Sarah kembali menatap Alah, ia tak tahu sebenarnya apa yang Alan ingin incar darinya. Alan juga menatap kearah Sarah keduanya saling pandang satu sama lain. Seolah mengibarkan bendera perang diantara mereka.
"Kok jadi deg-degan gini ya." Batin Sarah.
Sarah mengalihkan padanganya ia tak mau terlalu lama menatap Alan. Bisa-bisa Alan tahu jika diam-diam dirinya menaruh hati untuk Alan. Alan juga kembali fokus, karena guru yang mengajar sudah datang. Alan dan Sarah saling bergantian menjawab soal dari guru. Keduanya seperti saingan dan saling baku hantam. Meski dihati Sarah ia sama sekali tak ingin saingan dengan Alan.
Sarah masih teringat ketika semalam Alan menolongnya, bagaikan malaikat tanpa sayap yang sangat tampan datang untuknya. Alan yang terlihat gagah membuat Sarah kembali terpesona dengan Alan. Meski ia tahu Alan suka minum-minum di club. Karena kejadian semalam, Sarah kembali terpesona dengan Alan.
"Aku yang akan menang, dan kamu yang akan kalah Sarah. Meksi ini bukan kompetisi yang sesungguhnya." Batin Alan.
Semester akhir akan segera diselenggarakan dan setelah itu Sarah harus berpisah dengan Intan dan juga yang lainnya. Karena pastinya Sarah tak akan bisa kuliah jika tidak mendapatkan bea siswa. Ada rasa sedih, namun juga bahagia. Karena sebentar lagi ia akan lulus.
Jam istirahat Sarah dan Intan pergi ke kantin berdua. Diikuti dengan Nayla yang menjadi buntut Alan. Nayla duduk di samping Alan, ia menyakan apa yang ingin dimakan Alan. Nayla membelikan bakso untuk Alan. Sedangkan Sarah yang membawa bekal hanya membeli minuman saja itupun Intan yang membelikanya. Sarah harus hemat karena bayar semester nanti tidak murah.
"Centil banget sih dia."
"Udah kita lihatin aja, sepertinya Alan juga enggak suka sama sikap Nayla."
"Kamu suka ya sama Alan? Kalian tu suka ribut tapi bikin gemes."
"Apaan sih, aku dan Alan bagaikan air dan api tidak akan pernah bisa akur."
"Iya-iya, mari makan."
Pesanan bakso Alan dan juga Rendi sudah datang, Nayla yang membawakan basko itu. Nayla tersenyum kearah Alan, dan Alan hanya cuek saja. Ia nampak sekali tak selera dengan apapun yang dilakukan oleh Nayla.
"Mau aku suapin?"
"Enggak usah, suapin aja Rendi dia mau kok."
"Kalau Rendi biar makan sendiri saja."
Alan melirik kearah Sarah, ia melihat Sarah makan bekal dengan lahap. Begitu pula dengan Intan mereka berdua asyik bertukar makanan. Sarah yang merasa diawasi menatap kearah Alan. Namun begitu Sarah menatapnya, Alan memalingkan mukanya. Ia tak ingin tahu jika dirinya memperhatikan Sarah secara diam-diam.
"Baksonya enakan? Kita makan bakso anak kampung itu bawa bekal."
"Apaan sih, enggak usah bahas Sarah."
"Kamu kenapa sih Lan? Kok sentimen gitu."
Alan tidak menghabiskan baksonya, ia malah pergi meninggalkan Rendi dan juga Nayla. Alan kembali ke kelas tiba-tiba saja selera makan Alan hilang. Rendi menghabiskan baksonya secara terburu-buru, dan kemudian ia menyusul Alan. Nayla cemberut karena ia ditinggal begitu saja.
"Alan? Sebenarnya ganteng sekali tapi sayang sikapnya aneh." Batin Sarah.
"Kenapa Rah, kok senyum-senyum gitu?"
"Enggak papa kok, ayo ke kelas bentar lagi bel."
Intan dan Sarah kembali ke kelas, Sarah memasukan kotak bekalnya ke dalam tasnya itu. Baru mereka menuju kelas mereka.
Ketika di kelas suasan biasa saja, hanya Nayla yang nampaknya masih kesal dengan Alan. Nayla kesal karena Alan meninggalkanya begitu saja. Nayla memiliki rencana untuk mengadukan itu pada ayah Alan. Pelajaran telah usai, waktunya untuk kembali ke rumah. Sarah dan Intan berjalan beriringan, Intan mengantarkan Sarah ketempat kerja Sarah.
Diam-diam Alan mengikuti Sarah karena ia masih penasaran dengan Sarah. Ia masih penasaran jika sebenarnya Sarah kerja di club malam itu. Setelah sampai tempat kerja Sarah, Intan pamit pulang. Sarah ganti baju dan mulai bekerja. Alam sedikit kagum dengan Sarah yang bisa berprestasi meski harus sambil kerja.
"Hebat juga dia bisa kerja sambil sekolah, berprestasi pula." Batin Alan.
Alan melihat Sarah mengantarkan makanan, cafe seligus restoran cepat saji itu memang menyiapkan sistem antar. Karena bosan Alan memutuskan untuk pulang dulu dan akan kembali lagi beberapa jam dari sekarang karena ia ingin memat-matai Sarah. Sekaligus ia ingin tahu di mana tempat tinggal Sarah.
Fandy sudah sembuh dari sakit, Fandy juga sudah bisa beraktifitas seperti biasanya. Ia senang karena semalam Sarah merawatnya dengan baik. Dan semalam Sarah begitu perhatian padanya. Dan hari ini ia sangat semangat berkerja, karena Sarah adalah penyemangatnya.
Jam 8 malam Alan sudah menunggu di luar cafe karena ia tahu saat ini pasti pergantian shift. Benar saja Sarah keluar dari cafe itu dan berjalan. Alan mengikuti Sarah, Alan sengaja pakai motor karena ia tahu pasti tempat tinggal Sarah di gang sempit yang tak bisa dilalui oleh mobil. Setelah setengah jam berjalan barulah Sarah masuk ke kawasan kumuh. Rumah Sarah sangat kecil menurut Alan
"Bisa ya dia tinggal di situ, ajaib sekali." Batin Alan.
Sarah masuk ke dalam rumah ia mandi, setelah itu Sarah menyuapi ibunya. Sedangkan Alan masih menunggu di luar, ia tahu jika club itu buka jam 10 malam. Pasti jika Sarah memang bekerja di sana sebentar lagi Sarah akan keluar dan pergi ke club.
Benar saja setelah menunggu beberapa saat Alan melihat Sarah sudah rapi. Namun berpenampilan biasa tidak ndandan menor seperti para wanita penghibur di club itu. Alan mengikuti Sarah yang jalan kaki, Alan kasihan sebenarnya dengan Sarah. Tapi ia sangat ingin tahu akan kebenaran apakah Sarah berkerja di club malam atau tidak.
Alan sadar jika jalan yang di lalui Sarah adalah jalan menuju club malam. Alan syok ketika melihat Sarah masuk ke dalam club. Alan mengikuti Sarah diam-diam, dan ia juga memesan minum. Alah juga melakukan penyamaran agar Sarah tak menyadari jika itu adalah dirinya.
Ia melihat Sarah mengantarkan minuman kepada pengunjung. Alan merekam Sarah disaat Sarah sedang digoda oleh laki-laki hidung belang. Dalam hati Alan ia senang karena jika rekaman itu tersebar Sarah pasti akan malu dan akan keluar dari sekolahan. Dan itu akan menjadi kesempatam besar Alan untuk menjadi juara.
"Mati kamu Sarah, satu sekolah akan tahu akan hal ini. Dan kamu akan malu pastinya, dan say good bye buat kamu." Batin Alan.
Alan sangat senang karena akhirnya ia tahu jika Sarah memang berkerja di club malam. Meski Sarah tidak berkerja sebagai wanita penghibur namun Sarah tetap berkerja di club. Dan itu akan menjadi berita besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Elina💞
ich aku sebel banget sm si alan,semiga sarah g bakal mau sm alan kalou nanti alan sudah baik
2021-08-31
0
Kas Gpl
jahat bgt lo alan
2021-05-22
0
Thomas Juwita
jahat bgt sih alan.sementang anak org kaya belagu.kalo mau saingan n menjatuhkan gk gitu jugaa caranya.kan bisa pake cara sehat bukan cara kotor seperti ituuji
2021-02-17
0