Ini adalah Sabtu pertama gue di rumah Kak Ares, itu artinya gue bisa pulang. Seneng banget sih, tapi sedih juga harus pisah dulu sama Arka.
"Bunda disini ajah sama Alka jangan pulang." Rengek Arka
"Gak bisa sayang, Bunda harus pulang dulu." Jelas gue.
"Gak mauu.. nanti Alka main sama siapa?" Arka masih saja merengek.
"Kan ada Papa, Arka main sama Papa ajah yah.." Ucap gue sambil menunjuk Kak Ares.
"Sini yuk sama Papa, kita main." Bujuk Kak Ares.
"Maunya sama Bunda." Kata Arka yang diakhiri dengan tangisan. Kalo udah kayak gini, hati gue jadi luluh. Gak tega melihat Arka menangis.
"Yaudah sini sama Bunda dulu." Kata gue sambil menggendong Arka.
"Maaf yah udah ngerepotin kamu lagi." Ucap Kak Ares sambil menunduk, dia enggak enak sama gue mungkin.
"Gak papa kok Kak. Saya gak merasa direpotin kok, heheh." Ucap gue tulus.
Sementara gue sedang menenangkan Arka, ada temannya Kak Ares yang datang. Kalau gak salah, itu adalah teman Kak Ares yang pernah gue lihat saat gue dan Arka sedang berjalan-jalan di mall tempo hari.
"Aduh.. ponakannya Uncle Wira kenapa nangis?" Tanyanya ketika melihat Arka yang masih nangis di pelukan gue.
"Dia gak mau pisah sama Bundanya." Jawab Kak Ares. Sontak saja itu membuat Kak Wira kaget. "Buset! Lo belum juga resmi cerai, eh udah cariin mama baru buat Arka." Seru temannya itu. Entah mengapa jantung gue kok berdebar sih?
"Bukan. Dia itu Anita, dia yang ngerawat Arka selama ini. Gue udah ceritain ke lo juga waktu itu." Jelas Kak Ares. Detik itu juga gue merasa sakit hati. Aduh! Semua ini gak beralasan! Kenapa gue harus berdebar saat Kak Wira menyebut gue sebagai mama baru buat Arka? Dan kenapa juga gue harus sakit hati saat Kak Ares membantah itu?
"Oh yang itu." Angguknya. "Hai Anita, kenalin aku Wira." Ucapnya sambil mengulurkan tangan ke gue. Gue membalas jabatan tangan tersebut, "Hai Kak Wira, saya Anita, panggil saja Nita." Ucap gue sopan
Enggak Kak Ares, enggak Kak Wira, dua-duanya sama-sama tampan. Seneng banget gue woi! Dikelilingi cowo tampan coy! Hehehe..
"Kamu mau pulang kan? Biar Arka sama aku ajah yah." Tanya Kak Wira sembari mengambil Arka dari pelukan gue.
Sayangnya Arka sama sekali gak mau. "Mau sama Bunda, gak mau sama Uncle." Marah Arka.
"Sama Uncle ajah yah. Uncle punya hadiah buat Arka." Rayu Kak Wira. Awalnya gue pikir rayuan doang, ternyata Kak Wira memang punya hadiah buat Arka.
"Enggak mau!" Tolak Arka yang emang gak mau liat hadiahnya. Dia lebih memilih buat menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher gue.
"Arka liat ini dulu." Kak Wira akhirnya memakai hadiah tersebut sambil merayu Arka.
Gile gile! Arka yang dirayu tapi gue yang kerayu. Kak Wira imut banget sumpah! Dia menggunakan bando berbentuk kelinci yang lagi trend sekarang ini. Itu loh, yang telinganya bisa naik turun. Kalau gue gak salah, namanya bunny head.
Rayuannya emang berhasil. Arka jadi seneng dan mau turun dari gendongan gue. Mumpung dia udah happy, gue pamit pulang sama Kak Ares, Mami dan jug Papi.
...***...
Akhirnya gue bisa pulang juga. Adik gue seneng banget ngeliat kakaknya pulang. "Adek tuh rindu banget sama Kakak tau gak?" Ucapnya sambil terus memeluk gue.
"Pengep.. jauhan dikit dong dok." Canda gue.
"Gak mau! Maunya gini ajah."
"Duh lucu banget sih Adek aku." Gemes gue.
Hari ini gue habisin waktu gue bareng sama Nisa. Kita maskeran bareng, masak bareng, sampe tidur pun sambil pelukan.
"Kasian ya Arka masih kecil tapi jadi korban keegoisan Mamanya." Ucap Nisa tiba-tiba.
"Iya Nis, Kakak juga kasian sama dia." Tambah gue.
"Kakak harus merawat Arka dengan baik yah." Imbuh adik gue.
"Pasti dong." Seru gue. "Arka itu udah kayak anak Kakak sendiri deh. Apa-apa Kakak yang urusin." Lanjut gue.
"Baek-baek ajah Kak, siapa tahu Papanya Arka juga Kakak yang urusin."
"Ih kamu apaan sih?! Pake bawa-bawa Papanya Arka segala." Kesel gue.
"Ye.. jangan marah dong Kakakku yang syantikkkk.."
"Apaan sih?"
"Tapi beneren deh Kak." Nisa tiba-tiba jadi serius. Dia menghadapkan tubuhnya kearah gue. "Kakak kan gak selamanya jadi bunda buat Arka. I mean, one day, Kak Ares will find another woman who can replace your place." Ucapnya. "Atauuu..."
"Atau apa?"
"You are that woman. The woman who will be Arka's Bunda. A wife from Kak Ares?"
"Idih apaan sih kamu!!!" Kesel gue sambil mencubit pipinya.
Ini bocah kebanyakan ngemil micin kali yah? Ngomong ngelantur banget! Apaan sih? Kok gue jadi kepikiran. Waktu itu Mami yang ngomong, eh sekarang adik kandung gue. Aneh banget. Udah ah gak usah dipikirin. Mending tidur!
...***...
Hari ini gue dan Nisa berencana buat pergi ke sebuah mall. Kita mau menghabiskan waktu weekend disana. Anggaplah ini siblings day out. Kita berdua kan sama-sama butuh refreshing.
"Mallnya rame banget." Keluh Nisa ketika kami memasuki bioskop yang ada di mall ini.
"Namanya juga weekend, Dek." Ucap gue yang dibalas dengan cengiran lebar darinya.
"Loh kamu Bundanya Arka kan?" Tanya seseorang. Secara otomatis gue pun berbalik kehadapannya. "Kak Wira." Kaget gue.
"Halo." Sapanya. Buset dah! Kak Wira makan apaan sih? Ganteng banget gila!
"Mau nonton yah? Barengan yuk." Ajaknya.
"Saya sama adek saya, Kak, hehehe." Ucap gue.
"Yaudah nonton bertiga ajah yah."
Dan entah bagaimana, gue, adik, dan Kak Wira nonton bareng. Setelah nonton, Kak Wira ngajak kami buat makan. Pas gue mau bayar, dia malah ngelarang gue. Dia yang bayarin malah.
"Duh jadi gak enak deh Kak." Ucap gue.
"Gak papa kok." Balasnya. Senyum lagi dia! Bisa diabetes nih gue woy!
Kak Wooseok bahkan nganterin gue dan Nisa pulang. "Makasih yah Kak." Ucap gue. Adik gue udah masuk duluan tadi.
"Nita" Panggilnya.
"Ya Kak?" Sahut gue.
"Gak punya pacar kan kamu?" Kok dia tiba-tiba tanya begini sih? "Jawab dong." Pintanya ketika melihat gue diam aja.
"Kenapa emangnya Kak?" Tanya gue balik.
"Aku mau dekatin kamu mulai saat ini. Makanya aku mau mastiin kamu belum punya pacar." To the point banget!
"Ehm.. gak punya Kak." Jawab gue. Aslinya gue bingung harus bereaksi seperti apa. Baru kali ini ada cowo yang bilang dulu mau dekatin gue.
"Bagus deh. Jadi gak masalah kan kalo aku dekatin kamu mulai sekarang?" Pertanyaan macam apa ini? Gue bingung mau jawab apa.
Kak Wira yang mungkin ngerti kebingungan gue langsung berujar, "Gak usah dijawab dulu kalo gitu. Liat buktinya ajah yah? Hehee.."
Gue cuman terdiam. "Besok udah mulai jagain Arka lagi kan?" Tanya Kak Wira yang gue jawab dengan anggukan. "Aku jemput kamu besok yah. Masuk gih. Tidur yang nyenyak yah."
Hati gue mencelos begitu ajah. Temannya Kak Ares mau dekatin gue. Orangnya emang ganteng banget. Kelakuannya yang selama ini gue liat, beh baik banget sumpah. Terus gue harus apa sekarang? Bingung sendiri kan gue!
Ah bodo amat! Gak usah terlalu dipikirin, entar gue jadi kepikiran.
...***...
Baru ajah gue keluar rumah, sebuah Ferrari merah telah terparkir. "Hai." Sapa Kak Wira dari jendela mobilnya.
"Kakak." Kaget gue.
"Yuk masuk, aku anterin."
Baru saja gue mau melangkah masuk, sebuah suara terdengar, "Bundaaaaaa...." Itu suara Arka. Jadi Arka dan Papanya ternyata berniat buat jemput gue juga. Kak Ares dan Arka yang berada di gendongannya menghampiri gue dan Kak Wira. "Kok Uncle bisa ada dirumah Bunda sih?" Celetuk Arka dengan polosnya.
"Kan Uncle mau nganter Bunda ke rumah kamu." Jawab Kak Wira.
"Sejak kapan kalian dekat?" Tanya Kak Ares. Mungkin ini cuman perasaan gue doang, gue merasa Kak Ares gak suka dengan keberadaan Kak Wira.
"Sejak semalam." Jawab Kak Wira. "Gue ijin dekatin Bundanya Arka yah." Kata Kak Wira. Hal itu menimbulkan kecanggungan diantara kita.
...-***-...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Meili Mekel
udah ada bibit cemburu
2022-10-11
0
An-nur
arka itu laki apa perempuan sih kok dikasih hadiah bunny head
2020-12-23
0