"Kak? I think Kak Ares has a feeling to you." Ucap adek gue. Kami emang udah pulang. Baik gue maupun Kak Wira sama sekali gak menyinggung soal pertanyaan-pertanyaan Kak Hardi dalam perjalanan pulang. Ada kecanggungan diantara kami setelah itu.
"What you talking about?" Tanya gue.
"His eyes when he was looked at you. I think he has a feeling to you. Maybe love, or.. just in awe of you?"
"Kagum bagaimana?"
"Karena cara Kakak ngurus Arka yang keibuan banget." Jawab Nisa.
Ah benar. Gak mungkin Kak Ares bisa tiba-tiba jatuh cinta sama gue. Enggak mungkin dan gak pernah mungkin! Dia cuman kagum sama gue! Yah itu benar.
"Tapi Kak. Kakak sama Kak Ares emang terlihat sepeti pasangan suami istri loh. Kak Hardi ajah sampai salah duga tadi." Ujar Nisa sembari mengingat kembali kejadian tadi. "Tapi emang sih, Kakak sama Kak Ares emang cocok loh." Bodo amat! Gue mau tidur! Gak mau gue dengerin ocehannya dia, yang ada gue malah tambah baper entar.
...***...
Hari ini gue udah kembali bekerja. Hari ini juga Arka udah mulai sekolah. Sejak tadi gue antusias banget ngurusin segala keperluannya. Sampai bekalnya pun gue bikin seimut mungkin. Ih.. gemes deh. Berkat video youtube gue akhirknya bisa membuat bento yang unyu-unyu gituh. Tentu saja Arka pasti suka.
"Nanti sama saya yah nganterin Arka." Kata Kak Ares saat gue lagi mengagumi hasil karya gue sendiri.
"Maksudnya kita berdua yang nganterin Arka gituh?" Tanya gue guna memastikan. Kak Ares hanya menggaruk belakang kepalanya dan mengangguk. Sial! Gimana nasib jantung gue beberapa waktu kedepan yah? Mana Kak Ares juga ganteng banget.
...***...
"Kamu ngapain mau duduk dibelakang?" Tanya Kak Ares saat gue hendak membuka pintu mobil bagian belakang.
"Ya terus saya duduk dimana Kak?" Gue balik bertanya.
"Didepanlah. Emangnya aku supir kamu?" Sarkas Kak Ares. Eits.. sebentar sebentar. Kak Jinhyuk pakai -aku-kamu-? Gue gak salah denger kan ini?
"Arka ajah yang duduk di belakang. Kamunya jangan." Ralat Kak Ares.
Dan akhirnya gue pun duduk disebelah Kak Ares, sedangkan Arka duduk dibelakang sendirian, di bangku khusus yang emang disiapin Papanya buat dia.
Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Arka gak henti-hentinya berceloteh. Gue sama Papanya kadang ikut nimbrung juga, tapi kadang juga ketawa sama kepolosannya dia.
Tanpa terasa kami udah sampai di sekolahnya Arka. Dia semangat banget. Dia nyuruh gue sama Papanya buat pulang ajah. Gak usah ikutin dia ke kelas. Weitss... pemberani banget nih anak.
"Ares udah gede yah.." Ucap gue.
"Aku kan emang udah gede." Balas Kak Ares sambil ketawa.
"Eh maksud aku Arka, bukan Kakak. Aku salah ngomong tadi." Ralat gue. Kak Ares masih ajah ketawa.
"Udah dong Kak aku kan salah ngomong tadi." Gerutu gue sembari menahan malu.
"Kamu ngegemesin banget yah ternyata." Ucap Kak Ares.
"Apaan sih." Acuh gue. Gue gak mau baper plis!
"Arka kan emang udah gede." Kak Ares mulai mengalihkan topik pembicaraan. Ia menanggapi apa yang sebelumnya gue omongin tadi.
"Cepet banget gedenya, Kak." Tambah gue. "Perasaan dulu waktu pertama ketemu belum genap 3 tahun, eh sekarang udah 4 tahun setengah. Udah mau 5 tahun malah." ucap gue sembari mengenang pertemuan-pertemuan gue dengan Arka.
"Emang gak mau Arka cepet gede?"
Seketika gue menggeleng. "Enggak gituh sih kak. Aku cuman gak mau kehilangan moment-moment perkembangannya dia ajah. Mau menikmati proses tumbuh kembangnya. Pokoknya semuanya deh." Ucap gue dengan jujur.
"Kalo mau kamu gituh, ada syaratnya." Gue refleks menatap Kak Ares.
"Apa Kak?" Tanya gue penasaran.
"Jadi istri aku."
Deg. Deg. Deg.
Mata gue langsung melotot. Kaget banget. Jantung gue masih ada ditempatnya kan? Gak kemana-mana kan? Soalnya jantung gue berdetak cepat banget saat ini.
Kak Ares lalu menepikan mobilnya. Diraihnya tangan gue. "Wira berniat buat dekatin kamu kan?" Gue mengangguk.
"Kalo aku..." Nafas gue masih tercekat saat Kak Ares menggantungkan ucapannya.
"Kalo aku, berniat buat jadiin kamu Bundanya Arka, istri aku, boleh?" Gue gak mimpi kan?
"Anita?" Panggil Kak Ares. Namun gue masih bergeming.
"Aku udah sembuhin luka aku kok. And as what you told before, i want to be happy. But i want you to be my happiness." Hati gue sepenuhnya meleleh.
Tapi seketika ada sesuatu yang menyadarkan gue, yaitu omongan adik gue sendiri tempo hari. Maybe he just in awe of me not because he love me. Dia kagum karena gue bisa ngurusin dan ngerawat Arka dengan baik.
"Kak? Sepertinya kakak salah mengartikan perasaan Kakak. Kakak mungkin hanya kagum sama aku karena aku pintar ngurusin Arka." Terka gue. Gue mencoba menepis semua rasa seneng gue. Gue cuman gak mau Kak Ares salah menyimpulkan perasaanya. Gue gak siap buat terluka. Lagian kata Mami waktu itu, seorang Antares Bagaskara sulit untuk 'tersentuh'.
"Enggak. Aku tahu perasaanku seperti apa. Dan bisa aku pastikan, aku udah jatuh hati sama kamu." Jelas Kak Jinhyuk dengan penuh keyakinan.
Disatu sisi hati gue seakan bahagia dengan ucapannya, tapi disatu sisi hati gue yang lainnya justru masih, "Ragu?" Tebakan Kak Ares benar. Gue masih ragu.
"Kasih aku kesempatan buat buktiin ke kamu."
"Kak, aku--" Belum sempat gue membalas ucapan kak Ares, omongan gue udah dipotong sama dia.
"Aku cuman minta satu hal sama kamu." Gue menatap Kak Ares.
"Pastiin hati kamu memilih yang tepat diantara aku sama Wira yah."
Hah? Maksudnya gue haru memilih satu diantara mereka? Astaga! "Aku gak bisa." Ujar gue pelan.
Kak Ares tak langsung membalas ucapan gue, dia justru tersenyum sambil menatap gue. "Nita, aku tau kamu juga punya perasaan yang sama buat aku, hanya saja kamu membiarkan diri kamu berada dalam keraguan. Apalagi saat ini ada Wira, sosok yang datang dan menggoyahkan keyakinan kamu. Aku gak menyalahkan Wira, tapi aku mau kamu menyakinkan perasaan kamu sendiri, kepada siapa hati kamu memilih." Ujar Kak Ares panjang lepas. Tatapan matanya seolah mengunci kedua manik mata gue.
Gue menarik nafas berat, "Kak... jangan buat aku dalam posisi yang sulit. Aku gak mau nyakitin salah satu diantara kalian."
Kak Ares menggeleng pelan, "enggak Nita, itu sudah konsekuensinya."
Jujur saja, gue benar-benar bingung saat ini. Kenapa gue harus diperhadapkan dengan situasi seperti ini? Kenapa gue harus memilih diantara mereka? Huh! Hati gue pun masih enggan untuk menyatakan pilihan, lantas apa yang harus gue lakukan?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Fitria Sri widowati
tuh kan,,, tuh kan,,
2022-10-24
0
Fitria Sri widowati
kayaknya beneran suka si Ares, hopefully
2022-10-24
0
Sarini Sadjam
si outhour pasti masih muda nih bahasa nta gaul bgt ..pke bhs inggris en tokoh korea. an tpi lanjut..asyiik ko
2022-10-19
0