Sama seperti biasanya Fandy menjemput Sarah di club. Fandy tak berubah meski Sarah menolak cintanya. Baginya dekat dengan Sarah saja itu sudah membuatnya bahagia. Sarah dan Fandy berjalan beriringan menuju rumah. Jalan setapak yang memang biasa mereka lalui. Cukup sepi dan hanya ada beberapa orang yang lewat. Dan kebanyakan dari mereka adalah para preman.
Sampai di rumah juga, Sarah mengucapkan terimakasih pada Fandy. Kini Sarah masuk rumah, ia mengejakan tugas sebentar baru setelah itu ia mandi. Sarah sepertinya sangat letih sekali. Bisa dilihat dari mata pandanya yang kini mulai terlihat lagi. Sarah tertidur meski ia belum membersihkan tubuhnya itu.
Alan menyebarkan vidio Sarah saat diclub Sarah yang sedang ditawar untuk kencan di ranjang oleh om-om. Alan memotong vidionya agar tidak ada yang tahu jika Sarah menolak om-om itu. Sebenarnya Alan tak tega, tapi ini adalah jalan satu-satunya agar Sarah di keluarkan dari sekolah. Atau paling tidak, Sarah tidak diikutkan kejuaraan akhir tahun nantinya.
"Lihat besok Sarah, dan apa yang akan terjadi pasti kamu akan syok. Dan pasti bakal malu banget." Batin Alan.
Alan sudah mengirim vidio itu ke mana-mana, dan pastinya esok hari saat bangun tidur banyak yang akan melihat vidio itu. Alan melepas sepatunya, dan ia ke kamar mandi untuk membersihkan tumbuhnya. Dan dilanjutkan ganti baju lalu tidur.
Keesokan harinya banyak yang syok melihat vidio yang disebar Alan. Intan bahkan tak percaya jika Sarah seperti itu. Intan segera mandi, karena ia ingin ke rumah Sarah. Pasti Sarah tak tahu akan vidionya yang sudah tersebar itu. Karena Sarah memang tak memiliki ponsel.
"Sarah, apa ini benar kamu? Apa kamu benar jual diri. Rasanya tidak mungkin, ini pasti hanya editan saja." Batin Intan.
Bahkan Rendi teman Alan tak habis fikir kenapa Alan menyebar hoax seperti ini. Dengan caption jika Sarah menjual diri. Padahal Sarah hanya berkerja sebagai pelayan di sana dan tidak menjual diri.
"Alan tega banget sama Sarah, kayanya punya dendam tersembunyi." Batin Rendi.
Intan tak jadi ke rumah Sarah ia ingin menemui Sarah waktu di sekolahan saja. Alan senang karena grup ramai membicarakan Sarah. Ada yang tak percaya dan ada juga siswa jail yang mencoba menawar Sarah.
Pagi itu Sarah berangkat ke sekolah, seperti biasa Sarah jalan kaki. Dengan wajah yang sedikit kusam dan mata sayu karena kurang istirahat. Sampai di sekolahan, banyak yang memandangnya aneh. Sarah mengira jika penampilannya hari ini acak-acakan jadi Sarah hanya diam saja.
"Hai Sarah satu jam berapa?"
Sarah nampak bingung ketika ada teman laki-lakinya yang bertanya hal aneh padanya. Sarah hanya diam saja dan tak menjawab pertanyaan temanya.
"Udah jangan diam gitu, nanti malam kita booking."
Sarah semakin bingung, ia menutuskan untuk nempercepat langkah kakinya itu dan sampailah ia di kelas. Kelas sebelumnya ramai namun saat dia datang tiba-tiba hening.
"Ada apa sih Tan?"
"Kamu harus lihat ini."
Intan memperlihatkan vidio di ponselnya, Sarah syok. Ia terlihat menahan tangisnya, ia tak mau meneteskan air matanya.
"Apa ini benar Rah?"
"Itu benar aku Tan, tapi Vidio itu terpotong aky menolak ajakan om-om itu. Aku di club berkerja sebagai pelayan bukan pel*cur."
Intan mencoba menenangkan Sarah dan mengatakan pada Sarah semua akan baik-baik saja. Sarah menatap ke arah Alan, dan Alan malah tersenyun kearahnya. Rendi kasihan dengan Sarah, kali ini menurut Rendi, Alan sudah kelewat batas. Karena ini menyangkut masa depan seseorang, ditambah usaha Sarah bating tulang untuk sekolah harus sia-sia.
Sarah dicemo,oh teman-temanya akhirnya air mata Sarah jatuh juga. Guru yang mengajar datang, dan membuat suasana gaduh menjadi hening. Sarah dipanggil ke ruangan kepala sekolah. Sarah berjalan pelan, ia tak tahu apa yang akan dikatakan kepala sekolah. Hanya saja Sarah sangat takut jika dirinya harus di keluarkan dari sekolahan.
Rendi menatap sinis Alan, ia jadi tak kenal dengan sahabatnya yang kini mulai mulai menghalalkan segala cara untuk kepuasanya.
"Lan aku rasa kamu sudah kelewatan, enggak seharusnya kamu sebarin vidio itu. Aku yakin Sarah di club cuma jadi pelayan saja."
"Kok baper sih kamu Ren, paling di cuma di skor aja. Dan enggak diikitu lomba kejuaraan nantinya."
"Tega kamu, Sarah itu sudah kerja keras buat sekolah tapi kamu hancurin masa depanya begitu saja."
Alan terdiam karena guru yang mengantarkan Sarah ke ruangan kepala sekolah sudah tiba. Dan pelajaran dimulai seperti biasanya. Alan hanya diam saja dan ia sama sekali tidak merasa bersalah akan perbuatanya itu.
Sarah menghadap kepala sekolah, ia hanya bisa menunduk saja. Dan kini ia juga hanya bisa pasrah apapun itu keputusan kepala sekolah nantinya.
"Sarah apa benar kamu melakukan hal itu?"
"Tidak pak, saya hanya berkerja sebagai pelayan di club itu. Memang benar itu saja, dan kejadian itu terpotong, Vidio itu hanya setengah jadi mengakibatkan seperti ini."
"Tapi apa iya kamu bisa menahan godaan para laki-laki hidung belang yang memiliki banyak uang itu? Saya tahu bagaimana kondisi keuangan kamu."
"Saya berani sumpah pak, saya hanya jadi pelayan di sana. Dan gaji di sana saya gunakan untuk bayar spp. Kalau bapak tidak percaya ke sanalah dan tanya dengan bos saya."
"Baiklah untuk saat ini bapak belum bisa memutuskan apa-apa, sekarang kamu kembali ke kelas."
Sarah hanya mengangguk dan ia kembali ke kelasnya. Dengan wajah muram, kini Sarah kembali duduk di bangkunya.
"Gimana Rah?"
"Kepala sekolah belum bisa memutuskan apa-apa, biar nantinya kebenaran yang menjawab."
Sarah mengikuti pelajaran seperti biasanya, Alan hanya melirik Sarah sebentar. Sarah yang terlihat tegar, Alan tahu Sarah bukanlah gadis yang lemah.
"Aku akan membantumu Rah, biar Alan bisa rasain apa yang kamu rasain. Alan memang sahabatku tapi dia sudah kelewatan padamu." Batin Rendi.
Jam istirahat masih banyak anak-anak yang menawar Sarah. Para siswa laki-laki itu menawar Sarah untuk tidur di hotel. Ada juga yang mengatakan akan datang ke club nanti malam dan dia akan memboking Sarah. Sarah berlari kembali ke kelasnya, namun di jalan ia bertabrkan dengan Alan.
"Puas Lan sekarang kamu? Apa kamu puas sudah hancurin hidup orang."
"Iya aku puas selamat menikmati."
"Dasar jahat, iblis kamu."
Sarah mendorong Alan hingga Alan terjatuh. Alan bangkit dan balik mendoring Sarah, Sarah jatuh tersungkur. Dan Alan meninggalkan Sarah begitu saja. Alan yang kerjam dan juga main kasar.
-tbc-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Elina💞
memang iblis,awas saja kalou nanti alan suka sm sarah,aku harap sarah g sudi nerima alan
2021-08-31
0
Kas Gpl
kkok gue serseran ngerasain nyeri ya
2021-05-22
0
Thomas Juwita
bantu sarah rendi karena sarah gk salah.alan yg udh kelewatan jd alan hrs menanggung semuanya
2021-02-17
0