09 - Wira's POV

Gue bukan tipe orang yang gampang jatuh hati, makanya diusia gue yang terbilang sudah amat sangat matang untuk berumah tangga, gue malah belum menemukan pendamping hidup. Nyokap gue ajah udah capek buat jodohin gue sama anak teman-temannya. Ada anak dari teman arisannya, anak kolega bisninya bokap, sampe anak Bi Eem,  tetangga gue, si pemilik warung depan kompleks dijodohin sama gue. Tapi semuanya gue tolak.

Orang bilang, gue terlalu trauma buat jatuh cinta lagi. Dan gue tidak menyalahkan hal itu. Memang benar. Gue masih trauma buat jatuh cinta lagi setelah gadis yang benar-benar gue cintai memilih buat pergi meninggalkan gue. Luka yang ditinggalkannya masih berbekas, dan gue gak tahu gimana cara nyembuhinnya. Hingga suatu ketika, disaat yang tak terduga sama sekali, gue merasakan getaran cinta itu lagi. Namun, gue meragukan masih perasaan gue sediri.

Adalah Anita, babysitternya Arka. Awal mula gue ketemu sama dia, kami sama sekali gak berbicara. Dia hanya bicara dengan Ares. Saat itu Ares belum tahu kalau dia adalah pengasuhnya Arka. Selama ini yang Ares tahu, Sarah istrinya yang menjaga Arka, bukan malah menitipkan anaknya pada seorang babysitter.

“Wira, kerjaan kita udah beres semua kan? Gue pulang duluan yah.” Pamit Ares tanpa menunggu respon dari gue. Tangannya menggenggam tangan Nita dan menariknya. Agak kasar memang, tapi gue sama sekali gak peduli.

Hari-hari berikutnya Ares sering bercerita tentang Nita. Dari ceritanya itu, gue bisa tahu kalau Nita adalah gadis yang baik dan perhatian. Ditambah lagi dia punya sosok keibuan yang membuat Arka nyaman berada dekatnya.

"Nikahin ajah.." Usul gue. Saat itu gue belum menyadari perasaan gue sesungguhnya.

Ares hanya tersenyum, "Gak ah. Gue masih belum resmi cerai sama Hyewon." Tolak Ares kala itu. Sama seperti gue, Ares pun belum menyadari perasaannya.

"Yaudah.. gue ajah yah." Awalnya itu candaan gue ajah. Gak ada niatan serius didalamnya.

"Langkahin dulu nih gue." Balas Ares sambil ketawa. Diapun hanya bercanda.

Kami berdua sama bodoh dengan perasaan kami sendiri. Ah, bukan bodoh, lebih tepatnya kami berdua sama-sama belum menyadari perasaan kami.

...***...

Hari ini hari Sabtu, gue sengaja datang ke rumahnya Ares. Rencananya mau main sama Arka. Saat gue datang, Arka lagi nangis.

"Aduh.. ponakannya Uncle Wira kenapa nangis?" Tanya gue.

"Dia gak mau pisah sama Bundanya." Jawab Ares.

Gue cukup terkejut dengan pernyataan Ares. Bunda siapa? Nih orang udah dekat sama cewe baru tapi gak bilang-bilang sama gue. "Buset! Lo belum juga resmi cerai, eh udah cariin mama baru buat Jinwoo." Balas gue.

"Bukan. Dia itu Nita, dia yang ngerawat Arka selama ini. Yang gue udah ceritain ke lo juga waktu itu." Jelas Ares. Gadis itu langsung tersenyum ke gue. Cuma senyum doang tetapi lebih dari cukup untuk membuat hati gue menghangat.

"Oh yang itu." Angguk gue. Mencoba menetralisir adanya gejolak didalam hati gue. "Hai Nita, kenalin aku Wira." Ujar gue. Lagi-lagi dia tersenyum. "Hai Kak Wira, saya Anita, panggil saja Nita." Ucapnya sopan.

Itulah awal mula perkenalan gue dengannya. Sangat simple memang, tapi berbekas. Gue masih bisa mengingat dengan jelas ketika tangannya menyambut uluran tangan gue buat berjabatan saat perkenalan tadi.

...***...

Gue pikir nyokap udah capek buat ngejodohin gue, tapi ternyata gue salah. "Wira, ketemu yah sama dia. Kali ini Mama jamin dia itu cantik, perhatian, baik, aduh... pokoknya perfect!"  Nyokap gue masih ajah promosi.

"Anak siapa lagi kali ini? Jangan aneh-aneh deh Mam." Sungut gue.

"Tenang. Ini anak teman arisan Mama. Pokoknya kamu gak nyesel deh kalo ikut perkataan Mama." Jelas Mama.

Dengan terpaksa, gue pun menuruti permintaan nyokap buat ketemu sama anak teman arisannya itu. Kami janjian ketemuan di mall, lebih tepatnya disebuah cafe yang ada di mall ini.

"Huff.." Sungut gue. Hari ini adalah weekend jadi ramai banget. Tadi gue juga sempet kena macet. Harusnya gue tidur ajah dirumah ini-,-.

Cukup lama gue menunggu, tapi tak ada tanda kedatangannya. Gue udah mulai bete. Gue mengedarkan pandangan ke seluruh bagian yang bisa gue jangkau. Sampai gue menemukan sosok gadis yang baru kemarin gue kenalan. Itu Nita. Dia jalan sama seorang gadis lainnya yang kelihatan lebih muda darinya. Mungkin itu adiknya. Tanpa berpikir dua kali, gue langsung mengikuti mereka dari belakang.

"Loh kamu Bundanya Arka kan?" Tanya gue sekadar berbasa basi.

"Kak Wira." Dia terkejut. Lucu banget.

"Halo." Ucap gue.

"Mau nonton yah? Barengan yuk." Ajak gue. Ini kesempatan gue.

"Saya sama adek saya, Kak, hehehe." Ucapnya.

"Yaudah nonton bertiga ajah yah." Ujar gue. Aslinya gue sendiri gak pede juga. Tapi karena udah seperti ini, mending sekalian ajah deh.

Pada akhirnya kita bertiga pun nonton bareng. Setelah itu gue ngajak mereka buat makan. Tenang ajah, gue laki-laki bertanggung jawab kok, makanya gue yang bayarin.

"Duh jadi gak enak deh Kak." Ucap Nita merasa gak enak sama gue.

"Gak papa kok." Balas gue yang diakhiri dengan senyuman.

Tak berhenti sampai disitu, gue juga menawarkan diri buat ngantar mereka pulang. Gue pengen ngomong penting sama Nita.

"Makasih yah Kak." Ucapnya. Tinggal kami berdua sekarang, adeknya udah duluan masuk. Ini saatnya.

"Nita?" Panggil gue

"Ya Kak?" Sahutnya.

"Gak punya pacar kan kamu?" Gue memberanikan diri buat bertanya, tapi dia hanya terdiam. "Jawab dong." Pinta gue.

"Kenapa emangnya Kak?" Tanya Nita balik.

"Aku mau dekatin kamu mulai saat ini. Makanya aku mau mastiin kamu belum punya pacar." Keraguan yang awalnya hinggap dihati gue perlahan sirna. Gue merasa yakin buat ngedekatin Nita. Gue percaya sama perasaan gue sekarang. Gue jatuh hati sama gadis ini.

"Ehm.. gak punya Kak." Jawab Nita yang tentu saja membuat gue senang bukan kepalang.

"Bagus deh. Jadi gak masalah kan kalo aku dekatin kamu mulai sekarang?" Tanya gue buat memastikan. Tapi dia terlihat masih bingung. "Gak usah dijawab dulu kalo gituh. Liat buktinya ajah yah. Hehee.." Kata gue. Gue gak mau ini memberatkan buat dia.

"Besok udah mulai jagain Arka lagi kan?" Tanya gue yang dia jawab dengan anggukan. "Aku jemput kamu besok yah. Masuk gih. Tidur yang nyenyak yah."

Malam ini berakhir dengan perasaan senang buat gue. Meskipun sempat diomelin nyokap gara-gara gak ketemu sama anak teman arisannya itu, gue gak peduli. "Aku udah dapet calon mantu buat Mama." Ujar gue yang langsung disambut dengan pekikan bahagia dari nyokap.

...***...

Gue pikir dekatin Nita adalah perkara mudah. Nyatanya gak seperti itu.

"Wira?" Panggil Ares.

"Hm?"

"Ada yang mau gue omongin. Penting."

"Apa?"

"Gue rasa, gue juga punya perasaan sama Nita." Gue langsung mendelik kepadanya. Pernyataan macam apa itu?

"Gue tahu, mungkin gue salah. Tapi perkara perasaan, gue gak punya kuasa."

"Lo taukan kalo gue lagi dekatin Nita sekarang?" Gue berusaha buat mengontrol emosi gue.

"Iya gue tahu." Angguknya. "Gue terlambat menyadari perasaan gue."

"Trus mau lo apa? Lo mau gue ngasih Nita gituh ajah buat lo?"

"Enggak!" Bantahnya. "Gue mau, baik gue maupun lo sama-sama berjuang buat dia. Kita berdua saingan buat dapatin dia." Usul Ares yang entah kenapa membuat gue semakin emosi.

"Lo gila?" Emosi gue.

"Biarlah Nita yang nentuin dia milih lo atau gue."

BUGH!

Satu tonjokan gue mengenai wajah Ares. Emosi gue gak terkontrol. Gue gak mau Nita jadi rebutan antara kita berdua.

"Lo kalo ngomong itu ngotak! Lo harusnya sadar! Siapa yang duluan buat dekatin Nita."

"Gue emang salah. Tapi gue juga pengen berjuang buat dia. Gue pengen dapetin dia." Teriak Ares.

"Lo udah tau lo salah! Berhenti sampai disitu. Lo gak perlu berjuang buat dapatin dia. Lo egois! Lo baru cerai! Lo mau jadiin Nita pelampiasan lo? Atau lo pengen jadiin dia istri lo hanya karena lo butuh dia. Lo gak cinta sama dia." Tepat setelah gue berkata begitu, satu tonjokan dari Jinhyuk mengenai pelipis gue.

"Lo boleh ngatain gue egois. Tapi perkara cinta gue, lo salah. Gue gak jadiin dia sebagai pelampiasan atau bahkan sekadar kebutuhan buat jagain Arka. Gue udah cinta sama dia." Ujar Ares. Setelah itu dia langsung pergi.

Bertahun-tahun gue sahabatan sama Ares, ini pertama kalinya kami menyukai gadis yang sama. Baik gue dan Ares sama-sama tahu sikap masing-masing, kami gak akan mengalah apalagi menyerah.

...-***-...

Terpopuler

Comments

Sarini Sadjam

Sarini Sadjam

pengen deh jdi anita jdi rebutan..haha

2022-10-19

0

Meili Mekel

Meili Mekel

bersntem

2022-10-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!