"Sarah? Apa kamu suka dengan Sarah?"
"Tidak aku hanya kasihan saja, dan sedikit tertarik padanya."
Hati Intan sakit saat tahu Rendi suka dengan Sarah, Rendi yang ia cintai suka dengan Sarah sahabatnya sendiri. Intan harus memastikan jika Sarah tak ada rasa pada Rendi. Intan juga tak mau jika Rendi menjadi milik Sarah.
Intan juga tak mungkin bisa membenci Sarah karena Sarah adalah sahabatnya. Dan bukan salah Sarah juga Rendi jatuh cinta dengan Sarah. Karena cinta memang tak bisa ditebak pada siapa cinta itu hadir. Dan kapan cinta itu hadir, datang maupun pergi. Bahkan hati tak mampu mengendalikan rasa cinta itu.
"Aku hanya kagum saja, dia cantik dan pintar. Namun hanya sebatas rasa kagum, karena aku tahu Sarah sebenarnya menyipan rasa untuk Alan."
"Dari mana kamu tahu akan hal itu?"
"Aku memperhatikan gerak-gerik Sarah dan juga Alan."
"Kalau begitu, cobalah kamu sadarkan Alan untuk tidak menganggu hidup Sarah."
Rendi mengangguk saja usai makan, Rendi dan Intan berpisah. Rendi pergi dengan motornya dan Intan pulang dengan mobilnya.
Intan tak kalah cantik dari Sarah, hanya saja Rendi minder karena Intan adalah anak orang kaya. Sama seperti Alan, Intan juga kaya-raya. Intan akan memberitahu Sarah esok hari untuk tidak mendekati Rendi karena Rendi suka dengan Sarah.
Malam itu Nayla dan Alan masih mabuk berat di club. Jika Sarah mau Sarah bisa meminjam ponsel temanya dan merekam kejadian itu. Namun Sarah bukanlah orang pendendam jadi ia hanya diam saja. Tugasnya di club adalah menjadi pelayan, mengantarkan minuman dan juga cemilan. Jadi ia tak mau ambil pusing atas kelakuan Alan dan juga Nayla.
Club akan tutup sebentar lagi, Alan dan Nayla meninggalkan Club itu. Sedangkan Sarah masih berberes. Ia masih mengambil gelas-gelas kosong dan membawanya ke belakang untuk di cuci. Dan barulah ia pulang, pulang sendiri karena ia sudah berpesan pada Fandy untuk tidak menjemputnya.
Dan ternyata Alan tak benar-benar pulang, ia masih di sana menunggu Sarah keluar. Sementara Nayla pulang menggunakan taksi yang dipesan oleh Alan. Alan beralasan jika dirinya mabuk berat dan tidak bisa menyetir dengan benar dan takut jika terjadi apa-apa di jalan. Alan melihat Sarah keluar dari club ia ingin menggoda Sarah.
Fandy harap-harap cemas, ia memutuskan untuk tetap menjemput Sarah. Karena ia takut ada preman atau orang jahat yang akan berbuat kurang ajar pada Sarah. Ditambah kondisi Sarah yang terlihat murung sebelum berangkat ke club. Fandy berangkat untuk menjemput Sarah.
"Haii Sarah tunggu mau kemana kamu?"
"Mau apa kamu?"
Karena Alan hanya diam saja, Sarah berjalan meninggalkan Alan. Namun Alan meraih tangannya dengan sangat kuat. Dan Alan merangkul Sarah, saat ini tubuh Sarah berada di pelukan Alan. Jujur saja Sarah merasakan getaran aneh, cinta memang tak bisa dibohongi.
"Lepaskan mau apa kamu?"
"Sudahlah dari pada dengan laki-laki tua itu lebih baik denganku."
"Lepaska, pasti ini karena kamu mabuk berat."
Alan membawa masuk Sarah ke dalam mobilnya, Sarah mencoba melarikan diri namun sia-sia. Ia tak tahu apa yang akan dilakukan Alan. Namun yang pasti Alan dalam kondisi mabuk berat dan tak sadarkan diri.
Alan mencium bibir Sarah, untuk pertama kalinya Sarah berciuman bibir. Sarah hanya mencoba menggeleng-gelengkan kepalanya agar Alan tak bisa menciumnya.
"Aku mencintaimu Sarah, meski aku selalu membuatmu susah. Jadi diamlah dan kita nikmati malam ini."
Sarah berhasil melepaskan ciuman Alan, aroma alkohol dari mulut Alan membuatnya pusing. Sarah berteriak minta tolong, Fandy yang baru saja datang mendengar suara Sarah. Ia mencari sumber suara Sarah, dan ia menemukan Sarah di dalam mobil bersama seorang laki-laki yang hendak berbuat macam-macam dengan Sarah.
Fandy membuka paksa mobil Alan, Fandy menarik Alan keluar dari mobil. Fandy memukuli Alan, hinggal Alan terjatuh. Sarah keluar dari mobil Alan dan menyuruh Fandy untuk berhenti memukuli Alan. Darah segar keluar dari hidung Alan. Sebenarnya Sarah ingin mengusap darah itu. Namun ia ingat kejadia tadi, Alan yang hendak berbuat jahat padanya.
Sarah memeluk Fandy, Fandy mengusap rambut Sarah. Ia mencoba menangkan Sarah, setelah agak tenang Fandy mengajak Sarah untuk pulang. Dan membiarkan Alan dalam kondisi mabuk dan babak belur di sana.
"Hey pelac*r mau kemana kamu ke sini."
"Sekali lagi ku katakan padamu, aku bukan pelac*r."
"Dasar Jal*ng."
Sarah tak memperdulikan ucapa Alan, ia memilih meninggalkan Alan dan berjalan pulang ke rumah.
"Untung kamu datang, terimakasih ya Fan. kamu memang sahabat terbaikku."
"Perasaanku tadi tidak enak makanya aku kemari.
Alan menelfon Rendi, ia menyuruh Rendi untuk menjemputnya di club. Rendi tahu pasti Alan datang ke club untuk menghina Sarah. Rendi mencari taksi dan datang ke club, biar bagaimana pun Alan adalah sahabatnya orang yang selalu membantunya ketika ia sedang susah.
"Andai kamu tahu Ren aku yang mencintaimu, aku yang menunggu cintamum Tapi kenapa kamu harus suka dengan Sarah dan bukan yang lain." Batin Intan.
Intan memilih untuk tidur, ia tak mau larut memikirkan Rendi yang suka dengan Sarah. Karena ia tahu Sarah tak mungkin merebut Rendi darinya.
Sampainya di rumah Fandy menyuruh Sarah untuk segera beristirahat sebelum istirahat Sarah memastikan kondisi ibunya. Ia melihay sang ibu sudah tertidur pulas. Dan barulah ia bersih-bersih badan dan kemudian tidur. Sarah teringat kejadian ketika Alan menciumnya dengan paksa. Ada perasaan aneh saat itu. Sarah memegangi bibirnya, dan Alan lah yang mengambil ciuman pertamanya. Sarah tertidur pulas mungkin karena lelah dan juga banyak fikiran.
Rendi telah sampai di depan club ia melihat Alan dalam keadaan babak belur. Ia juga melihat darah yang mulai mengring di sekitar hidung Alan.
"Siapa yang melakukan ini?"
"Kekasih Sarah."
"Siapa?"
"Aku tidak kenal denganya."
"Kenapa hal ini bisa terjadi?"
"Aku mencoba mengajak Sarah tidur denganku, karena aku mencintainya."
Rendi tahu jika saat ini Alan tengah mabuk berat dan ucapan Alan tak bisa dibenarkan. Rendi membawa Alan pulang, ia tak ingin Alan tambah bicara ngelantur. Dalam perjalanan Alan masih bicara ngelantur.
Sampailah di rumah Alan, Rendi memapah Alan masuk ke rumah Alan. Ia mengantarkan Alan sampai kamar Alan. Rendi membaringkan tubuh Alan di kasur, ia juga melepas sepatu yang dikenakan oleh Alan. Rendi memanggil asisten rumah tangga Alan, ia menyutuh mbok Tuk untuk membersihkahkan luka Alan. Dan juga mengopes memar Alan. Rendi pamit pulang karena hari semakin larut malam.
-tbc-
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Elina💞
dia cinta kayanya sm sarah,cm ego terlalu tinggi😬
2021-08-31
0
Thomas Juwita
alan beneran cinta dgn sarah atau hanya karena mabuk saja makanya ngelantur ngmgnya
2021-02-17
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like mendarat lagi
2021-01-05
0