.
Pagi pun tiba, Diana sudah menyetel alarm di kamarnya agar ia bangun tepat waktu. Setelah menyelesaikan shalat shubuh dan membaca dzikir pagi, Diana membersihkan kamar tidur kemudian mandi.
"Pagi semua, semoga aktivitas kita dimudahkan oleh Allah ta'ala. Dan semoga jualan sayur Kakek dan Nenek banyak yang beli, nanti untungnya buat Diana beli hp. heheheheh" ucap Diana dengan tersenyum dan tertawa kecil ke arah Kakek dan Neneknya.
"Kamu ini masih kecil, jangan terlalu berpikir untuk membeli hp. Belajar yang baik agar bisa bermanfaat untuk diri sendiri lebih lebih untuk orang lain" Ucap Kakek Edi.
"Iyah, Nak. Nenek setuju dengan ucapan Kakekmu. Kamu harus jadi orang yang sukses agar bisa membahagiakan kami" Nenek Timah juga ikut memberi nasehat pada Diana.
"Iyah iyah Kakek dan Nenek ku tersayang, doakan cucumu ini agar bisa menjadi orang yang sukses dan bermanfaat untuk orang banyak" jawab Diana.
"Aaamiiin" Ucap mereka secara serempak.
********
Setiba di sekolah, Diana langsung menghampiri Mutiah.
"Assalamu'alaikum Mutiaraku"
"Wa'alaikumusalam, Diana cahaya hatiku"
"hahahaha, gombal!" ucap Diana pada Mutiah.
"Hehehehh, kamu tahu tidak siapa ketua OSIS kita?" tanya Mutiah dengan antusias ke arah Diana yang berdiri di sampingnya.
"EGP (Emang Gue Pikirin)" Jawab Diana seolah olah tidak peduli.
"Loh belum tahu sih dan belum pernah lihat juga. Katanya dari gosip yang beredar kalau ketua OSIS kita itu, orangnya cool, ganteng dan berkarisma. Pokoknya is the best deh!" (sambil membayangkan wajah Dhani, sang ketua OSIS).
"Alahhh, lebay loh. Ketemu saja belum, bagaimana caranya kamu bisa tahu orangnya cool dll. Bisa jadi orangnya tidak seperti yang kamu pikirkan" jawab Diana dengan santai.
"Heheheheh, iyah juga sih, aku pun belum melihatnya" Ujar Mutiah.
"Yah sudah, yuk kita masuk ke kelas nanti Ibu Tini ngamuk lagi kalau kita terlambat."
Mutiah dan Diana masuk ke kelas. Saat proses pembelajaran Diana sangat fokus untuk belajar, sesekali ia bertanya dan menjawab pertanyaan dari gurunya. Berbeda dengan Mutiah yang tidak fokus dengan pelajaran Matematika karena kemampuannya dalam hitungan sangat kurang sehingga ia lebih fokus untuk memperhatikan Rio.
Rio adalah teman sekelas Diana dan Mutiah, dia orangnya baik, ganteng dan sudah mulai berpacaran. Dijuluki dengan Playboy Number One. Hehhehhehe
Setelah pelajaran Matematika selesai dan bunyilah bel tanda istirahat.
"Diana, ke kantin yuk! Hari ini aku yang akan mentraktirmu, jadi kamu hanya akan makan secara gratis. Hehehe" Ucap Mutiah.
"Baiklah teman karibku. Aku dari tadi sudah sangat lapar. hehehehe" (Sambil memegang perutnya yang sudah berbunyi karena minta untuk diisi).
Saat mereka berjalan, tiba-tiba Diana terjatuh dan tersunggkur di bawah lantai.
"Astagfirullah, sakit....." ujar Diana memegang lututnya yang terbentur dengan lantai.
"Diana, kamu tidak apa-apa?" Mutiah membantu Diana untuk bangun dan duduk di kursi kantin.
"Eh, kalian sengaja yah, dorong Diana sampai terjatuh. Atau jangan jangan kalian tidak punya mata sehingga main nyosor saja." ucap Mutiah dengan marah.
"Kamu siapa? seenaknya nyalahin kami, siapa suruh anak tukang sayur itu jalan di depan kami. Dia kira siapa? Udah tahu miskin, blagu lagi mau makan di kantin orang kaya" ucap Laura dengan marah-marah ke arah Mutiah dan mereka pula menertawakan Diana.
"Udah Mutiah, biarkan saja. Aku sudah tidak apa-apa ko. Sekarang aku hanya lapar saja. heheheh" Diana bangun dari duduknya dan memegang bahu Mutiah yang terlihat emosi.
Padahal dalam hati Diana sangat merasakan sakit, sahabat yang sudah dianggap bagaikan saudara kini telah berubah menjadi sosok asing baginya dan dengan teganya mempermalukan Diana di depan umum.
"Apakah sesakit ini, ketika rasa cinta yang sudah ku berikan kepada kalian begitu besar dan sekarang kalian hancurkan dengan sekejab hingga berkeping keping dan tak tersisa. Oh Ya Allah, Ampunilah hampa karena telah salah menempati hati ini" batin Diana.
Sedih, itulah rasa yang sedikit demi sedikit yang akan merubah sosok Diana, entah apa yang akan terjadi akibat semua peristiwa yang menyakitkan menimpa dirinya.
Bismillah
Hi, Readers....Salam kenal dari Author.
Terimakasih bagi teman-teman yang telah membaca novel pertama saya. Maaf jika ada banyak kesalahan dalam tulisannya. Sebagai apresiasi untuk author, jangan lupa like, coment dan berikan vote atau tip pada karya saya. Doakan semoga Allah Ta'ala mudahkan saya dalam menulis novel ini hingga selesai.
Selamat Membaca!!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Chuu
semangat thor
2021-02-02
0
Chuu
semangat
2021-02-02
0
lalalisa
💪💪💪💪
2021-01-29
0