Aku sedang berjalan ke lobby gedung utama bersama kedua temanku, yang sudah pasti kalian tau siapa.
Hahaa! Aku punya teman sekarang!
Teman biasa!! Lihat betapa menakjubkannya aku!
Saat kembali ke AOM, aku ingin memamerkan pengalaman sekali seumur hidup ini. Lihat saja nanti!
"Claire, aku mau menemani Nancy ke toilet, kamu mau ikut apa tunggu disini?" tanya Val.
"Oohh oke, aku tunggu di lobby aja deh."
Lalu Val mengangkat jempol nya dan berjalan pergi bersama Nancy.
Hmm... aku merasa ada yang salah dengan Nancy, dia terlihat.. gelisah?
Saat aku sudah sampai di lobby, aku melihat ke arah pintu masuk ruang auditorium yang benar-benar sepi.
Tapi, ada seorang laki-laki yang sedang berjalan ke ruang auditorium, ia masuk ke dalam auditorium sambil menelpon seseorang, kemudian ia menutup telponnya dan pergi ke arah lain, ia tidak jadi masuk ke ruang auditorium.
Aneh.
Aku sedikit penasaran..
Kenapa aku penasaran ya?
Aku tidak tahu pasti, aku hanya merasa aku harus mengikuti orang itu.
Aneh, aku kenapa ya?
Akhirnya, akal sehatku dikalahkan oleh rasa penasaranku. Aku mengikutinya dari belakang secara diam-diam, bahkan aku sedikit menahan napasku.
Tiba-tiba, ia berhenti.
Oh tidak, dia bersiap menengok kebelakang!
Apa aku ketahuan!?
Aku langsung bersembunyi dibalik tembok agar ia tidak melihatku.
Hmm..
Kurasa dia sudah kembali menengok ke depan.. sudah belum?!
Aku berharap dia tidak akan menengok kebelakang lagi.
Karena aku takut ketahuan, akhirnya aku mengintip terlebih dahulu dari sisi tembok ini, dan untungnya tembok ini lumayan jauh dari tempat dia berdir-
ASTAGA!!
Kau tahu?!
Koridor tempat dia berjalan dan tempat aku bersembunyi ini sangatlah panjang..
Dan sekarang..
Ada satu orang laki-laki lagi!!
Dia!!
Dia yang tadi kulihat ada didepan asrama laki-laki tadi!!
Dan sekarang mereka sedang membicarakan sesuatu.
Bukan hanya itu maksudku.
Tidak mungkin dia bisa datang kesini lebih cepat dariku yang bahkan sudah sedari tadi di sini, kan? Koridor ini panjang! Dan aku tak melihat seorang pun datang kok!
Datang darimana dia?!
Aku terus mengintip dari belakang tembok..
Kurasa mereka sedang membicarakan hal yang serius, aku tidak tahu pasti apa yang mereka bicarakan..
Yang jelas, rasa penasaranku sangat memuncak sekarang.
Mereka berhenti mengobrol di tengah koridor ini, dan-
"Hey, Claire!"
ASTAGA!!
Aku hampir saja berteriak!
Di belakangku ada Nancy dan Val.. dan sang pelaku yang hampir mengeluarkan jantungku dari tempatnya adalah Val.
Hufttt...
Aku memegangi dadaku, menekan degup jantungku yang sudah tak karuan.
Melihat posisiku yang sedang bersembunyi dibalik tembok, mereka pun ikut bersembunyi dibelakangku ternyata.
HAHAHA!
Aku tak tahu bagaimana kalau kita di lihat orang, seperti orang tak waras!
"Kenapa? Apa yang kamu lakukan disini?" Bisik Nancy yang jadi ikut-ikutan bersembunyi tanpa tahu sebabnya.
"Gak apa-apa, aku hanya mencari orang yang bisa memberitahuku dimana ruang auditoriumnya, kok." ucapku berbohong.
Astaga.. sebenarnya aku pintar berbohong, tapi aku sedang tidak ada ide.
"Hah? Ya ampun.. kamu gak fokus ya? Tadi kan lewat auditorium, udah lah.. yuk!" ujar Valerie sambil tertawa kecil.
"Oh iya ya? Okee.. haha." Ucapku pura-pura tidak tahu, lalu pergi mengikuti mereka.
Sebelum aku benar-benar jalan, aku menengok ke belakang untuk terakhir kalinya.
Dan..
Mereka berdua sudah hilang.
Secepat itu?
○○○
Aku berada di ruang auditorium yang sudah ramai, bahkan tempat duduknya hampir penuh sekarang.
Tak lama kemudian, seorang wanita paruh baya naik ke panggung auditorium, ia mengenakan kemeja putih berlengan panjang, dengan bawahan celana berwarna krem tua, dan jas sebagai outer dengan warna senada. Membuat aura elegannya terpancar dengan sangat jelas.
Ia tersenyum seraya menelusuri satu persatu para audience yang ada dalam ruangan ini. "Selamat siang semuanya." ujarnya menggunakan mic.
"Selamat siang, Bu.."
"Saya Bu Linda, selaku kepala sekolah disini, saya akan mengumumkan kelas dan jadwal pelajaran kalian sekarang." ucap nya sangat to the point.
"Yang saya panggil, tolong maju ke depan, ya." lanjutnya.
"Agnesy Leiya."
Seorang perempuan yang kelihatannya campuran Canada (tentu saja banyak siswa campuran di sini, termasuk aku) maju dan diberikan sebuah amplop yang kuyakin isinya adalah nama kelas dan jadwal pelajaran.
"Nancy Katherina."
"Nancy!" Ujarku sambil menyenggol lengannya, kemudian ia maju ke depan lalu tersenyum ramah pada Bu Linda.
Omong-omong, Nancy selalu memakai softlens-nya, mungkin matanya minus atau ya.. apapun itu..
Saat ia duduk kembali di sebelah kananku, ia langsung membuka amplopnya, dan mengambil selembar kertas transparan di dalamnya yang berisi tulisan-tulisan tentang jadwal, inilah yang namanya hologram. Hanya saja, dalam bentuk kertas.
"Zav Piere"
Kali ini siswa-
Oh ya ampun!! Dia yang tadi berbincang dengan orang yang kuikuti kan!?
Yang kulihat ada di depan asrama laki-laki sambil.. berbisik pada jam tangan nya..
Sebenarnya aku masih tidak percaya dengan hal itu, bukankah hanya aku yang menjalankan misi ini?
Hanya aku kan?
Sebenarnya, aku curiga karena earzoom bukan barang yang hanya bisa disamarkan menjadi bentuk anting, untuk keperluan para agen, earzoom dapat disamarkan menjadi apa saja..
... jam tangan contohnya.
Earzoom adalah alat untuk berkomunikasi dengan praktis dengan orang lain, bahkan teknologi sekarang membuatnya bisa terhubung dengan 10 orang sekaligu-
"Heii! Claire!"
"Sekali lagi, yang bernama Claire Harlyn tolong maju kedepan."
Eh?! Aku melamun terlalu lama!
Aku segera maju ke depan, lalu berbisik kepada Bu Linda "Maaf, Bu."
Bu Linda tersenyum ramah, dan memberikanku amplop yang berlambang IHS.
Baru saja aku menerimanya, eh.. sudah ada yang dipanggil lagi, mungkin karena saat namaku dipanggil cukup memakan waktu.
"Jack Grayson."
Oh! Dia yang berambut putih--ralat, ternyata abu-abu-- tadi, kan?
Rupanya manula itu bernama Jack. Hahahah!
Ya ampun, wajahnya sangat datar, dan itu membuatnya lebih terlihat seperti.. tripleks ubanan, hahahaa.. bercanda tripleks!
Dan, yah.. ruang auditorium ini seketika berubah jadi berisik karena bisikan para perempuan yang melihat manula bernama Jack ini..
Aku pun turun dari panggung ini.
Dan, ya..
Wanginya sangat terasa saat berpapasan.
Yaa.. aku tidak peduli sih.
Dia sangat datar ya ampun.. ingin kupukul wajahnya.
Saat aku duduk kembali di samping Nancy, dia menepuk-nepuk bahuku.
"Claire, gimana yang tadi?"
Hm, yah aku tau maksudnya.
"Datar." jawabku singkat.
"Muka nya memang begitu sih.. tapi, ia tampan kan?"
"Tapi ubanan." ledekku lalu memalingkan pandanganku.
Nancy hanya tertawa mendengar ucapanku barusan.
Sekilas, aku juga melihat Val ikut terkekeh karena mendengar percakapanku dan Nancy.
"Kamu di kelas berapa Claire?" Tanya Val.
"Hmm.." aku melihat lagi kertasnya, "Kelas 11, IPA 1 nih." Aku menoleh pada Nancy, "Kalau kamu Nan?" aku bertanya kepada Nancy karena Val belum mendapatkan jadwal nya.
"Aku 11 IPA 2."
"Yah kita gak sekelas.."
"Hhh.. iya.." ujarnya terdengar patah semangat.
"Udah gapapa.. nanti aku sering mampir deh ke Ipa 2.. hehe." hiburku. Ia langsung tersenyum lebar, lalu mengangguk.
Tak dapat kupungkiri kenyataan bahwa manusia biasa ternyata lebih mudah diajak berteman.
"Valerie Kasen."
Wah giliran Val!
Tanpa menunggu lama (tak seperti aku yang suka melamun ini) ia langsung berjalan ke panggung.
Setelah dia menerima amplopnya, dia melihat ke arahku dari kejauhan dan tersenyum senang.
Aku membalas senyumannya, kepribadiannya yang hangat dan ramah senyum itu sangat membuat orang lain mudah merasa nyaman berteman dengannya.
"Val, kamu kelas berapa?" tanyaku saat ia sudah sampai di sebelahku lagi.
"11 IPA 3, gak sekelas sama kamuu.." ucapnya dengan nada kecewa.
Aku menghela napas pasrah, "Yahh" semangatku terasa menurun karena aku tak akan sekelas dengan orang-orang yang kukenal, yang berarti aku harus berkenalan dengan orang (biasa) baru lagi..
"Rylan Wilford."
Ya ampun! Kenapa dunia ini sempit sekali!
Dia orang yang aku ikuti tadi, semoga saja tadi aku benar-benar tidak ketahuan kalau aku membuntuti dia dengan Zav.
Ia tersenyum pada Bu Linda.
Wajahnya manis dan sepertinya tipikal anak baik-baik.. hidungnya mancung tapi tak terlalu besar, cukup untuk menyanggah kacamatanya agar tetap di pangkal hidungnya, bibir tebalnya terlihat segar sehingga memberikan warna cerah di kulitnya yang putih pucat.
Ia menoleh. Pandanganku terkunci dengan pandangannya.
Tapi tak lama kemudian, ia mengakhiri kontak mata, lalu berjalan kembali ke tempat duduknya.
"Claire!"
"E-eh kenapa?" Aku refleks menoleh pada Val.
"Kamu senyum kenapa?"
APA?!
Serius sedari tadi aku tersenyum?!
IH MALUU!
Ah, ya sudah lah.. nasi sudah menjadi bubur.. semoga saja dia tak berpikir kalau aku adalah salah satu dari para perempuan yang suka berbisik-bisik tentangnya. Seperti perempuan-perempuan di belakangku contohnya.
"Ruby Chase."
Ruby?
Dia yang mengembalikan earzoom-ku, kan?
Wahh baik sekali dia! Karena bagi seorang agen, walaupun earzoom ini dalam bentuk anting, tapi ini bahkan lebih penting daripada anting permata sekalipun!
Ruby berjalan ke arah panggung dan tentunya dengan siul-siulan kecil para lelaki di auditorium ini.
"AAAARGH!!"
E-EH?!
Astaga!! Ada apa dengan nya!?
Ruby tiba-tiba terjatuh dengan posisi berlutut. Ia mengerang sambil memegangi kepala nya.
Dia terlihat sangat kesakitan!!
Semua orang pun kaget melihatnya, professor-professor berlari ke arah dimana Ruby terjatuh.
Aku berdiri dengan panik. Aku ingin ke sana tapi Val tiba-tiba menahan tanganku, "Jangan kemana-mana! Tak akan terjadi hal yang buruk."
Ujarnya tanpa melihat ke arahku.
Aku mengerutkan alisku dan menganga tidak percaya.
Tak akan terjadi hal buruk bagaimana sih!?
Ruby di depan sedang mengerang kesakitan sampai terjatuh! Val bahkan tak menatap wajahku, pandangannya menelusuri kanan dan kiri dengan serius. Aku tahu dia juga panik!
Aku mencoba melepaskan tanganku dari genggaman Val dengan maksud ingin tetap menghampiri Ruby, tetapi ia mengeratkan genggamannya, sehingga tak dapat kulepas sama sekali.
Tiba-tiba Valerie menoleh ke arah lain, lalu berbisik...
"Kim, cepat hentikan!"
Apa?! Apanya yang 'hentikan'?!
Mengapa di saat seperti ini Val malah bergumam tidak je-
A-apa..?!
WAKTU BERHENTI.
S-semua pergerakan orang terhenti.
Wahh...
A.. haha.
Apa aku sedang berhalusinasi?
Apa aku sudah gila?
Aku...
AKU SANGAT TIDAK MENYANGKA INI!
K-ku kira...
... hanya aku... yang..
A-aku tak bisa berkata-kata lagi.
Aku akhirnya memilih untuk melihat Val lagi..
Sekarang waktu sudah berhenti, Val melepaskan genggamannya dari pergelangan tanganku, lalu ia berlari ketar-ketir ke depan panggung tempat Ruby tergeletak jatuh.
Ternyata benar kan! Sedari tadi ia sedang menahan panik... terlihat jelas dari cara ia berlari yang sudah tidak bisa ia tahan untuk menghampiri Ruby-
T-TUNGGU..
ZAV?!
Dia menghilang dari tempat duduknya!!
Kemana ia perg-
Oke. Pertama, aku tidak menduga ini nyata.
Kedua, Zav tiba-tiba sudah berada di depan bersama Val yang sedang memangku kepala Ruby.
Aku menganga lagi.
Maaf sekali nyamuk, tapi tolong jangan masuk, biarkan aku menganga. Aku shock.
Di tempat yang berjarak lumayan jauh dari panggung, aku melihat Rylan berlari sedikit... tetapi hanya terpaut beberapa detik, i-ia sudah berada di samping Ruby!!
Aku mengerutkan alisku. Tidak tidak tidak... ini terlalu sulit dipercaya!!
S-sebentar..
JACK?!
DIA JUGA?!
Realita benar-benar belum puas membuatku menganga ternyata... di seberang sana Jack dan satu perempuan lagi ikut berlari kearah Ruby...
Oh astaga! Aku benar-benar tidak percaya ini!
Nyamuk, tolong bertahan sebentar lagi, aku akan segera menutup mulut kok! Sebentar!!
Bahkan aku hanya berdiri mematung...
... mengetahui bahwa bukan aku saja mutan disini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments