Di dalam kamar Diana masih nyaman dengan selimut hangat yang membaluti tubuhnya. Jam sudah menunjukki angka 6, artinya Diana terlambat bangun untuk melaksanakan shalat subuh. Bunyi alarm mengagetkan Diana, seketika iapun bangun dari tidurnya.
“Huuu.......Sekarang jam berapa yah?’’ masih dalam keadaan menguap, Diana melirik jam di atas mejanya dan sontak Diana terkaget melihat jam 6 pagi.
“Apa! jam 6 pagi, Ya Allah aku belum shalat subuh...” Diana hendak bangun dari tempat tidurnya dan menuju kamar mandi tapi dia merasa tidak nyaman dengan bagian bawah celananya seperti terasa basah. Diana memeriksa celana dalamnya dan melihat ada bercak darah.
“Aaaaaaa.... Apa ini?” Diana berteriak histeris karena merasa khawatir melihat darah pada celana dalamnya. Teriakan Diana terdengar hingga ke dapur dan Nenek Timah langsung masuk ke kamar cucunya.
“Nak, ada apa? Ko’ kamu teriak-teriak” kata Nenek Timah.
“Nek...Hiks Hiks...Ada darah di celana dalamku” Tangis Diana semakin pecah.
“Darah apa? Kenapa bisa ada darah?” Tanya Nenek Timah semakin binggung.
“Diana juga tidak tahu Nek, pas Diana bangun dari tidur, Diana merasa ada yang basah di celana dan ternyata itu darah... Hiks..hiks...Diana takut Nek” Diana mencenritakan apa yang dia alami kepada Neneknya.
“Oh itu... jangan terlalu panik itu hanya darah haid bagi perempuan yang sudah memasuki usia pubertas sayang” Nenek Timah menjelaskan pada Diana.
“Haid itu apa Nek? Apa darah haid itu penyakit? Apa itu sangat berbahaya bagi tubuh Diana? Lalu apa obatnya Nek, agar darahnya tidak menetes lagi?” Diana bertanya dengan pertanyaan yang begitu banyak.
“Nak, haid itu bukan penyakit tetapi haid adalah siklus normal bulanan dimana wanita mengalami pendarahaan dari ******. Darah haid berasal dari lapisan rahim perempuan. Jadi kamu tidak perlu khawatir. Dan wanita haid dalam agama islam dinamakan sedang berhadast besar dilarang untuk melakukan ibadah shalat, puasa dan memegang mushaf Alquran.” Penjelasan dari Nenek Timah.
“Oh begitu yah, Nek. Jadi, Diana tidak bisa shalat dong. Bagaimana caranya Diana bisa baca dzikir, Nek?” Diana masih bertanya perihal haid.
“Untuk dzikir, Diana masih bisa membacanya ko’. Yang penting Diana tidak memegang mushaf Alquran.” Ucap Nenek Timah pada Diana.
“oh iyah, Nek. Alhamdulillah Diana mengerti. Terimakasih Nenek ku sayang”. Diana langsung memeluk Neneknya.
“Ya sudah, bersihkan dirimu. Setelah itu, ke dapur bantu Nenek memasak karena sebentar siang paman dan bibimu dari Malang akan datang ke rumah.”
“Oh benarkah Nek? Yes, akhirnya paman datang. Baiklah Nek, Diana mandi dulu.” Diana membereskan tempat tidurnya kemudian menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi Diana membaca dzikir pagi dan menghampiri Neneknya ke dapur.
“Maa syaa Allah, banyak sekali bahan-bahan makanannya, Nek. Mau dibuat apa saja?” Tanya Diana.
“Kita akan buat ayam kecap, sayur sop dan soto ayam kesukaan pamanmu” Ucap Nenek Timah.
“Baiklah Nek, mari kita memulai petualangannya!!!”
Diana begitu semangat membantu Neneknya untuk memasak, apalagi mendengar kabar bahwa pamannya akan datang ke rumah setelah sekian lama berada jauh dari mereka. Hampir mendekati adzan dzuhur, akhirnya kesibukan Diana dan Neneknya pun telah selesai.
“Assalamu’alaikum...” Suara yang berasal di luar rumah.
“Wa’alaikumusalam...”Jawab Kakek Edi sambil berjalan menuju pintu rumah. Ketika pintu di buka terlihatlah sosok yang sangat dinantikan dan dirindukan kedatanngannya. Mereka adalah anak dari Kakek Edi dan Nenek Timah yang bernama Ismail.
“Ayah, Bagaimana kabarnya, yah?” Ucap Ismail pada Ayahnya dan langsung memeluk.
“Alhamdulillah, Ayah dalam keadaan sehat wal afiat, Nak.” Ucap Kakek Edi.
“Ayah, maafkan kami baru menyempatkan diri datang ke kampung halaman. Karena mas Ismail baru ada libur di kantornya”. Ucap Nadia istri dari Ismail.
“Iyah Nak, Ayah sangat senang akhirnya kalian datang juga ke rumah ini.”Ucap Kakek Edi.
Diana yang mendengar keributan di ruangan tamu merasa penasaran, ia pun keluar untuk memastikan apa yang terjadi.
“Kakek, siapa yang datang?” Tanya Diana sambil berjalan menuju ruang tamu.
“Nak, ini paman dan bibimu dari Malang” Ucap Kakek Edi. Diana yang melihat kedatangan Paman dan Bibinya langsung menghampur dan memeluk Paman yang ia rindukan.
“Pamannnnn.....Bibi...Diana kangen” Diana berlari ke arah mereka dan langsung memeluk pamannya.
“Ish... kamu ni, tidak pernah berubah masih saja manja”. Ucap paman Ismail sambil mengelus kepala Diana.
“Heehehhe, Biasa dong Paman, Diana kangen sama Paman dan Bibi. Soalnya lama sekali baru ke rumah.”Ucap Diana dengan nada manjanya.
“Bibi ndak mau dipeluk ni?” Ucap Bibi Nadia.
“Hehehe... Mau dong peluk Bibiku sayang” Diana memeluk Bibi Nadia.
“Mari masuk dulu, makanannya sudah ibu siapkan. Pasti kalian lapar.” Nenek Timah datang dari dalam dapur dan menghampiri mereka.
“Ibu, Ismail kangen....” Ismail langsung memeluk dan mencium Ibunya.
“Sudah, sudah... Ayo masuk.” Ucap Ibu Timah.
Mereka semua menikmati makanan dalam diam. Setelah selesai makan bersama, mereka pun melaksanakan shalat dzuhur secara berjamaah kecuali Diana karena dia masih dalam keadaan berhadast.
“Diana, sini sayang. Ada oleh-oleh buat kamu dari Bibi dan Paman” Ucap Bibi Nadia.
“Apa Bi? Oleh-oleh? Yes....Akhirnya dapat oleh-oleh. heheheh” Diana senang mendengar kata oleh-oleh. Dengan langkah yang cepat, Diana berjalan menuju ruang tamu.
“Duduk dulu sayang..”Ucap Paman Ismail.
“Iyah Paman...”Diana masih tak sabar untuk mendapatkan oleh-olehnya.
Bibi Nadia, mengambil kotak yang di bawahnya yang ia simpan di dalam tas.
“Ini buat Diana...”Memberikan kotak mungil yang sangat cantik.
“Ini apa Bi?” Diana bertanya kepada Bibinya sebab ia tidak tahu apa isi dari kotak mungil itu.
“Di buka dulu sayang”
Diana membuka kotak mungil tadi, dan Diana kaget ternyata isi dalam kotak tadi adalah hand phone merek Nokia.
“Maa syaa Allah, handphonenya sangat cantik Bi, akhirnya Diana punya handphone. Terimakasih Bibi” Diana langsung memeluk Bibinya sebagai ucapan terimakasih.
“Iyah sayang, belajar yang sungguh-sungguh...” Ucap Bibi Nadia.
...Bismillah...
Mohon like, komen dan votenya yah.... Salam dari Author...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Chuu
semangat ya Author
2021-02-02
1
BELVA
nextt
2021-01-12
0
BELVA
nexttt
2021-01-12
0