Sarah terjatuh karena didorong Alan kini hanya bisa meringis kesakitan. Tiba-tiba saja ada uluran tangan, Sarah melihat kearah tangan itu. Dan mendapati Rendi teman dekat Alan mengulurkan tanganya. Sarah meraih tangan Rendi, dan Rendi membantu Sarah bangun. Kini keduanya saling pandang satu sama lain.
"Kamu tidak apa-apa, Alan memang gitu orangnya. Kamu yang sabar ya, aku yakin kamu kuat. Dan buktikan pada Alan jika tak gampang membuatmu patah semangat."
"Iya terimakasih, aku akan buktikan pada Alan jika aku pasti bisa melewati semua ini."
Rendi meninggalkan Sarah, dan kini Sarah masuk ke dalan kelas. Ia tak mau ke kantin lagi meski ia lapar. Selang beberapa saat Intan datang membawakan makanan untuk Sarah.
"Makasih Tan, cuma kamu yang selalu ada untukku."
"Kita kan sahabat, ayo dimakan rotinya."
"Tahu aja kalau aku lapar."
Rendi duduk di sebelah Alan, ia melihat Alan nampak begitu kesal. Rendi tahu jika saat ini Alan pasti tengah memikirkan Sarah. Karena kepala sekolah belum memutuskan apa-apa untuk kasus Sarah.
"Aku akan bantu kamu Rah, tenang saja." Batin Rendi.
Nayla menghampiri Alan, ia nampak mencoba merayu Alan.
"Ternyata Sarah seperti itu ya, enggak nyangka aku."
"Lepasin Nay, aku lagi tak ingin diganggu jadi pergilah. Atau kalau tidak aku akan marah."
Nayla meninggalkan Alan, Rendi yang mengambil makanan untuknya dan juga Alan sudah tiba.
"Bahkan kamu jauh seperti pelac*r Nay, dari pada Sarah. Karena aku hanya memfitnah Sarah.' Batin Alan
Jam pulang sudah datang Sarah memilih pulang lebih lambat. Ia tak mau bertemu dengan banyak orang. Karena pasti nantinya ia akan ejek sebagai pel*cur. Intan menunggu Sarah di depan gerbang Intan akan mengantarkan ke tempat kerja Sarah.
Rendi mendekati Intan, dan bertanya pada Intan. Intan yang memang sudah sejak lama suka dengan Rendi senang. Karena Rendi akhirnya menyapanya. Rendi meminta nomor telfon Intan. Dengan senyum lebar Intan memberikan nomor ponselnya. Jika Intan tahu tujuan Rendi meminta nomornya adalah untuk mengetahui informasi tentang Sarah pasti ia akan kecewa.
"Ayo pulang? Nunggu siapa sih?
"Sarah, dia enggak mau pulang dulu nunggu sekolahan sepi katanya."
"Ya udah aku duluan ya."
"Iya hati-hati di jalan."
Intan senang hatinya berbunga-bunga, ia berharap setelah ini Rendi akan mengajaknya kencan. Intan juga berharap Rendi membalas cintanya. Setelah cinta diam-diam yang selama ini memang dipendam olehnya. Setelah cukup sepi akhirnya Sarah keluar dari kelas. Namun ia bertemu dengan Alan yang belum pulang. Sarah hanya diam saja dan berjalan melewati Alan.
"Hei pelac*r, siap-siap nanti malam ku boking."
"Apaan sih Lan, aku bukan pelac*r."
"Trus apa? Kalau bukan kok di club."
Sarah tidak memperdulikan perkataan Alan, ia malah berjalan cepat dan meninggalkan Alan begitu saja. Sarah muak dengan Alan, dan kini ia mulai sadar bagaimana bisa ia pernah jatuh cinta dengan Alan. Alan yang memiliki sifat seperti itu, rasa kagum Sarah sudah musnah seketika.
Sarah sampai di depan gerbang, dan Intan langsung masuk ke mobil dan mengajak Sarah. Sarah melihat wajah Intan berbinar-binar. Sepertinya Intan sangat bahagia sekali.
"Tumben senyum-senyum sendiri kenapa?"
"Pujaan hatiku minta nomor aku tadi."
"Siapa?"
"Rendi."
"Kamu masih suka sama Rendi?"
"Masih dari awal kita masuk sekolah, dan sampai sekarang perasaanku tidak berubah."
"Iya Rendi itu baik enggak kaya temanya."
"Alan maksud kamu?"
Sarah hanya diam saja, jelas saja yang dimaksud Sarah adalah Alan.
"Lalu apa rasamu sudah berubah? Bukanya kamu suka sama Alan?"
"Aku sudah tak suka lagi denganya."
Setelah 15 menit akhirnya sampai cafe juga, Sarah turun dan mengucapakan selamat tinggal. Sarah juga menyuruh Intan untuk berhati-hati.
Kabar tentang Sarah sudah menyebar kemana-mana. Dan hal itu membuat nama baik sekolahan tercoreng. Dan entah apa yang akan diputuskan kepala sekolah nantinya. Sarah hanya bisa pasrah nantinya jika ia harus dikeluarkan dari sekolahan. Meksi seharusnya perjuanganya sedikit lagi.
Malam itu Rendu chat Intan, Rendi mengajak Intan untuk bertemu. Intan mengira jika Rendi akan mengajaknya kencan. Intan sangat senang sekali, dan bisa dipastikan ia akan merias wajahnya secantik mungkin. Dan pakaian yang indah dilihat. Intan tengah bersiap-siap ia memilih baju yang sikiranya cocok untuknya.
Dan akhirnya dapat juga sebuah dress hitam yang terlihat elegan di tubuhnya. Sarah merias wajahnya, dan setelah selesai barulah ia berangkat. Rendi memintanya datang ke cafe Romansa. Dengan mobilnya Intan segera melaju ke sana. Ia sudah tak sabar bertemu dengan Rendi.
Di sisi lain, Sarah tengah siap-siap berangkat ke club. Fandy melihat Sarah murung hari ini. Fandy mendekati Sarah, Sarah hanya diam saja.
"Kamu kenapa? Ada masalah?"
"Iya beginilah, tau ah aku berangkat dulu ya. Nanti enggak usah dijemput aku ada urusan."
"Baiklah."
Fandy tahu jika saat ini Sarah tak ingin diganggu. Sarah ingin menyendiri dan menyembuhkan lukanya terlebih dahalu. Sampailah Sarah di club, dan ternyata Alan dan Nayla ada di club. Nayla terus saja merangkul Alan, dan itu membuat Sarah jijik.
"Hey pelayan ambilkan kami minuman."
Sarah hanya diam dan langsung pergi untuk.ganti baju dan setelah itu mengambilkan minuman untuk Nayla dan juga Alan.
"Alan, akhirnya kamu mengajakku ketempat seperti ini. Aku udah enggak sabar buat bercumbu denganmu."
Alan hanya diam saja, karena tujuan kemari bukan untuk bercumbu dengan Nayla. Karena ia sama sekali tak suka bercumbu, apa lagi dengan orang yang tidak ia cintai seperti Nayla. Sarah datang membawakan pesanan Nayla dan juga Alan. Nayla memberikan tips lembaran ratusan untuk menghina Sarah. Sarah menerima uang itu, biar bagaimana pun uang tetaplah uang.
"Minum sayang."
Nayla menyodorkan minuman pada Alan, dan Alan meminum minuman itu. Alan dalam kondisi sudah setengah mabuk. Sementara Nayla masih dalam keadaan sadar karena sebenarnya ia tak minum. Minuman keras hanya akan merusak kecantikanya dan ia tak mau hal itu terjadi.
Intan dan Rendi sudah bertemu, dan mereka juga sudah memesan makanan. Rendi mungkin tak setajir Alan, namun tak kalah gantengnya dari Alan.
"Em..malam ini kamu cantik sekali Tan, baru sadar aku kalau kamu sangat cantik."
"Bisa aja, jadi kemarin-kemarin aku jelek?"
"Enggak juga, aku mau bertanya."
"Apa?" Intan tak sabar menunggu pertanyaan dari Rendi.
"Sarah itu udah punya pacar belum? Dan seperti apa tipe cowok idamanya."
Seketika mood Intan hancur, karena ternyata Rendi hanya ingin bertanya tentang Sarah padanya.
-Tbc-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Elina💞
duh hancur dech hati intan😢
2021-08-31
0
Neti Jalia
boom like untukmu🤗🙏
2021-06-13
0
Thomas Juwita
apakah rendi juga suka dgn sarah makanya rendi mau membantu sarah
2021-02-17
0