Di ruang tamu terdapat Kakek, Nenek, Paman dan Bibi Diana yang sedang mengobrol. Mereka membicarakan perihal kejadian tadi di tempat makan.
“Ayah, saya sangat marah dengan kedatangannya di tempat makan tadi. Rasanya ingin sekali aku memukul mukanya hingga babak belur. Setelah apa yang ia lakukan kepada Aini adikku dan meninggalkan Diana pada kita membuat emosiku semakin tinggi.” Ucap Paman Ismail setelah menceritakan kejadian tadi kepada kedua orang tuanya.
“Biarkanlah dia, tak usah kita pedulikan lagi laki-laki itu. Kita harus fokus membesarkan Diana dengan baik dan penuh kasih sayang. Ayah sangat merasa kasihan pada Diana, dan Ayah tidak mau Diana harus menderita gara-gara memikirkan laki-laki tidak bertanggung jawab itu.” Ucap Kakek Edi, sebenarnya Kakek Edi merasa kecewa pada mantan menantunya itu, apalagi saat ia mengingat kejadian yang telah terjadi 15 tahun yang lalu. Dimana ia harus kehilangan putri tercinta untuk selamanya.
Flash back On
“Mas, apa salahku. Kenapa kamu tega berselingkuh dengan wanita itu, tidakkah kamu melihat aku baru melahirkan putri kita.” Aini menangis tersedu-sedu setelah mengetahui penghianatan yang dilakukan oleh suaminya.
“Diam kamu, jangan terlalu ikut campur dengan urusanku. Aku mau berselingkuh di depan atau di belakangmu itu urusanku bukan urusanmu.” Reno membanting pintu kamarnya dan pergi meninggalkan istri dan anaknya yang sedang menangis.
“Sayang, maafkan Mama yang tidak bisa menjaga keutuhan keluarga ini. Mama menyayangimu Nak, sangat menyayangimu.” Aini memeluk tubuh bayinya sambil meneteskan air mata.
Satu bulan berlalu, tetapi tidak ada tanda-tanda kedatangan suaminya. Aini pun berinisiatif untuk mencari keberadaan Reno. Ia menitipkan anaknya pada tetangga, dan kemudian pergi ke kantor tempat Reno bekerja. Saat Aini berada di kantor ia menanyakan keberadaan Reno, tapi teman-teman kantor Reno mengatakan bahwa Reno sudah 1 minggu tidak masuk kantor. Aini mulai merasa khawatir dengan keberadaan suaminya, dia pun mulai merasa curiga kalau Reno berada di rumah Tini selingkuhannya.
Dengan terburu-buru Aini membawa motornya dan langsung menuju rumah Tini. Saat ia sampai, Aini sempat mengetuk pintu rumah itu tapi ternyata pintunya tidak terkunci. Ia melihat keadaan rumah yang sudah berantakan, dan Aini langsung menuju kamar yang pintunya sedikit terbuka. Betapa terkejutnya Aini melihat suaminya bersama wanita lain sedang duduk sambil berpelukan.
“Astagfirullah, Mas. Apa-apaan ini?" Ucapnya mengejutkan Reno dan Tini yang ada dalam ruangan itu.
Brak....
Aini menjatuhkan gelas di depan mereka, pecahan gelas berserahkan di lantai.
“Aaiinii..... Kamu salah paham, ini tidak seperti yang kamu bayangkan...”Reno melepaskan pelukannya dan hendak berdiri untuk menjelaskan apa yang terjadi.
“Hiks.. hiks... Apa Mas, tidak seperti yang aku lihat? Haaaa......Ya Allah kuatkanlah hamba...” Aini menangis dan berteriak menahan sesak di dadanya. Dia pun berlari keluar dan mengendarai motornya. Pikirannya tidak fokus, hingga membuat dia menabrak mobil yang ada di depannya.
Warga yang melihat kecelakaan tersebut, langsung memenuhi jalanan. Keadaan Aini sangat kritis, banyak darah yang keluar di bagian kepalanya hingga membuat Aini tidak sadarkan diri.
Tring...Tring...Tring...Bunyi Hp menyadarkan Reno dari lamunannya.
“Halo... Aini kamu dimana sekarang, aku bisa menjelaskan semuanya. Itu tidak seperti yang kamu lihat, pulanglah cepat aku sudah berada di rumah...”Ucap Reno merasa khawatir.
“Maaf Pak, saya bukan Ibu Aini saya adalah orang yang membawa Bu Aini ke rumah sakit karena beliau mengalami kecelakaan dan keadaannya sekarang masih kritis. Bapak silahkan datang ke rumah sakit A”Ucap seorang warga yang membawa Aini ke rumah sakit.
“Apa..... Tiidak mungkin, Aini pasti baik-baik saja....”Ucap Reno semakin merasa takut dan khawatir. Dengan terburu-buru Reno mengemudi mobilnya untuk pergi ke rumah sakit A. Setibanya di rumah sakit Reno langsung memasuki ruangan tempat Aini dirawat.
“Pak, dimana istri saya?”
“Tenang dulu, Pak. Istri Bapak sedang diperiksa oleh dokter.”
Sudah 2 jam berlangsung Reno menunggu dokter keluar dari ruang rawat istrinya. Dan saat dokter keluar, dia menanyakan pihak keluarga dari korban kecelakaan.
“Maaf, siapa pihak keluarga dari Bu Aini?.”
“Saya Dok, saya suaminya”
“Maaf Pak, istri Bapak tidak terselamatkan karena benturan yang cukup keras di bagian kepalanya sehingga banyak darah yang keluar.” Ucap Sang Dokter.
Mendengar kondisi istrinya yang tidak bisa terselamatkan membuat sekujur tubuh Reno lemah tak berdaya. Ia menangis histeris, mengingat kejadian tadi yang menyebabkan Aini kecelakaan. Reno memasuki ruang mayat dan melihat tubuh istrinya yang sudah kaku dan tak bernyawa.
“Aini....Bangun sayang, jangan tinggalkan aku dan putri kita. Dia merindukan sosokmu. Maafkan aku yang membuatmu harus pergi dalam keadaan seperti ini...” Reno menangis menyesali semua perbuatannya dan memeluk tubuh istrinya.
Setelah proses pemakaman selesai, Reno membawa putri kecilnya ke kampung halaman Aini. Dia berniat untuk menyerahkan bayinya agar dirawat dan dibesarkan oleh kedua orang tua Aini karena dengan itu ia berharap dapat menebus semua kesalahannya pada mendiang istrinya.
Sedangkan di kampung halaman, orang tua dan keluarga Aini yang mendengar kabar duka kematian Aini membuat mereka menangis histeris. Tidak ada yang tahu perihal kejadiannya, mereka menunggu kedatangan Reno dan putri kecilnya.
“Assalamu’alaikum...”Ucap Reno sambil menggendong putrinya.
“Wa’alaikumusalam...”Jawab mereka yang berada di dalam rumah orang tua Aini.
“Nak, bagaimana kejadiannya sehingga Aini mengalami kecelakaan? Hiks..Hiks...” Tanya Bu Timah dengan menangis tersedu-sedu.
“Maafkan Reno Bu. Karena tidak bisa menjaga Aini dengan baik”
“Aini..... Maafkan ibu Nak..”
Di luar rumah terdengar keributan, ternyata itu adalah suara Ismail yang baru datang dari Malang karena mendengar berita kepulangan adik iparnya. Sebelumnya Ismail sudah mengetahui penyebab dari kecelakaan Aini, dia begitu emosi mengetahui kejadian sebenarnya.
Bugh..... Suara pukulan yang mendarat ke kepala Reno. Tapi sebelumnya Diana sudah digendong oleh Bu Timah.
“Berani-beraninya kamu menampakkan muka menjijikanmu di rumahku. Setelah apa yang kamu lakukan pada Aini sehingga membuat dia kecelakaan dan meninggal dunia” Ismail terus memukul wajah Reno hingga babak belur dan Reno tidak melawan karena ia merasa bahwa dialah yan salah.
“Ismail, ada apa ini? Kenapa kamu memukulnya?”
“Ibu, asal ibu tahu bahwa yang menyebabkan Aini kecelakaan itu karena lelaki b*j*ng*n ini. Aini melihat dia berselingkuh dengan wanita lain dan membuatnya kecelakaan” Ucap Ismail dengan emosi yang meluap dalam dirinya.
Dengan tangan gemetar dan air mata yang menetes di pipinya, Reno terduduk dan mengatup kedua tangannya meminta maaf pada kedua orang tua Aini atas kesalahan yang telah ia lakukan.
“Ayah...Ibu, Reno bersalah karena telah menghianati Aini dan mengecewakan kalian. Maafkan Reno..”Reno menangis terduduk di lantai, matanya berkaca-kaca berharap agar ia dimaafkan.
Mendengar penuturan menantunya, membuat tubuh Timah lemas. Ia tidak menyangka bahwa anak perempuan satu-satunya harus merasakan penderitaan karena dikhianati suaaminya. Berbeda dengan Edi, dia begitu menahan emosinya agar tidak melakukan hal-hal di luar kendali.
“Apa yang telah kau lakukan pada putriku sudah sangat keterlaluan Reno, sampai kapan pun tak akan ku ijinkan kamu untuk menemui cucuku. Pergilah dari rumahku, jangan kau tampakkan wajahmu di rumah ini. Pergi....” Suara Edi begitu menggelegar di seisi ruangan, raut wajah kemarahan terpancar dengan jelas di wajahnya.
“Ismail, seret lelaki ini dari rumahku. Cepat!” Teriak Edi pada anaknya.
“Keluar kamu dari rumah ini, jangan pernah menampakkan wajahmu...”Ismail menarik tubuh Reno yang sudah lemas dan menghampaskannya keluar dengan kasar.
“Tak ada lagi pintu maaf untukmu...”
Dengan kondisi yang memprihatinkan Reno menatap rumah yang terlihat sederhana dengan tatapan sayunya. Ia menangis dan menyesal atas perbuatan yang selama ini dilakukannya pada Aini.
“Maafkan aku Aini, kamu harus pergi dari dunia ini karena kebodohaanku... Diana anakku, ayah menyayangimu. Maafkan ayah karena tidak bisa berada di sampingmu. Tapi percayalah, Nak. ayahmu ini akan selalu memperhatikanmu dari jauh.”
Reno, melangkahkan kakinya dari rumah itu dan berjalan dengan lunglai. Pikirannya masih berada pada saat ia meninggalkan putri tercinta.
Flash Back Off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
hay kak aku mampir, salam dari
MDSK - menikah dengan sepupu kekasihku
2021-02-03
1
Mar'atun Hasanah
usahakan sebut nama rumah sakit dan tempat wisata yg ada di kota dan kab Bima ya tor biar keren ceritax
2021-02-02
1
BELVA
2 x jempol
2021-01-15
1