Bab 17

Di dalam ruangan dan lingkungan baru terlihat seorang gadis yang duduk sendirian di bangku paling pojok, matanya mengarah ke depan seolah-olah memperhatikan secara seksama penjelasan dari seorang guru tapi tak ada yang tahu kalau pikiran gadis itu berada di tempat lain. Yah, dia adalah Diana, sekarang ia sudah mulai belajar di SMAN 1 BIMA. Diana memilih duduk sendiri, walau banyak dari temannya menawarkan untuk duduk berdampingan. Kondisi ini sangat jauh berbeda dengan Diana yang dulu, ia akan dengan antusiasnya memilih duduk di bangku paling depan.

“Eh, kamu yang duduk sendiri di pojok sebelah kiri!” Ucap Bu Guru.

“(Diana tersentak mendengar dirinya di panggil untuk maju ke depan, perasaan di hatinya bercampur aduk. Gugup itulah yang ia rasakan.) Sa sa saya, Bu” Jawab Diana terbata-bata. Sedangkan teman-temannya yang mendengar malah menertawakannya.

“Iyah, siapa lagi?. Ayo berdiri di depan.” Diana melangkahkan kakinya dengan berat, kepalanya masih menunduk karena malu.

“Maaf, Bu. Apa yang harus saya lakukan?.” tanya Diana dengan suara yang pelan.

“Siapa namamu?”

“Diana Cahayati, Bu.”

“Baiklah, Diana. Silahkan kamu jelaskan kembali apa yang ibu jelaskan tadi tentang Sosiologi dalam kehidupan masyarat.”

Diana mematung masih dalam keadaan diam, tidak jawaban yang keluar dari mulutnya. Menuduk, hanya itu yang bisa ia lakukan sebab dari tadi ia hanya melamun tanpa mendengarkan dan memperhatikan dengan jelas penjelasan dari gurunya.

“Diana... Kenapa kamu diam? Saya menyuruhmu berdiri di depan bukan untuk pajangan.” Suara Guru itu semakin meninggi, membuat Diana kaget dan takut.

“Hu...buang-buang waktu saja, disuruh menjelaskan malah diam membisu.” Ucap salah seorang siswa.

“Hu...Hu....” Mereka meniriaki Diana dan mengejeknya.

“Baiklah, kalau kamu tidak bisa menjelaskan, silahkan kembali ke tempat dudukmu.” Diana melangkahkan kakinya dan berhenti ketika Guru itu kembali mengatakan sesuatu.

“Lain kali, kamu jangan seperti ini. Jika mengulanginya, maka saya akan menyuruhmu keluar dari jam pelajaran saya. Ingat itu!” Diana menjawab dengan mengangguk, setiap mata memandang ke arahnya hanyalah pandangan ketidak sukaan.

“Baiklah anak-anak, sebelum ibu mengakhiri mata pelajaran kita hari ini, Ibu mau memberi tugas kelompok membuat makalah yang akan dipresentasikan minggu depan. Dan ibu minta kepada ketua kelas untuk membagikan kelompok presentasi. Sekian, Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.” Ucap Bu Guru dan merapikan bukunya.

“Iyah, Bu. Wa’alaikumusalam warahmatullahi wabarakaatuh.” Jawab siswa dengan serentak.

Suasana ruangan kelas sekarang telihat ramai karena mereka akan membagikan kelompok presentasi.

“Sebelumnya saya mau bertanya, ini kelompok presentasinya kalian mau saya bagikan atau kalian buat sendiri?” tanya Akmal yang merupakan ketua kelas A.

“Kami buat sendiri saja, Mal. Lebih bagus dan sesuai keinginan kami.” Jawab Nindi, dia adalah perempuan cantik dan anak orang kaya sehingga perilakunya di dalam kelas bagaikan ratu yang berbuat semaunya berbuat.

“Baiklah kalau itu yang kalian ingin, silahkan tulis nama anggota kelompoknya dan kumpulkan ke saya.” Ucap Akmal.

Sindi dan teman-temannya sudah menyerahkan nama anggota kelompoknya, sedangkan Diana hanya duduk diam dan menunggu informasi selanjutnya.

“Diana, mana nama kelompokmu?” Akmal memperhatikan Diana yang hanya duduk diam tanpa beranjak dari duduknya.

“Hum...Aku terserah kalian, mau di masukan ke kelompok mana saja.” Diana menjawab dengan kepala yang masih menunduk.

“Baiklah kalau begitu, karena kamu tidak memiliki nama di kelompok 1, 2, dan 3. Maka kamu buat saja kelompok baru dengan anggota Rini, Dita dan Dion. Tuliskan nama temanmu dan kumpulkan ke saya.” Ujar Akmal.

Diana menulis nama teman satu kelompoknya, mereka beranggotakan 4 orang. Diana tahu anggota kelompoknya adalah orang-orang pendiam semua seperti dirinya. Setelah menuliskan nama-nama itu, Diana menyerahkannya kepada Akmal. Tak lama kemudian bel berbunyi, itu tandanya waktu istirahatpun tiba.

Sekarang Diana berada di perpustakaan, ia berjalan mengitari lemari buku untuk mencari referensi dari makalah yang akan ia buat. Diana memutuskan untuk pergi sendiri ke perpustakaan tanpa mengajak anggota kelompoknya, sebab ia merasa canggung ketika bersama dengan orang lain. Setelah mendapatkan buku yang ia perlukan, Diana melangkahkan kakinya untuk keluar dari perpustakaan, tanpa sengaja tubuhnya menabrak bahu seseorang dan membuat buku yang ia pegangpun terjatuh. Reflek Diana memungut buku yang berserahkan di lantai dengan cepat dan mengangkat kepalanya untuk meminta maaf pada orang yang tak sengaja ia tabrak.

“Maaf, sa..sa...saya tidak sengaja” Ucap Diana dengan gugup.

“(Ia ingin marah, tetapi ketika melihat wajah itu mimiknya berubah.) Kamu?, kita ketemu lagi... ” Ucap orang itu yang tak lain adalah Dhani.

“Iyah, sekali lagi saya minta maaf. Permisi...” Diana kembali menundukkan kepalanya dan melakahkan kakinya untuk keluar dari perpustakaan, tapi tangannya seperti ada yang menahan.

“Eh, tunggu! (Menarik tangan Diana)”

“Lepaskan tangan saya.” Diana berusaha menarik tangannya tapi pegangan Dhani terlalu erat.

“Saya akan melepaskannya kalau kamu memberitahukan siapa namamu?” Dhani masih memegang tangan Diana.

“Saya bukan siapa-siapa, dan itu tidak penting bagi kamu mengatahui siapa saya.” Ucap Diana dengan gaya formal.

“Yah, kalau kamu mau dilepaskan tanganmu tinggal menjawab pertanyaanku. Tapi, kalau kamu tidak mau menjawab kita akan saling berpegangan seperti ini dalam waktu yang lama.” Ucap Dhani dengan santai. Diana menoleh ke arah samping dan melihat banyak mata tertuju ke arahnya, ia malu karena ditatap seperti itu.

“Baiklah, perkenalkan namaku Diana Cahayati, siswa kelas X A, Puas? Sekarang lepaskan tanganku.” Ucap Diana.

“Oke, baiklah. Sampai ketemu di lain waktu Diana Cahayati.” Ucap Dhani dan melepaskan tangan Diana.

Dhani tersenyum melihat kepergian Diana.

“Gadis yang unik” Ucapnya.

Terpopuler

Comments

BELVA

BELVA

mampir kembali di novel
#gadis imut diantara dua raja

mksh ya ka

2021-02-03

1

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati

Halo thor aku lanjut baca. semangat ya 😊

ditunggu feedbacknya

2021-01-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!