18 - Weekend

"Semalam kemana sih Nit?" Tanya Mami yang membuat gue kaget. Untung pisaunya yang gue pakai buat ngiris bawang gak ngiris jari gue sendiri.

"Duhh.. Maaf yah, hampir ajah." Pekik Mami saat menyadari pisaunya hampir mengiris jari gue sendiri. "Mami kepo banget, soalnya." Jelas Mami.

"Gak papa kok Mi." Balas gue.

"Jadi semalam kemana?" Tanya Mami penasaran.

"Jalan-jalan ajah Mi." Jawab gue.

"Jalan-jalan kemana?" Mami makin penasaran.

"Hehehe.." Gue gak menjawab, gue malah nyegir doang.

"Aduh kamu mah." Gerutu Mami. "Kalian udah..." Mami mengecilkan volume suaranya, "ciuman?"

"Hah?" Mata gue terbelak, gue kaget setengah mati. "Ci.. ci.. ciuman?" Ulang gue dengan terbata.

"Iya." Angguk Mami antusias.

"Enggak kok Mi. Kami gak ngapa-ngapain."

"Yaahhh.." Mami malah lesuh. "Terus kalian ngapain ajah?" Mami udah gak seantusias sebelumnya.

"Enggak ngapa-ngapain. Cuman cerita-cerita doang." Jawab gue jujur.

"Aishh.. Ares mah gerakannya lama." Lagi-lagi Mami menggerutu. Sedangkan gue gak tahu penyebabnya apa. Tuh kan, gue jadi bingung.

...***...

Hari ini Arka kelihatan ngambek sama gue. Bukannya menyeramkan, justru sangat menggemaskan. Bibirnya sengaja dimajukan, tangannya sengaja dilipat didepan dada. Aduhh.. lucunya anak ini.

"Kenapa sih?" Tanya gue sambil mencubit pelan pipinya.

"Kemarin Bunda tinggalin aku." Jawabnya. Oalah. Tentang yang kemarin. Hehehe.. kan dimana-mana gak ada orang kencan bawa anak.

"Jadi Arka ngambek nih ceritanya?" Tanya gue sambil mengulum senyum.

"Ho'oh." Aduhh nih bocah yah, gemesin banget sih.

"Kan Arka kemarin pergi sama Oma Opa."

"Tapikan...."

"Nanti lain kali, Bunda sama Papa ajak Arka kok."

"Bener yah?" Matanya berbinar-binar.

"Iya sayang." Angguk gue yang seketika membuat Arka seneng. Tangan yang tadinya ia lipat didepan dada kini bertepuk tangan saking senangnya. Lucu banget sihh bocah satu ini.

...***...

Baru kali ini gue merasa sedih saat hari Sabtu datang. Biasanya gue bakalan seneng banget bisa pulang, ketemu adik gue, akan tetapi berbeda dengan hari ini. Efek udah punya pacar kali yah? Wkwkwk..

"Jalan yuk." Kak Ares a.k.a pacar gue (ehem) tiba-tiba muncul disamping gue.

"Kemana?" Tanya gue.

"Terserah kamu deh."

"Bawa Arka tapi yah." Ucap gue.

"Enggak ah." Tolak Jinhyuk.

"Yaudah gak jadi." Jawab gue. Aslinya gue pengen ketawa. Kak Ares mukanya kayak gak terima gituh.

"Loh?"

"Pokoknya maunya sama Arka juga." Ucap gue keukeh.

"Yaudah deh bareng Arka lagi." Ucapnya mengalah.

"Nah gituh dong. Sama anak harus ngalah." Ucap gue.

"Iya, Bunda.." Ucapnya Kak Ares sambil ngedipin sebelah matanya, sambil senyum juga.

Aduhh.. gue lemah banget kalo udah senyumin model kayak gini.

"Eh pipinya merah." Tuhkan. Udah yakin gue kalo pipi gue bakalan memerah kalo lagi lemah gini. Didepan gue cowok ganteng sih.

"Udah ah. Yuk siap-siap." Kata gue. Kak Ares malah ketawa ajah. "Kamu lucu banget sih." Ucapnya sembari mencubit gemas pipi gue.

...***...

Gue, Kak Ares, dan Arka udah siap. Katanya sih kita mau ke taman bermain gituh. Wihh.. gue seneng banget tau gak. Pokoknya gue mau naik semua permainan yang ada disana!

Arka udah duduk di kursinya di belakang, sedangkan gue udah duduk disamping kemudi, eh tapi orang yang seharusnya ada dibalik kemudi belum dateng.

"Papa kok lama sih?" Tanya Arka.

"Iya nih." Angguk gue.

"Eh itu Papa." Tunjuk Arka kearah Papanya yang sedang berlari kecil dengan ransel yang ada dipunggungnya.

"Maaf yah Papa lama." Ucap Kak Ares kepada kami. Aduh, kalo udah kayak gini gue seperti merasa kami adalah keluarga. Padahal gue sama Kak Ares kan belum nikah, pacaran juga baru.

"Ngapain?" Tanya gue.

"Ngambil bajunya Arka, takutnya dia keringatan, atau bajunya basah kalo udah naik wahana yang ada airnya." Jelas Kak Ares. Daddyable banget sih pacar aku.

Kami pun segera menuju ke taman bermain. Waktu yang ditempuh gak begitu lama. Sesampainya disana gue jadi exciting banget. Jarang-jarang nih gue ke sini. Akan tetapi gue jadi teringat adik gue. Masa gue seneng-seneng disini, dia malah harus dirumah, gak adil banget.

"Telepon adek kamu ajah kesini. Entar aku bayarin tiketnya." Ucap Kak Ares seakan tahu isi kepala gue.

"Gak ah, gak enak sama kamu." Tolak gue halus.

"Nita, aku gak papa kok. Malah bagus loh kalo dia datang. Aku juga mau kenalin diri aku sebagai pacar kamu sama dia."

"Tapi kan-"

"Kamu yang telepon atau aku yang telepon?"

"Yaudah aku ajah."

"Hehe gituh dong."

Akhirnya gue pun menelepon Nisa. Dia sebelas duabelas ajah sama gue, sama-sama exciting.

Sambil nunggu Nisa, kami bertiga memutuskan untuk naik komidi putar. Arka naik sama Kak Ares, soalnya dia masih kecil. Dia kelihataan seneng banget.

"Lagi Pa." Ujar Ares setelah wahana itu berhenti.

"Tapi Papa pusing." Jawab Kak Ares yang malah buat gue ketawa.

"Puas ketawanya?" Tanya Kak Ares yang malah membuat gue jadi semakin ngakak.

"Udah, kamu gak usah main lagi, biar aku sama Arka ajah." Saran gue, padahal sebenarnya gue juga masih pengen naik komidi putar.

"Yaudah. Aku tunggu adek kamu ajah deh." Putus Kak Ares.

Jadi, Kak Jinhyuk nunggu Nisa, sedangkan gue sama Arka main lagi. "Arka seneng?" Tanya gue.

"Iya seneng banget." Ucapnya penuh antusias. "Sama Mama gak pelnah gini." Lanjutnya lagi yang entah mengapa membuat gue jadi sedih. Arka cuman anak kecil, dan ia kurang kasih sayang dari ibu kandungnya. Hati gue semacam tergerak buat berkomitmen bahwa gue pasti bisa bahagiain Arka, bisa jadi sosok mama yang baik buat dia, gue gak mau dia jadi sedih. Gue mendekap Arka erat. Gue sayang banget sama anak ini.

...***...

Gue sama Arka udah selesai main komidi putar, sekarang kami mau nyusul Kak Ares yang katanya udah sama Nisa.

"Loh?" Kaget gue karena Nisa gak datang sendiri ternyata.

"Tadi aku niatnya mau nugas, eh malah diajak kesini." Ucap Nisa dengan cengiran khasnya.

"Hallo Kak." Sapa orang yang datang sama Nisa.

"Mikhael. Udah lama gak ketemu yah." Balas gue. Jadi, Mikhael itu teman baiknya adik gue sejak SMP. Saat ini mereka sama-sama kuliah kedokteran.

"Kak kok bisa kenal sama Kak Ares?" Tanya Mikhael.

"Emang kamu kenal sama Kak Ares juga?" Tanya gue balik.

"Dia sepupunya Wira." Jelas Kak Ares.

Wow! Dunia sesempit ini ternyata. Sahabat adikku ternyata sepupu mantan gebetanku. Wah! Bisa jadi judul sinetron tuh.

"Adek juga baru tahu loh." Tambah Nisa.

"Yaudah yuk, mending kita main-main ajah."

...***...

Akhirnya kami berlima pun melanjutkan aktivitas kami. Hampir semua wahana yang bisa dinaiki sama anak kecil kami cobain.

"Eh main ini yuk." Tunjuk adik gue pada sebuah wahana bermain yang cukup ekstrim. Hysteria namanya.

"Enggak ah." Tolak Kak Ares dan Mikhael bersamaan.

"Yaudah, aku sama Kakak ajah. Yuk" Gue pun mengangguk. Otomatis hak itu membuat mata Kak Ares dan Mikhael terbelak. "Berani kamu?" Tanya Kak Ares gak yakin.

"Ya berani lah." Seru gue.

Gue sama adik gue pun menaiki wahana tersebut. Tiga lelaki yang bersama kita hanya menonton doang. Gak berani soalnya. Kalau Arka kan wajar, masih kecil, sedangkan mereka berdua, alah culun! Hehehe.

Pokoknya gue sama adik gue mencoba beberapa wahana ekstrim. Sedangkan 2 pria dewasa itu, mereka sama sekali gak mau mencoba. Takut katanya. Yaudah deh, daripada mereka jantungan terus mati kan gak lucu, jadi gak gue paksa.

...***...

"Yang.. kamu berani banget." Bisik Kak Ares.

"Yang.. kamu penakut banget." Balas gue yang diakhiri dengan tawa.

"Kamu mah gituh." Ini gue lagi berhadapan sama bocah ABG atau sama duda anak satu sih? Tingkahnya gak beda jauh sama bocah. Eits.. tapi dia itu lagi gendongin Arka yang karena udah kecapean jadi gak mau jalan.

Karena udah sore, kami memutuskan untuk pulang. Awalnya Mikhael mau diantar sama Kak Ares, tapi dia menolak. Dia lebih memilih buat pulang sendiri. Jadi, Kak Ares hanya nganterin gue sama Nisa doang.

Sesampainya di depan rumah gue, ketika gue hendak turun, Arka merengek. "Aku sama Bunda ajah yah.." Pintanya.

"Kenapa emangnya?" Tanya gue.

"Mau bobo sama Bunda malam ini." Jawabnya.

"Tapi kan Bunda harus pulang."

"Arka nginap ajah Kak bareng kita." Seru Nisa. Gue langsung menatap Kak Ares guna meminta ijinnya. Kak Ares lantas menatap gue dan Arka bergantian. "Yaudah." Putusnya.

"Yes.." Pekik Arka kegirangan.

Untungnya baju yang dibawa Kak Ares masih ada yang belum dipakai Arka. Jadi gak perlu mikirin bajunya deh.

Ting!

Handphone gue berdenting. Ternyata itu chat whatsapp dari Kak Ares.

-Kak Ares

Aku juga pengen nginap deh.

-Kak Ares

Pengen bobok disamping kamu juga deh.

Aduh-,- pikiran gue jadi kemana-mana tuh kan.

-Kam Ares

Tapi entar ajah. Tunggu kita udah nikah yah.

Wadaaawww.. si doi kode terus..

...-***-...

Terpopuler

Comments

Sarini Sadjam

Sarini Sadjam

udah cpt halal lin biar enak pacaran nya

2022-10-19

0

Meili Mekel

Meili Mekel

lanjut

2022-10-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!