Pil Pemulihan Nerta masih cukup untuk perjalanan jauh. Lengkap dengan pil Energi. Sialnya, Nerta tak memiliki pil Pernapasan, tetapi syukurnya Nerta cukup mumpuni dalam ilmu Cahaya. Khususnya bernapas dalam air.
Bersama cerahnya hari, udara yang hangat, Nerta berteleportasi menuju pintu antara alam.
Sesampainya di hamparan pasir nuansa jingga, eksistensi hiruk pikuk beberapa pelancong hingga petualang cukup kentara di sini. Bepergian menuju alam lain demi impian atau hanya keinginan semata. Wajah mereka berseri-seri, padahal aura perang dunia masih terasa.
Ralat, para pribadi yang datang dari alam lain benar-benar melalui peroses pemeriksaan yang ketat dan hanya pintu antar alam ini yang beroperasi untuk di bangsa Barat ini.
Pintu antar alam adalah tempat hilir mudiknya para pribadi yang hendak bepergian menuju alam lain. Pintu tersebut setinggi pohon kelapa dengan lebar lima meter. Terbuat dari emas serta berlian, atau tergantung siapa yang memandangnya: Kadang pintu tersebut seperti cokelat manis bertabur kacang Almond, kadang juga seperti cincin pernikahan.
Pintu teleportasi tersebar di beberapa tempat, jadi bukan hanya di sini. Pintu yang menembus segala alam kecuali alam kemalaikatan. Pintu yang dibentuk khusus oleh Peri Khusus.
Beberapa pos militer terpancang di sini. Para militer divisi Sayap Hijau berkewajiban menjaga perdamaian dan mengatur datang masuknya para pelancong.
Faktanya, bagi mereka yang sudah mencapai ilmu Hikmah, sanggup membuat pintu teleportasi antar alam tanpa repot-repot mengantre seperti ini. Bahkan mampu berteleportasi tanpa basa-basi pintu.
Nerta berbaris dan mendaftarkan diri pada kerani yang berdiri di salah satu pos dari emas dan berlian. Sesudahnya dia menunggu dengan tiga petualang nyentrik yang memiliki tujuan sama; alam Maan.
Petualang itu rupanya jin dari klan Mared, mereka berwujud serupa seperti manusia, tapi kulitnya tak berpori-pori, juga agak kebiruan, kuping mereka agak pipih dan senangnya mereka ramah pada Nerta.
Dua jam sebelum keberangkatan, mereka membicarakan tentang petualangan hebat mereka. Cerita paling menarik adalah kala tiga petualang itu singgah di alam Peri.
Mereka menyaksikan secara terbuka seorang pria berkumis tebal siap dieksekusi mati di hadapan publik. Masyarakat saat itu berwajah penasaran dan was-was. Seorang algojo yang hendak memenggal kepala peri laki-laki itu sempat meledeknya, “Katakan pada Dewa Kematian-mu kalau aku sanggup mengambil tugasnya secara paksa.”
Tapi sang pria berkumis malah nyeletuk, “Pesanmu sudah tersampaikan, sekarang Dewa Kematian itu tengah bersiap untuk menyambut kematiannya sendiri.”
Satu cara yang Nerta pahami dalam menanggapi cerita serius, adalah mengangguk dalam raut muka serius pula. Dan sikap itu kini berhasil, dan memang selalu berhasil mencerminkan citra bersimpatik dan menghormati. Entah mengapa Nerta interesan pada sepenggal cerita suram tersebut dan menyayangkan tak ikut melihatnya, tapi patut disyukuri, karenanya, waktu keberangkatan pun tiba.
Mereka berteleportasi bersama-sama menuju alam Maan.
* * *
Hari telah senja nan dingin.
'Bing'.
Sistem misi: [Tuan, Anda telah tiba di alam Maan. Ras Maan, adalah makhluk atau jin yang tercipta dari air. 99% Planet ini didominasi oleh elemen air, serta memiliki tingkat gravitasi cukup tinggi. Sehingga demi mampu terbang ke langit dianjurkan memiliki tenaga ekstra.]
Di planet ini tak terpancang pegunungan. Kebanyakan jin ras Maan hidup di dalam air atau lautan.
Mereka berwujud seperti manusia, punya dua tangan serta dua kaki. Memiliki warna kulit agak pingai nan licin, rambut mereka gimbal, dan mereka memiliki buntut yang besar seperti buntut ikan hiu atau lumba-lumba.
Ras Maan adalah makhluk yang ramah dan pemaaf, mereka mudah berbaur dalam lingkungan masyarakat. Satu-satunya jin yang bisa menerima perbedaan. Kehidupan mereka damai, bersahaja dan membosankan.
Belum pernah terjadi perang saudara, kecuali perang antara ras lain. Persatuan mereka sangat kokoh. Lebih-lebih dalam sejarah mereka, kaisar pertama ras Maan pernah meminum air mata keabadian.Masalah teknologi di sini mulai diperhatikan sebagaimana selayaknya ras Peri.
'Bing'.
Sistem misi: [Tuan ... selamat datang di kota Alintis, bangsa Timur, di mana penduduk di sini sangat santun, namun berbahaya bila diganggu. Seluruh bangunan terbuat dari bebatuan zamrud atau berlian, sebagaimana ras Peri. Bangunannya pun melayang di atas pasir putih setinggi 7 meteran. Struktur serta gaya bangunannya cukup monumental dan komfortabel.]
Nerta membalut tubuhnya dengan jubah nuansa hitam, guna tak dijadikan objek kebencian ras Maan. Lantaran, di sinilah medan perang dunia ke 18 berlaga. Ras Maan serta ras Peri adalah lawan.
Dua sayap putihnya membalut tubuhnya, menutup pula dua tangannya, kecuali kepala yang dibiarkan terekspos dengan lega. Dengan demikian presensinya di sini tak dikenali sebagai penyusup atau sejenisnya yang membangkitkan konfrontasi.
'DHUAAAAARS'.
Ledakan dari tempat nan jauh itu menjadi sambutan termanis di alam ini.
Ini adalah kedua kalinya Nerta singgah ke alam Maan. Dan impresi kedua yang didapat adalah, bingung. Bingung mengapa medan perang sangat dekat dengan bangsa Timur ini, seakan memang memerangi warga di sini. Singkat kata; sepertinya terdapat pelanggar ketentuan perang, atau entahlah.
Kendatipun ini di dalam air. Makhluk darat seperti Nerta yang mampu bernapas di dunia ini, pun hidup selayaknya di daratan. Tekanan air bagaikan udara. Lalu ikan-ikan yang khas dan tak ada di alam Manusia atau di alam jin tengah berenang laksana burung-burung khias yang terbang bebas. Di antara permukaan air, gelembung-gelembung dalam bias warna-warni selayaknya awan terparkir rapuh di sana.
Kota yang begitu meriah dan penuh kilau batu kristal. Aromanya wangi dan spesial hanya ada di alam ini. Iris hitam Nerta menangkap segala siklus kehidupan di sini. Kalau ras Peri terbang dengan sayap, ras Maan terbang dengan ekor ikannya. Warna-warna di dunia ini didominasi nuansa jingga dan pingai.
Kendati begitu, di antara mereka tak semuanya memiliki buntut, beberapa klan justru terlihat sebagaimana wujud manusia normal, tentunya dengan kulit agak pingai tak berpori-pori.
'DHUAAR'.
'DUUAAAR'.
Ledakan perang masih membuat Nerta rumpang mengamati terlebih dulu keadaan sekitar.
'Bing'.
Sistem misi: [Tuan, mohon maaf atas ketidaknyamanannya ... sudah 100 tahun pihak kita memang tengah bertempur di bangsa Timur ini ... dan memang terjadi pelanggaran perang ....]
Kaki Nerta pun mulai melangkah pasti ke depan, nyaris ragu untuk melangkah. Namun, rangsangan segenap panca indranya diupayakan waspada. Nerta berjalan sambil menganalisis tempat perkara barunya ini dan diharapkan tidak ada hal sinting yang menghalangi penugasannya.
'Bing'.
Sistem misi: [Tuan, koordinat target telah terkunci ... dimohon bergegas sebelum nasib sial menertawakan tuan.]
Maka Nerta berlari menuju sebuah pintu teleportasi umum yang berbentuk gelang di tengah pasir putih. Mengatur destinasinya, lantas menuju perumahan atau koordinat yang diincar.
'DHUUUAAAR'.
'DHUUAAAR'.
Nerta disambut ledakan api yang memekakan telinga, air bergejolak dan gelembung-gelembung mini terbebar lalu pecah. Di perumahan ini tak satu pun warga terekspos. Mereka bersembunyi di dalam kediaman hangatnya, atau mungkin telah dievakuasi pada tempat yang digadang-gadang aman. Selebihnya, pasukan militer melaksanakan kewajibannya.
'Boom'.
“Halangi! Halangi!”
'Duuaar'.
Suasana tegang dan emosional mulai meliputi keadaan. Dan Nerta berlari tergesa-gesa bagaikan bocah cilik yang dikejar seekor anjing nakal.
Di udara, para tentara ras Maan berjibaku dengan pasukan lawan. Enggan untuk pulang, karena mereka ingin menang.
Di sebuah hunian bernuansa merah berkilau dari batu Ruby, Nerta telah berdiri di halaman rumah berbentuk agak silinder dan bergalur-galur. Tanpa buang-buang tenaga lagi, dirinya menempelkan wajahnya pada pintu berlian yang berbentuk bundar tersebut. Sebab inilah koordinasi sang target.
______________________________________________________________________
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
✅Demi mendukung /menghargai kinerja Author, cukup dengan hanya memberikan Like/Vote poin/koin.
(Bila ada kritik/kesan enggak perlu sungkan untuk menuliskannya dalam kolom komentar. Terima kasih.)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 185 Episodes
Comments
A.Sona.
lanjut maraton lagi.
2021-02-18
0