Pulang sekolah Sarah masih di kelas karena ada urusan yang harus ia selesaikan. Ia belum membayar uang spp, dan juga uang ujian dan kepala sekolah menyuruhnya untuk menghadap. Sarah akan meminta keringanan sampai minggu akhir. Karena iq baru gajian diminggu akhir nanti. Alan menyuruh Rendi untuk pulang terlelih dahulu karena ia ada urusan.
Rendi menurut saja, sebenarnya Alan menunggu Sarah. Alan ingin membuat perjanjian dengan Sarah. Sarah masih ada di ruangan kepala sekolah. Dan Alan juga masih menunggu Sarah. Entah apa sebenarnya perjanjian apa yang akan ditawarkan oleh Alan. Entah menguntungkan untuk Sarah, atau justru merugikan untuk Sarah.
Sarah keluar dari ruangan kepala sekolah, ia nampak lesu karena kepala sekolah tidak mau memberikan keringanan padanya. Dan esok adalah hari terakhir harus membayar. Kalau tidak ia tidak bisa ikut ujian nantinya. Sarah dikegetkan oleh kemunculan Alan yang begitu tiba-tiba.
"Mau apa kamu?"
"Jangan galak-galak gitu kenapa? Belum bayar spp sama uang ujian ya?"
"Itu tahu."
"Aku ada penawaran buat kamu."
Sarah curiga dengan sikap baik Alan, pasti dibalik sikap baik dan manis Alan ada yang Alan inginkan darinya.
"Apa katakan."
"Aku akan bayar spp dan uang ujianmu tapi ada syaratnya."
"Syarat apa?"
"Yang pertama kamu harus ngalah saat ujian nanti, jadi kamu harus salahkan jawabanmu 3 soal saja, dan yang kedua kamu harus jadi pacar kontrakku."
Sarah masih berfikir, untuk apa Alan menyuruhnya menjadi pacar kontraknya. Atau ia akan di jadikan pelac*r oleh Alan, pikiran Sarah mulai kemana-mana.
"Aku tidak bisa jawab sekarang."
"Nanti malam aku jemput kamu, dan aku kasih tahu semua yang harus kamu lakukan jadi tak perlu takut."
Alan meninggalkan Sarah, Sarah tak ada pilihan selain nanti malam ikut kemauan Alan. Jika ia jadi pacar kontrak Alan, Intan pasti juga akan kembali padanya. Dan Rendi juga tidak akan mendekatinya lagi. Akan tetapi ia harus mengalah saat ujian nanti. Demi kebaikan semuanya Sarah memilih untuk mau jadi pacar kontrak Alan dan mengalah saat ujian akhir nanti.
Dan Alan bilang akan datang ke rumahnya nanti malam. Ia masih bingung dari mana Alan tahu alamat rumahnya. Apakah selama ini Alan memata-matainya. Sarah yang saat ini masih mengantarkan pesanan pelanggan tak mau ambil pusing.
Nayla datang ke rumah Alan, ia tak setuju dengan keputusan Alan untuk menjadikan Sarah pacar kontrak. Ia tak rela meskipun itu hanya pura-pura saja. Karena Sarah sama sekali tak pantas bersanding dengan Alan menurut Nayla. Namun Alan tetap kekeh dengan pendiriannya. Ia akan tetap mejadikan Sarah pacar kontrak. Hanya sampai ujian selesai.
"Hak kamu apa melarangku?"
"Akukan calon tunanganmu, orang tua kita kan sudah menjodohkan kita."
"Itu urusan mereka, yang pasti saat ini kita tidak memiliki hubungan spesial selain teman."
Alan menyuruh Nayla untuk pulang, ia malas berdebat dengan Nayla. Karena ia ingin istirahat sebentar, dan tak mau diganggu oleh Nayla. Dan akhirnya Nayla pergi juga, ia pergi dalam keadaan kesal. Nayla akan membuat perhitungan dengan Sarah.
Malam itu Sarah tengah bersiap menunggu Alan, entah kenapa malam itu Sarah ingin tampil cantik di depan Alan. Perasaan Sarah masih sama, ia masih suka dengan Alan. Meksi Alan yang selalu saja membuat rumit hidupnya.
"Mau kemana Rah, kok rapi banget?"
"Keluar sebentar."
"Tumben ndandan, apa mau kencan?"
"Iya, kamu enggak marah kan?"
"Enggak kok aku tahu cinta enggak bisa dipaksakan, dengan orang kemarin?"
"Bukan."
"Semoga kamu bahagia ya."
"Amin."
Sebenarnya Fandy tak rela jika Sarah bersama dengan orang lain. Sejak dulu dirinya yang selalu bersama dengan Sarah. Sejak kecil Fandy selalu menjaga Sarah, namun saat ini Sarah memilih bersama dengan orang lain. Hancur sekali hati Fandy, namun Fandy hanya bisa pasrah. Dan pura-pura merelakan, pura-pura bahagia juga. Itu semua ia lakukan untuk Sarah demi Sarah.
Alan telah sampai, di depan rumah Sarah. Ia terpesona akan kencatikan Sarah, baru kali ini ia melihat Sarah serapi ini. Bianya Sarah nampak pucat karena tidak memakai gincu. Alan menyuruh Sarah untuk naik ke mobilnya. Dan Sarah menurut, mobil Alan mulai berjalan. Diam-diam Fandy memperhatikan Alan dan juga Sarah. Ia melihat ada binar cinta di mata Sarah dan juga Alan.
"Kita mau kemana?"
"Cafe Liberti."
"Owh."
Dalam perjalanan hanya hening saja, Alan menyetel musik untuk memecahkan keheningan. Setelah beberpa menit perjalanan akhirnya sampai juga. Alan membukakan pintu mobil untuk Sarah. Dan baru kali ini ia melihat Alan bertingah romantis seperti ini.
"Kamu akan masuk jebakanku, aku tahu kamu sudah mulai terpesona." Batin Alan.
Alan mentap Sarah, dan kini mereka berjalan beriringan masuk cafe. Mereka duduk berhadap-harapan, Alan memanggil pelayan untuk memesan makanan.
"Kamu mau makan apa?"
"Sama kan saja sama kamu, jangan bertele-tele."
"Iya-iya dasar bawel."
Alan sudah memesankan makanan untuk Sarah, sambil menunggu Alan mengeluarkan kertas perjanjian. Dan juga menyiapkan materai 6000, ia ingin Sarah tanda tangan di atas materai. Sarah mulai membaca isi surat perjanjian itu.
"Oke, cuma sampai perpisahan ya?"
"Iya, trus aku juga mau tambah satu perjanjian lagi."
"Apa?"
"Selama jadi pacar pura-pura kamu aku tak mau kontak fisik denganmu."
"Lagian siapa yang mau kontak fisik."
Pesanan telah datang, Sarah dan Alan menyantap hidangan yang telah dipesan Alan. Diam-diam Alan memandangi wajah Sarah. Hati kecil Alan ia tertarik dengan Sarah. Namun egonya lebih besar sehingga ia tak bisa melihat kebenaran itu.
"Apa nanti Nayla tidak marah?"
"Kenapa dia harus marah."
"Bukanya dia kekasihmu?"
"Bukan, dia hanya paparzi yang menganggu hidupku."
Makan malam telah selesai, Alan mengajak Sarah pulang. Alan hendak menggandeng tangan Sarah. Namun ditepis oleh Sarah, Sarah mengingatkan jika dalam perjanjian itu tidak boleh saling kontak fisik. Alan hanya mengangguk saja, Alan membukakan pintu untuk Sarah.
"Terimkasih."
Alan hanya diam saja, kini mereka menuju rumah Sarah.
"Cantik."
"Apa?"
"Vas bunga ini cantik."
Sarah tahu Alan ingin memujinya namun Alan malu. Alan menatap Sarah dan keduanya saling tatap satu sama lain. Untuj beberapa detik mereka masih saling pandang satu sama lain. Alan tancap gas dan mobil melaju.
"Seadainya kamu tahu Lan, aku benar-benar jatuh cinta denganmu apa kamu mau menerimaku. Menerima diriku dan kondisiku yang seperti ini." Batin Sarah.
Sarah masih saja cinta dengan Alan, meski sikap Alan yang kadang berubah-ubah. Kadang baik kadang juga tidak baik.
-tbc-
Note:Author lagi agak enggak enak badan jadi baru bisa up ya. Terimakasih untuk yang sudah vote, like dan komen ya. Doakan semoga Author dilancarkan nanti satu bulan lagi buat lounching dede bayi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Elina💞
fadly yg paling kasihan
2021-08-31
0
Apple&Berry
Bom like sudah mendarat. Yuk mampir juga dikaryaku🤗🤗
2021-05-04
0
Thomas Juwita
kamu gk salah jatuh cinta dgn alan sarah.karena cinta dtgnya tiba2 n pd siapa kita juga gk tau.hanya saja alan yg salah karena mempermainkanmu
2021-02-17
0